Sukses

Jangan Terkecoh UMP 2024, Pekerja di Atas 1 Tahun Bisa Kantongi Upah Aktual Lebih Besar

Pekerja yang sudah memiliki kompetensi harusnya tak lagi meributkan UMP 2024

Liputan6.com, Jakarta Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam, menyayangkan sikap serikat buruh yang kelimpungan dengan formulasi upah minimum provinsi atau UMP 2024 yang ditetapkan pemerintah.

Pasalnya, mengacu Pasal 24 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2023, upah minimum sendiri hanya berlaku bagi pekerja atau buruh dengan masa kerja kurang dari 1 tahun pada perusahaan bersangkutan. Sementara pekerja yang sudah memiliki kompetensi harusnya tak lagi meributkan UMP.

"Kita harus memperhatikan upah aktualnya lebih penting, bukan upah minimumnya," kata Bob Azam kepada Liputan6.com, Kamis (16/11/2023).

Menurut dia, perhitungan upah aktual bisa diukur melalui struktur skala upah yang dibuat oleh setiap perusahaan. Sebab, masing-masing perusahaan punya karakter bisnisnya sendiri-sendiri.

Sehingga, Bob Azam mengajak serikat buruh lebih berfokus pada struktur skala upah untuk menghitung upah aktual. Salah satu caranya, dengan membuat sertifikasi kompetensi pekerja di masing-masing sektor.

"Itu yang harus dibangun, harus di-training mengenai struktur skala upah. Beberapa perusahaan sudah menerapkan. Secara nasional mungkin belum diterapkan. Itu yang sebenarnya dari waktu ke waktu harus kita bangun. Kalau enggak akan terus menerus kayak gini," imbuhnya.

Bob Azam pun mempersoalkan sosial dialog yang kerap belum terjadi di internal beberapa perusahaan. Walhasil, perusahaan bisa seenak jidat menentukan gaji para karyawan tanpa mempertimbangkan kompetensi ataupun lama masa kerjanya.

"Persoalan di kita itu tidak terjadi sosial dialog di level perusahaan. Diambil alih jadi isu nasional. Ini kan jadi enggak bagus. Padahal, yang tahu maju/mundurnya perusahaan, kemampuan bayar perusahaan itu ada SP di perusahaan tersebut," keluhnya.

"Jadi kita hubungan industrialnya kayak macam tidur. Begitu Oktober, November, Desember baru rame. Sedangkan negara lain mereka sosial dialog sepanjang tahun. Sehingga sampai akhir tahun mereka sudah saling mengerti. Kita kan enggak dicicil. Baru November, Desember, hantem. Sosial dialog di Indonesia itu yang paling jelek," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini