Sukses

Inflasi Argentina Tembus 124 Persen, Tertinggi Sejak 1991

Jajak pendapat analis bank sentral memperkirakan inflasi negara itu akan berada di atas 169 persen.

Liputan6.com, Jakarta Tingkat inflasi tahunan Argentina melonjak hingga 124,4 persen pada Agustus 2023 dan mencapai tingkat tertinggi sejak tahun 1991.

Melonjaknya harga, yang lebih tinggi dari perkiraan memaksa konsumen untuk menghadapi tantangan salam menemukan pilihan yang lebih murah karena kenaikan harga meninggalkan perbedaan besar dari satu toko ke toko lainnya.

Mengutip US News, Kamis (14/9/2023) angka inflasi Argentina pada bulan Agustus 2023 menyentuh 12,4 persen, angka yang cukup mengejutkan bahkan sebagai angka tahunan di sebagian besar negara di seluruh dunia – mendorong tingkat kemiskinan melampaui 40 persen.

"Setiap harinya, barang-barang di Argentina menjadi semakin mahal, seperti selalu berpacu dengan waktu, mencari dan mencari," ungkap seorang warga bernama Laura Celiz, saat berbelanja bahan makanan di Tapiales, Buenos Aires.

"Dengan cara ini kami mencoba untuk mengalahkan inflasi atau setidaknya sedikit bersaing dengannya," kata suami Laura, Fernando Cabrera.

Jajak pendapat analis bank sentral, yang dirilis setelah data inflasi, memperkirakan inflasi Argentina pada akhir tahun akan berada di atas 169 persen.

Inflasi Melonjak Tajam

Angka tersebut merupakan peningkatan tajam dari perkiraan sebulan sebelumnya sebesar 141 persen.

Mereka memperkirakan inflasi bulanan Argentina sebesar 12 persen pada bulan September dan 9,1 persen pada bulan Oktober.

Dilaporkan, Argentina tengah dalam siklus krisis ekonomi, dengan hilangnya kepercayaan terhadap peso yang menyebabkan depresiasi terus-menerus, inflasi tiga digit, cadangan bank sentral yang negatif, dan perekonomian yang lesu akibat kekeringan yang melanda sektor pertanian.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dihantui Ketidakpastian

Negara ini juga sedang berjuang untuk menyelamatkan kesepakatan senilai USD 44 miliar dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan menghadapi prospek tagihan hukum senilai USD 16 miliar setelah keputusan pengadilan AS terkait pengambilalihan perusahaan energi YPF oleh negara satu dekade lalu.

Inflasi sendiri masih bisa menjadi lebih buruk di tengah ketidakpastian pemilu, yang telah menghidupkan kembali ingatan akan hiperinflasi pada tahun 1980an di antara masyarakat Argentina yang pernah mengalaminya.

"Beberapa perkiraan mengatakan inflasi bisa meningkat hingga 180 persen, itulah sebabnya kita berbicara tentang rekor tingkat inflasi," kata analis ekonomi lokal Damian Di Pace, seraya menambahkan bahwa negara-negara lain di kawasan Amerika Selatan melihat inflasi mereda.

 

3 dari 3 halaman

Inflasi Tiga Digit

"Sementara negara-negara Amerika Latin lainnya mengalami inflasi satu digit, Argentina sudah mencapai tiga digit," ucapnya.

"Devaluasi mata uang sebesar 20 persen yang diberlakukan oleh IMF, kami tahu hal itu akan merugikan kantong seluruh keluarga di Argentina," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.