Sukses

Bill Gates Anggap Sekolah Membosankan Sebelum Ngobrol dengan Guru SMP Sekolahnya

Bill Gates pun pernah menganggap sekolah itu membosankan saat masih kecil karena kegiatan sekolah yang tidak menarik

Liputan6.com, Jakarta - Siapa sangka miliarder dunia Bill Gates pun pernah menganggap sekolah itu membosankan saat masih kecil. Saat di sekolah menengah, Gates tidak menganggap belajar sebagai hal yang "menarik," katanya baru-baru ini di podcast "Unconfuse Me", dalam sebuah episode yang menampilkan CEO Khan Academy, Sal Khan.

"Di awal pelajaran matematika, saya agak malas," kata Gates, 67 tahun. "Dan seorang guru di kelas delapan berkata, 'Kenapa kamu begitu malas? Kamu seharusnya bisa sangat pandai dalam hal ini. Saya berkata, 'Tapi kami tidak melakukan sesuatu yang menarik."

Itu mungkin sebuah alasan, ia menambahkan. "Saya memiliki pandangan bahwa, semakin sedikit usaha yang Anda lakukan, semakin keren Anda," ujar dia melansir CNBC, Kamis (24/8/2023).

Namun, sang guru melihat potensi Gates dan mengambil kesempatan ini untuk mendorong Gates agar lebih giat belajar. "Dia akan memberikan saya buku-buku untuk dibaca dan membantu mendorong saya," kata Gates.

"Hal itu membuat perbedaan besar karena dia menganggap saya membuang-buang waktu. Hal itu mengubah seluruh pandangan saya tentang pendidikan."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih Dari Separuh Siswa Bosan Belajar di Dalam Kelas

Sekitar 75% remaja melaporkan bahwa mereka merasa bosan di dalam kelas, dan menambahkan bahwa stres dan kelelahan juga berkontribusi pada pandangan negatif mereka, demikian temuan studi Yale pada tahun 2020. Guru dapat membuat siswa lebih terlibat dengan membuat pelajaran mereka lebih efektif, tulis profesor Universitas Bryant Michael Roberto dalam sebuah posting blog Harvard Business School tahun 2021.

"Hindari ceramah panjang, yang merupakan aktivitas kelas yang sangat pasif, dan sebagai gantinya pilihlah aktivitas yang melibatkan siswa," tulis Roberto, seraya menambahkan bahwa menggabungkan video pendek, aplikasi jajak pendapat, kerja kelompok, dan berbagi merupakan cara yang bagus untuk menarik perhatian siswa

Gates kemudian mengembangkan kemampuan matematika dan coding-nya di sekolah menengah, sebelum keluar dari Universitas Harvard untuk mendirikan Microsoft pada tahun 1975. Saat ini, sebagian besar upaya filantropinya berkisar pada akses pendidikan dan kualitas sekolah, baik di AS maupun di seluruh dunia.

Dalam waktu dekat, kecerdasan buatan mungkin dapat membantu mendorong siswa dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh guru kelas delapan Gates, yakni untuk menjaga agar anak-anak tetap berpotensi meskipun tidak diperhatikan oleh para pengajar yang sibuk dan terlalu banyak bekerja.

"Saya rasa AI akan menjadi seperti guru SMA yang hebat yang benar-benar menilai esai Anda, dan Anda kembali dan berpikir, 'Oke, saya harus melangkah ke sana,'" kata Gates.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini