Sukses

Asosiasi Transportasi Bantah Pemerintah Beli Barang Rongsokan untuk MLFF

Penerapan sistem pembayaran tol tanpa henti, atau multi lane free flow (MLFF) mendapat kecaman keras dari Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade.

Liputan6.com, Jakarta Penerapan sistem pembayaran tol tanpa henti, atau multi lane free flow (MLFF) mendapat kecaman keras dari Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade.

Dalam rapat kerja Komisi VI bersama Menteri BUMN Erick Thohir, politikus Partai Gerindra ini bilang Indonesia tidak membutuhkan barang rongsokan seperti itu.

"Perusahaan BUMN (selaku Badan Usaha Jalan Tol/BUJT) kita dipaksa oleh PUPR beli itu barang rongsokan. Padahal kita enggak butuh teknologi itu," kecam Andre Rosiade beberapa waktu lalu.

Menurut dia, pemerintah seharusnya lebih memaksimalkan perangkat on board unit (OBU) jika ingin melewati jalan tol tanpa setop. "Kalau hanya sebatas teknologi tanpa sentih, tinggal pasang OBU saja di mobil. Itu udh kayak di Jepang atau di mana-mana," imbuhnya.

Menanggapi pernyataan tersebut, VP of Standardization and Monitoring Evaluation Asosiasi Sistem Transportasi Cerdas (ITS) Resdiansyah menjelaskan, teknologi MLFF yang dioperasikan oleh sistem satelit navigasi global (GNSS) menawarkan tiga opsi pembayaran.

Ditempel di Smartphone

Selain melalui perangkat OBU, MLFF juga menyediakan opsi pembayaran tol tanpa henti via electronic OBU (E-OBU) yang tertempel di smartphone, dan electronic route ticket sekali pakai bagi yang jarang berpergian menggunakan jalan tol.

"Kenapa kita kasih tiga alternatif, karena di Indonesia adalah pengguna IT, kita belum pengembang IT. Ada yang sudah mampu gunakan gadget, ada yang belum. Kendaraan komersial itu kan sopirnya ganti-ganti," kata Resdiansyah di Jakarta, Selasa (5/12/2023).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dikelola Perusahaan Hongaria

Adapun sistem MLFF ini akan dikelola oleh perusahaan Hongaria, Roatex Ltd Zrt melalui anak usahanya PT Roatex Indonesia Toll System (RITS). Namun, Resdiansyah menegaskan bahwa pemerintah maupun perusahaan pengelola jalan tol mengeluarkan uang untuk memakai sistem tersebut.

"Pemerintah tidak keluar uang satu rupiah pun. Kemudian mereka diberikan konsensi 9 tahun, konsesinya pun tidak boleh menaikkan tarif tol, mereka ambilnya dari service fee," ujar dia.

BUJT bersangkutan nantinya hanya perlu membayar jasa pelayanan kepada RITS untuk perawatan tol yang biasanya dipakai untuk memperbaiki mesin atau pintu tol yang rusak.

Bahkan selepas RITS habis kontrak, teknologi GNSS pada sistem MLFF nantinya bisa dikembangkan oleh anak bangsa. Bukan hanya untuk pembayaran tol, tapi juga memfasilitasi jasa layanan parkir dan sebagainya.

"Jadi setelah 9 tahun teknologinya ke kita bisa kita kembangkan lagi. GNSS itu teknologi masa depan. Tempat parkir pun 10 tahun ke depan akan pakai GNSS. Keluar rumah ke tol ke parkir itu semua akan gunakan GNSS," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini