Sukses

Harga Minyak Dunia Susut Gara-gara Sentimen China

Kekhawatiran terhadap perekonomian Tiongkok membatasi kenaikan harga minyak.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak susut untuk hari keenam berturut-turut karena masih adanya sentimen bearish terhadap perekonomian Tiongkok dan produksi yang sangat tinggi di AS.

Harga minyak dunia di AS ditutup di bawah USD 70 untuk hari kedua berturut-turut setelah turun 4% sebelumnya. Sementara harga minyak The West Texas Intermediate untuk bulan Januari turun 4 sen, atau 0,06%, menjadi USD 69,34 per barel.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak bulan Februari kehilangan 25 sen, atau 0,34%, menjadi USD 74,05 per barel.

“Dengan importir minyak terbesar dunia (Tiongkok) menutup kehausannya akan minyak mentah, tekanan tetap ada pada harga karena produsen terbesar, Amerika Serikat, terus melanjutkan produksinya,” kata analis PVM Oil, John Evans melansir CNBC, Jumat (8/12/2023).

Pada sesi sebelumnya, pasar minyak dikhawatirkan data yang menunjukkan output AS tetap mendekati rekor tertinggi meskipun persediaan turun, kata analis di ANZ dalam sebuah catatan.

Stok bensin AS naik 5,4 juta barel pada pekan lalu menjadi 223,6 juta barel, menurut data Badan Informasi Energi (EIA). Angka ini jauh melebihi ekspektasi peningkatan 1 juta barel.

Kekhawatiran terhadap perekonomian Tiongkok juga membatasi kenaikan harga minyak. Data bea cukai Tiongkok menunjukkan bahwa impor minyak mentah pada bulan November turun 9% dari tahun sebelumnya.

Penyebabnya, karena tingkat persediaan yang tinggi, indikator ekonomi yang lemah dan melambatnya pesanan dari penyulingan independen melemahkan permintaan.

Meskipun total impor Tiongkok turun secara bulanan, ekspor tumbuh untuk pertama kalinya dalam enam bulan pada bulan November, hal ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur mungkin mulai mendapatkan manfaat dari peningkatan arus perdagangan global.

Lembaga pemeringkat Moody's memberikan peringatan penurunan peringkat pada Hong Kong, Makau, dan sejumlah perusahaan milik negara serta bank Tiongkok.

Ini berselang hanya satu hari setelah lembaga tersebut memberikan peringatan penurunan peringkat pada peringkat kredit negara Tiongkok.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Susut 10%

Harga minyak telah turun sekitar 10% sejak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang disebut OPEC+, mengumumkan pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari untuk kuartal pertama tahun depan.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman bertemu untuk membahas kerja sama harga minyak lebih lanjut pada hari Rabu sebagai anggota OPEC+, yang dapat memperkuat kepercayaan pasar terhadap dampak penurunan produksi.

Anggota OPEC+, Aljazair, mengatakan jika pihaknya tidak akan mengesampingkan perpanjangan atau pendalaman pengurangan pasokan minyak karena harga minyak jatuh ke level terendah baru dalam lima bulan meskipun OPEC+ mengumumkan pengurangannya minggu lalu.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Selasa bahwa kelompok tersebut siap untuk memperkuat pengurangan produksi minyak pada kuartal pertama tahun 2024 untuk menghilangkan apa yang disebutnya sebagai spekulasi dan volatilitas.

Rusia telah berjanji untuk mengungkapkan lebih banyak data tentang volume penyulingan dan ekspor bahan bakarnya setelah OPEC+ meminta Moskow untuk lebih transparan mengenai pengiriman bahan bakar rahasia dari banyak titik ekspor di seluruh negeri, sumber di OPEC+ dan perusahaan pelacakan kapal mengatakan kepada Reuters.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.