Sukses

Kurangi Limbah Tekstil, Prancis Subsidi Reparasi Baju dan Sepatu Warganya

Prancis akan memperkenalkan skema yang akan mensubsidi perbaikan pakaian dan sepatu untuk mengurangi limbah dan polusi dari industri tekstil.

Liputan6.com, Jakarta Prancis mengeluarkan skema unik dalam mendorong masyarakatnya berpartisipasi dalam mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Negara itu akan memperkenalkan skema yang akan memberikan subsidi perbaikan pakaian dan sepatu untuk mengurangi limbah dan polusi dari industri tekstil.

Melansir laman CNN, Jumat (14/7/2023), di bawah skema yang diumumkan oleh sekretaris negara untuk ekologi Bérangère Couillard, Prancis menawarkan bantuan yang bervariasi, mulai dari 6 euro hingga 25 euro untuk perbaikan pakaian dan sepatu, tergantung pada kerumitan perbaikan.

Sebagai contoh, potongan sederhana dari jahitan ulang akan menerima subsidi 6 euro, sementara mereparasi sepasang sepatu akan ditawarkan seharga 25 euro.

"Ini bisa mendorong orang-orang yang telah membeli, misalnya, sepatu dari merek yang membuat sepatu berkualitas baik atau pakaian siap pakai berkualitas baik untuk ingin memperbaikinya daripada membuangnya," kata Couillard dalam sebuah konferensi pers.

"Dan itulah tujuannya, untuk menciptakan ekonomi sirkular untuk sepatu dan tekstil sehingga produk bertahan lebih lama, karena di pemerintahan kami percaya pada kehidupan kedua suatu produk," jelasnya.

Couillard juga mengungkapkan, industri tekstil di Prancis akan bertanggung jawab atas seperempat emisi gas rumah kaca global pada tahun 2050, dengan tekstil yang dikenal sebagai industri paling berpolusi kedua di dunia.

"Yang saya harapkan adalah Prancis akan menyadari apa yang dapat kita lihat, yaitu dampak dari industri tekstil di seluruh dunia saat ini," katanya. "Sehingga mereka sendiri dapat menyadari penyimpangan dari cara kita mengonsumsi sekarang," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Libatkan Swasta

Kementerian ekologi Prancis juga telah menginstruksikan sebuah organisasi swasta bernama Refashion untuk memulai skema tersebut.

Penjahit, merek pakaian, dan bengkel dapat bergabung dengan inisiatif ini secara gratis melalui Refashion, yang akan mengumpulkan kontribusi ramah lingkungan kecil dari penjualan untuk menutup subsidi.

Namun, pemerintah tidak akan mendanai skema tersebut, yang dijadwalkan akan dimulai pada bulan Oktober mendatang.

Untuk pelanggan, subsidi akan langsung diambil dari tagihan mereka. Refashion kemudian akan mengatur agar perusahaan yang mendaftar ke skema tersebut akan dikembalikan dalam waktu 15 hari.

3 dari 3 halaman

700.000 Ton Pakaian di Prancis Menjadi Limbah Tekstil

Refashion mengungkapkan bahwa, sebanyak 3,3 miliar potong pakaian, sepatu, dan linen rumah tangga dipasarkan di Prancis pada tahun 2022 dan, menurut kementerian, 700.000 ton pakaian dibuang oleh masyarakat di negara itu setiap tahun, dua pertiganya berakhir di tempat pembuangan sampah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.