Sukses

PT SMF Kucurkan Rp 420 Juta untuk Pembiayaan Homestay di Desa Salenrang

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF memberikan pembiayaan homestay kepada salah satu Desa Wisata terbaik di Indonesia yakni Desa Salenrang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Jakarta PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF memberikan pembiayaan homestay kepada salah satu Desa Wisata terbaik di Indonesia yakni Desa Salenrang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. 

Bertempat di Balai Desa Salenrang, yang berada di sekitar obyek wisata Rammang-rammang, dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pembiayaan homestay yang dilakukan oleh Direktur Utama PT SMF, Ananta Wiyogo dengan perwakilan pengurus BUMDes Appakabaji, Salenrang, Maros. 

Melalui kerja sama ini rencananya SMF akan mengalirkan pembiayaan homestay di Desa Salenrang dengan total aliran dana sebesar Rp 420 juta untuk 14 homestay. SMF dalam kerja sama ini berperan sebagai pemberi pembiayaan homestay milik masyarakat di desa atau lokasi wisata melalui BUMdes. 

Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi dapat mengajukan permohonan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat untuk kemudian diteruskan kepada BUMdes, dianalisis dan direkomendasikan untuk mendapatkan aliran dana.

Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengungkapkan Desa Salenrang merupakan desa yang memiliki potensi wisata yang berlimpah, yang dapat berkontribusi positif pada kebangkitan wisata nasional.

“Kami melihat Provinsi Sulawesi Selatan memiliki banyak potensi pariwisata prioritas yang sangat menakjubkan baik yang berbasis keindahan alam, pemberdayaan masyarakat dan ekonomi kreatif yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat lokal,” ucap Ananta, Jumat (11/8/2023).

Pembiayaan Homestay

Kegiatan pembiayaan homestay ini dilakukan dengan menggunakan dana program kemitraan SMF. Secara keseluruhan, SMF sendiri mendapatkan dana operasionalnya salah satunya berasal dari APBN dimana salah satu sumbernya berasal dari dana pajak yang dibayarkan masyarakat kepada negara. 

Melalui program pembiayaan homestay ini, dana dari negara tersebut dikembalikan bagi kepentingan masyarakat agar terjadi perubahan baik secara sosial maupun ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Ananta berharap pembiayaan homestay SMF di Rammang-rammang dapat memberikan dampak sosial maupun ekonomi yang nyata baik bagi daerah maupun masyarakat setempat. 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rumah di Kawasan Kumuh Bakal Direnovasi, Anggarannya Rp 1,28 Miliar

Kementerian Keuangan, melalui Special Mission Vehicle (SMV) nya yaitu PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp1,285 miliar untuk merenovasi 28 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh.

Warga Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten kini mulai dapat tersenyum sumringah, sebab RTLH yang mereka tempati di permukiman kumuh Teluk, Pandeglang, akan segera direnovasi dan menjadi Rumah Layak Huni.

Bantuan tersebut merupakan bantuan dana hibah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang disalurkan melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).

Dalam merealisasikan program tersebut SMF bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Banten dan Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR.

Hal tersebut direalisasikan melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Sinergi antara SMF, Pemerintah Kabupaten Pandeglang, dan Kementerian PUPR yang ditandatangani langsung oleh Bupati Pandeglang, Ina Nurlina, Pejabat Pembuat Komitmen Pembinaan Manajemen 2, Direktorat PKP, Mokhamad Fakhrur Rifqie., dan Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo.000

 

3 dari 3 halaman

Kualitas Rumah

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh merupakan implementasi dari tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs (Sustainable Development Goals) yang dicanangkan oleh Pemerintah khususnya pilar ke 11 terkait pembangunan kota dan permukiman berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan SMF dalam mengentaskan rumah dengan kategori kumuh dan pengentasan kemiskinan ekstrem.

"Pandeglang menjadi kota ke 18 dari 21 lokasi yang bekerja sama SMF dalam pembenahan Kawasan kumuh," kata Ananta, Selasa (18/7/2023).

Lebih lanjut ia menyampaikan Labuan, Pandeglang dipilih karena merupakan jantung perekonomian Kabupaten Pandeglang yang sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah pesisir dengan luas wilayah 0sebesar 2747 Km2 atau sebesar 29,98persen dari wilayah Provinsi Banten.

Kawasan kumuh Labuan, berdasarkan Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 2 Tahun 2020, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2031, termasuk ke dalam sistem pusat pelayanan PKL dengan kriteria kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai kegiatan dan jasa yang melayani skala Kabupaten atau beberapa kecamatan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini