Sukses

Pembangunan Transportasi Tak Cuma di Pulau Jawa, Ini Buktinya

Angkutan bus perintis telah beroperasi di 32 provinsi dengan 278 rute dan panjang trayek mencapai 32.262 km. Dilayani dengan 514 armada. Bahkan sudah ada angkutan perintis yang naik kelas menjadi komersial.

Liputan6.com, Jakarta Pembangunan transportasi berbasis jalan disebut tak sebatas menyasar kota-kota besar. Ternyata, ada sejumlah angkutan perintis yang juga menyasar ke daerah-daerah terpencil.

Pengamat Transportasi dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno memberikan catatannya. Pembangunan transportasi di daerah identik dengan angkutan perintis.

Djoko mencatat, angkutan bus perintis telah beroperasi di 32 provinsi dengan 278 rute dan panjang trayek mencapai 32.262 km. Dilayani dengan 514 armada. Bahkan sudah ada angkutan perintis yang naik kelas menjadi komersial.

"Angkutan bus perintis yang melintas di jalan nasional beralih menjadi trayek komersial, seperti trayek Tanjung Selor – Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. Semula tarifnya Rp 50 ribu, setelah dikomersialkan menjadi Rp 100 ribu," ujar dia dalam keterangannya, Rabu (27/12/2023).

Kemudian, bus perintis juga menyasar Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Misalnya di perbatasan Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara Timur. Ada tiga rute layanan angkutan bus perintis yang melayani warga di perbatasan.

Rinciannya, PLBN Aruk – Sambas di Provinsi Kalimantan Barat, PLBN Skow – Jayapura Provinsi Papua dan PLBN Sota – Merauke, Provinsi Papua Selatan. Ada pula terminal angkutan barang dibangun di PLBN Entikong di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat dan PLBN Skow, Kota Jayapura, Provinsi Papua.

"Juga dibangun Pelabuhan Sungai Nyamuk. Pemerintah mulai memperbaiki tata kelola Pelabuhan Sungai Nyamuk di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Kondisi pelabuhan di daerah perbatasan dengan Malaysia yang semula semrawut itu kini dibuat lebih nyaman agar pelayanan penumpang lebih optimal," bebernya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dulunya Semrawut

Sebelumnya, kata Djoko, kondisi Pelabuhan Sungai Nyamuk semrawut. Para buruh penyedia jasa angkut berebutan mencari kosumen saat setelah kapal berlabuh. Selanjutnya, penumpang melakukan tawar menawar ongkos angkutan barang di jalan yang dilintasi penumpang.

Jalan yang sempit membuat lalu lintas Pelabuhan tersendat dan terjadi penumpukan penumpang di lintasan keluar masuk orang dan barang. Mulai April 2023, mulai dilalukan penataan.

"Selain pemugaran fisik pelabuhan, tata kelola juga dibenahi agar Pelabuhan Sungai Nyamuk menjadi tempat yang nyaman bagi penumpang dan orang-orang yang bekerja di pelabuhan itu," urainya.

Angkutan Barang Perintis

Tak berhenti pada angkutan penumpang, ada pula angkutan barang perintis di sejumlah titik terluar Indonesia. Tercatat, ada 6 trayek angkutan barang perintis sepanjanh 1.474 km dengan dilayani 38 truk.

Rinciannya, Pelabuhan Malahayati - Blang Bintang (96 km) dan Pelabuhan Malahayati – Blang Pidie (814 km) di Provinsi Aceh, Selat Lampa – Rabai (72 km) di Pulau Natuna.

Lalu, Pelabuhan Tunon Taka – Kota Nunukan (13 km) di Pulau Nunukan, Pelabuhan Merauke – Boven Digoel (429 km) dan Pelabuhan Pomako – Kota Timika (50 km) di Provinsi Papua Selatan.

"Pelabuhan yang sudah disinggahi Kapal Tol Laut perlu dilengkapi dengan jaringan angkutan barang perintis, supaya harga barang masih tetap terjaga hingga pelosok pedalaman," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini