Sukses

Jakarta Jadi Tumpuan Pengendalian Inflasi Nasional, Porsinya Capai 26,89%

Jakarta menyumbang 26,89 persen terhadap inflasi nasional, kemudian Bogor sebesar 2,12 persen, Depok 5,32 persen, Tangerang 4,24 persen, dan Bekasi 7,67 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyebut, Jakarta berperan penting dalam pengendalian inflasi nasional, dengan kontribusi sebesar 26,89 persen.

Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda Pemprov DKI Jakarta, Sri Haryati, mengatakan, kendati demikian tantangan Jakarta dalam mengendalikan inflasi juga masih besar, apalagi 98 persen pangan berasal dari luar Jakarta.

"Tantangan inflasi Jakarta sangat challenging, 98 persen pangan berasal dari luar Jakarta," kata Sri dalam  Seminar Outlook Jakarta 2024, di Gedung Heritage, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Rabu (6/12/2023).

Adapun Sri menyampaikan data Hasil Survei Biaya Hidup 2023 Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat proporsi Jabodetabek terhadap inflasi adalah mencakup 46,15 persen.

Dari angka tersebut, Jakarta menyumbang 26,89 persen terhadap inflasi nasional, kemudian Bogor sebesar 2,12 persen, Depok 5,32 persen, Tangerang 4,24 persen, dan Bekasi 7,67 persen.

Sementara, jika dilihat dalam skala provinsi, Jakarta memang menyumbang 26,89 persen, Jawa Barat 20,73 persen, dan Banten menyumbang sebesar 5,72 persen terhadap pengendalian inflasi nasional.

Menurutnya, dalam mengendalikan inflasi Pemerintah Jakarta harus memiliki stok pangan yang dikelola Food Station, Dharma Jaya, hingga Pasar Jaya.

"Mengendalikan harga mau tidak mau harus punya stok, mereka punya tugas untuk menjaga stabilisasi pangan," tegasnya.

Oleh karena itu, Jakarta bersama Jawa Barat dan Banten sudah mulai berkoordinasi membahas bagaimana menjaga agar stabilisasi harga pangan tetap terjaga dengan membentuk jaringan antarpasar induk.

"Kami mulai membahas bentuk kerja sama. Harus ada jaringan antar pasar induk, karena harga terbentuk mulainya di pasar induk. Pak Arief (Kepala Badan Pangan Nasional) mendukung ide ini," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jakarta Jadi Tumpuan Pengendalian Inflasi Nasional, Porsinya Capai 26,89%

Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi pada November 2023 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasiIndeks Harga Konsumen (IHK) November 2023 tercatat sebesar 0,38% (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,86% (yoy).

Direktur Eksekutif Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

BACA JUGA: USD Perkasa Hari Ini 5 Desember 2023, Rupiah Amblas ke 15.500 per Dolar AS"Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5%±1% pada 2024," kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (1/12/2023). 

Inflasi inti tetap terjaga rendah. Inflasi inti pada November 2023 tercatat sebesar 0,12% (mtm), meningkat dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,08% (mtm). Realisasi inflasi inti pada November 2023 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan dan gula pasir.

Secara tahunan, inflasi inti November 2023 tercatat sebesar 1,87% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,91% (yoy).

3 dari 3 halaman

Volatile Food

Inflasi kelompok volatile food meningkat. Kelompok volatile food pada November 2023 mencatat inflasi sebesar 1,72% (mtm), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,21% (mtm). Peningkatan inflasi volatile food tersebut disumbang terutama oleh inflasi pada komoditas aneka cabai, bawang merah, dan beras.

Peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi daging ayam ras dan aneka ikan. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 7,59% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,54% (yoy).

Administered Prices

Inflasi kelompok administered prices tercatat menurun. Kelompok administered prices pada November 2023 mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,46% (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi oleh deflasi bensin akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi.

Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices menjadi sebesar 2,07% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,12% (yoy).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.