Sukses

Kementan Lakukan Pompanisasi untuk Selamatkan 250 Hektare Lahan Sawah di Soppeng

Dalam rangka meminimalisir dampak El Nino, Kementerian Pertanian melakukan pompanisasi untuk menyelamatkan 250 hektare lahan sawah yang terancam gagal panen di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Soppeng Dalam rangka meminimalisir dampak El Nino, Kementerian Pertanian melakukan pompanisasi untuk menyelamatkan 250 hektare lahan sawah yang terancam gagal panen di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Selain pompanisasi, sumber air juga sudah dibangun oleh pemerintah untuk meminimalisir dampak El Nino, seperti embung dan dam parit.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa sumber air tersebut dibangun untuk mengantisipasi kekeringan akibat El Nino. Sementara itu, strategi pompanisasi dan pipanisasi yang diterapkan Ditjen PSP sebagai langkah mitigasi kekeringan sudah efektif dan petani tetap bisa bercocok tanam meskipun terancam kekeringan.

“Pompanisasi dan pipanisasi menurut saya adalah program yang sangat efektif karena bisa menanam dengan hasil tiga kali lipat. Sistem ini juga sangat efisien menghemat anggaran negara,” katanya.

"Para petani juga bisa menggunakan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian sebagai permodalan utama dalam meningkatkan produktivitas budi daya," jelas Mentan SYL.

Ia juga mengatakan bahwa petani bisa memperbaiki lahan kering dengan membeli Alsintan maupun mesin pencacah untuk panen.

“Kita harus memperkokoh kekuatan sumber daya manusia (SDM) kita melalui KUR. Kemudian memperkokoh produksi kita dengan benih unggul dan pengembangan pupuk organik,” kata Mentan SYL.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Upaya yang Dilakukan Kementan

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menjelaskan bahwa Kementan telah melaksanakan banyak program pengembangan bangunan konservasi air, seperti embung, irigasi perpompaan dan perpipaan.

"Di sini ada saluran irigasi Lajaroko mengairi sawah seluas 912 hektare. Kondisi saat ini air sangat berkurang sehingga air di saluran tidak dapat menjangkau lahan sawah sekitar 250 hektare, sehingga luas tanaman padi ini terancam gagal panen," jelasnya.

Ali Jamil juga menegaskan bahwa Kementan akan memprioritaskan dan mengawal pemanfaatan sumber-sumber air sebagai suplesi pada lahan sawah yang terdampak kekeringan.

“Kami segera mengindentifikasi sumber air alternatif yang masih tersedia dan dapat dimanfaatkan melalui perpompaan dan irigasi air tanah dangkal,” tegasnya.

“Kita minta, manfaatkan semua pompa air yang tersedia di daerah dan kerahkan Brigade Alsintan untuk membantu petani dalam mengamankan standing crop dan memitigasi kekeringan,” jelas Ali Jamil.

3 dari 3 halaman

Kumpulkan Pompa Air

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng, Fajar menyebut bahwa pihaknya telah berupaya untuk mengumpulkan pompa air dari petani dan juga dari Brigade Alsintan. Ia mengatakan, sekitar 20 unit dikerahkan untuk penyelamatan padi seluas 250 hektare hingga panen kira-kira 2-3 minggu kemudian.

"Pompa air ini dikerahkan dan memaksimalkan sisa air yang masih ada di saluran agar dapat menjangkau lahan sawah yang berada di atasnya," sebutnya.

Fajar juga mengatakan bahwa pihaknya tengah mengoptimalkan sumber air dari sumur tanah dangkal yang ada di sekitar lahan yang terancam gagal panen.

"Alhamdulillah dengan upaya pompanisasi yang dilakukan sampai dua minggu ke depan diperkirakan air masih cukup mengairi sawah 250 hektare bisa terselamatkan," katanya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini