Sukses

COP28 dan UNFCCC Sepakat Susun Komitmen Sukseskan Transformasi Iklim

Kepresidenan COP28 dan Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) telah menandatangani Perjanjian Tuan Rumah, untuk memperkuat komitmen bersama terkait perubahan iklim

Liputan6.com, Jakarta Kepresidenan COP28 dan Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) telah menandatangani Perjanjian Tuan Rumah, untuk memperkuat komitmen bersama terkait inklusivitas dan transparansi pada COP28 serta mampu menampung kemajuan yang transformatif dan solid pada agenda-agenda aksi iklim.

Pernyataan bersama ini telah ditandatangani oleh Presiden Terpilih COP28, Dr. Sultan Al Jaber dan Sekretaris Eksekutif UNFCCC, Simon Stiell, pada sebuah pertemuan di Abu Dhabi, UEA.

Perjanjian Tuan Rumah ini menciptakan basis legal yang kuat untuk Konferensi Iklim PBB tahun ini.

Seiring dengan penandatanganan perjanjian, sebuah pernyataan bersama juga disetujui untuk menggarisbawahi pentingnya inklusivitas, transparansi, dan rasa menghargai, sebagai bagian dari keberlangsungan COP yang memungkinkan adanya persatuan dan pencapaian yang lebih ambisius.

Dr. Al Jaber menekankan bahwa inklusi merupakan landasan penting dari Kepresidenan COP28.

“Rencana aksi dari COP28 berfokus pada empat pilar utama yaitu: percepatan transisi energi; memperbaiki pendanaan perubahan iklim; fokus pada manusia dan kehidupan; serta memastikan agar sepenuhnya inklusif. Kepresidenan COP28 meyakini bahwa inklusivitas merupakan kunci penting untuk bisa mencapai kemajuan yang transformatif pada agenda iklim kita. Hanya dengan mengatasi perbedaan yang ada dan bekerja sama, kita dapat meningkatkan ambisi bersama dan mencapai kemajuan agar peningkatan suhu yang terbatasi pada 1.5C tetap dalam batas aman,” katanya, Rabu (2/8/2023). 

Junjung Tinggi Nilai-Nilai PBB

Stiell juga kembali memperkuat dedikasi UNFCCC dalam menjunjung tinggi nilai-nilai PBB di COP28 dan memastikan bahwa suara mereka yang paling terdampak perubahan iklim dapat didengar dan diwakili oleh para pemimpin. 

“Sebagai pengawal dari proses yang ada, sekretariat ini didedikasikan untuk mendukung seluruh pihak dalam mengimplementasikan komitmen iklim mereka, termasuk di bawah Perjanjian Paris. Untuk mendorong aksi iklim dan ambisi ke depan, kami berkomitmen kuat untuk memastikan bahwa nilai-nilai PBB dijunjung tinggi di COP. Kami juga melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa ini akan menjadi prosesi COP yang mendengar suara anak muda, perempuan, komunitas lokal, masyarakat adat, dan mereka yang paling terkena dampak perubahan iklim," tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sejalan dengan pedoman dari UNFCCC dan mematuhi norma serta prinsip hak asasi manusia internasional, para aktivis iklim akan disediakan ruang untuk untuk berkumpul secara damai dan menyuarakan pendapat mereka.

“Kami akan berkerjasama untuk membuat COP28 sebagai Konferensi Perubahan Iklim PBB yang paling inklusif di masa ini. Untuk itu, kami juga telah menulis kepada seluruh pihak yang terlibat untuk mendesak peningkatan partisipasi dan keterlibatan yang berarti dari anak muda, perempuan, komunitas lokal, dan masyarakat adat sebagai anggota delegasi Partai dan pengamat untuk COP. Selain itu, dalam pengambilan keputusan tentang iklim, kebijakan, dan tindakan saat persiapan acara dan saat diadakannya COP28, dengan menyediakan kualitas dan modalitas partisipasi yang sesuai,” ungkapnya dalam pernyataan tersebut.

Inklusivitas penuh selama proses COP adalah salah satu dari empat pilar yang akan menjadi fokus COP28. Tiga pilar lainnya adalah mempercepat transisi energi, memperbaiki pendanaan perubahan iklim, dan berfokus pada kehidupan dan penghidupan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini