Sukses

Ketua OJK Sebut Momen Pemilu Bakal Dongkrak Kinerja Sektor Keuangan

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyebutkan sektor jasa keuangan akan makin kuat hingga akhir 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menilai momentum pemilihan umum (Pemilu) akan meningkatkan kinerja sektor jasa keuangan. Dengan demikian juga akan berdampak terhadap aktivitas perekonomian nasional.

"Dengan adanya kegiatan berkaitan dengan aktivitas Pemilu, malah diperkirakan seperti pada masa lalu, juga akan meningkatkan aktivitas perekonomian. Justru, harapannya menjadi tambahan perekonomian yang bisa meningkatkan pertumbuhan itu juga,” tutur Mahendra, kepada wartawan usai Sidang RUU APBN Tahun Anggaran 2024 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2023-2024 di Gedung MPR/DPR, Rabu (16/8/2023), seperti dikutip dari Antara.

Mahendra Siregar juga menilai, penurunan peringkat dari lembaga pemeringkat utang Amerika Serikat (AS) Moody’s terhadap peringkat kredit beberapa bank kecil hingga menengah di AS, tidak akan berpengaruh terhadap kinerja sektor keuangan dalam negeri.

"Kemungkinan belum. Kalau dari kaca mata, tidak akan berpengaruh ke kondisi perbankan kita. Karena, katakanlah eksposur ke perbankan kita dari Amerika Serikat itu sangat keil sekali,” ujar dia.

Selain itu, Mahendra menuturkan sektor jasa keuangan Indonesia akan makin kuat pada sisa akhir 2023 jelang Pemilu 2024 terutama sektor perbankan. Ia menilai, capaian dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit akan meningkat pada akhir 2023, dari sebelumnya sempat turun pada semester I 2023.

"Memang, kalau lihat dari revisi rencana bisnis bank, tetap ada optimisme yang kuat meningkat pada kuartal III dan kuartal IV 2023 termasuk kredit dengan sendirinya. Itu akan kuat pada sisa akhir tahun ini. DPK mapun kredit tetap akan kuat di sisa tahun ini,” tutur Mahendra.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Moody's Tinjau Peringkat Utang Bank

Sebelumnya, Moody’s menuturkan tengah meninjau peringkat utang sejumlah bank besar, termasuk Bank of New York Mellon (BK.N), US Bancorp (USB.N), State Street (STT.N), dan Truist Financial (TFC.N).

Moody’s juga prediksi pertumbuhan negatif untuk 11 lembaga keuangan, termasuk PNC Financial Services Group, Capital One Financial Corp, dan Citizens Financial Group Inc. Hal ini berdampak terhadap saham PNC merosot 4,6 persen dan Capital One susut 3 persen.

Pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD pada Rabu, 16 Agustus 2023, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengembangkan industri keuangan digital Indonesia supaya dapat tumbuh sehat, berkelanjutan dan senantiasa mengutamakan perlindungan konsumen.

“Penguatan daya saing industri keuangan digital kita akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif, berkelanjutan dan berkeadilan,” kata Ketua MPR Bambang Soesatyo.

3 dari 4 halaman

OJK Bidik Penghimpunan Dana di Pasar Modal Bisa Tembus Rp 200 Triliun Tahun Ini

Sebelumnya, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia ditargetkan bisa dapat mencapai sebesar Rp200 triliun pada tahun 2023 ini.

Sampai 9 Agustus 2023, pasar modal Indonesia telah berhasil menghimpun dana mencapai Rp165,22 triliun dari semua instrumen yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan upaya penghimpunan dana pada tahun ini akan lebih berat, apabila dibandingkan dengan tahun lalu yang mana BEI berhasil menghimpun dana mencapai Rp 233 triliun dari semua instrumen

Ii dia ungkapkan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 46 pasar modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta melansir Antara, Jumat (11/8/2023).

Dikatakan, belum meredanya volatilitas di tingkat global, ditambah momentum menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan mempengaruhi penghimpunan dana.

“Dalam target kita, tahun ini Rp200 triliun. Itu melihat kondisi 2023 yang berbeda dengan 2022. Ketidakpastian global belum reda, lalu ada juga election (Pemilu 2024), itu akan mempengaruhi penghimpunan dana,” ujar Inarno.

Dari sisi pencatatan efek, sampai 9 Agustus 2023, BEI telah berhasil menorehkan 62 pencatatan efek saham dengan nilai fund raised sebesar Rp49,15 triliun, 70 emisi obligasi, 2 Exchange-Traded Fund (ETF) baru, 1 Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP), dan 82 Waran Terstruktur sepanjang 2023.

 

4 dari 4 halaman

Jumlah Investor

Sampai 8 Agustus 2023, jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) meningkat 1,15 juta investor menjadi 11,47 juta Single Investor Identification (SID) investor saham, obligasi, dan reksa dana.

Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bertekad untuk terus memperkuat integritas pelaku pasar modal, sehingga akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.

Dia menyebut penguatan integritas pasar modal tersebut, salah satunya untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor dan masyarakat.

“Kami terus tingkatkan integritas. Integritas pelaku pasar, integritas anggota bursa, integritas produk-produknya, integritas perusahaan- perusahaan emiten, lintas profesi pengendalian pasar modal, SRO, dan pengawas serta regulatornya,” ujar Mahendra

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.