Sukses

Punya Rekan Kerja yang Otoriter? Begini 3 Solusi Mengatasinya

Mereka bukan penguasa, tetapi benar-benar bertindak seakan seperti bos.

Liputan6.com, Jakarta Dalam lingkungan kerja akan ditemukan beragam tipe karyawan. Salah satunya mungkin pernah Anda rasakan yaitu rekan kerja yang haus akan kekuasaan. Dialah yang selalu ingin berkuasa hingga bersikap otoriter.

Lantas, bagaimana solusinya menghadapi rekan kerja yang haus akan kekuasaan?

Katy DeCelles sebagai profesor perilaku organisasi di Universitas Toronto yang meneliti konflik, emosi, moralitas, dan agresi, ikut menulis makalah berjudul “ Vigilantes at Work: Examining the Frequency of Dark Knight”, terbit pada 2017 lalu.

“Vigilante cenderung menjadi orang yang percaya diri, mereka lebih bermoral daripada orang kebanyakan,” katanya.

“Dan kebanyakan orang berpikir begitu, tapi itu jauh lebih kuat dan lebih kaku, di tempat kerja main hakim sendiri,” ungkap dia seperti mengutip CNBC, Kamis (8/6/2023).

Mereka bukan penguasa, tetapi benar-benar bertindak seakan seperti bos. “Mereka adalah orang-orang yang benar-benar ingin memiliki semacam kendali atau otoritas,” katanya.

Berada di kantor dengan rekan yang sering main hakim sendiri di tempat kerja bisa membuat Anda kena mental. Namun tidak perlu khawatir, ada cara untuk menangani ini untuk meminimalkan stres dan gangguan, kata DeCelles.

1. Terbuka kepada atasan atau bos

“Jika ada sesuatu yang dapat ditafsirkan dengan cara yang buruk atau digunakan untuk melawan, pastikan Anda memiliki kejelasan dengan orang yang berkuasa tentang masalah itu,” kata DeCelles.

Misalnya, jika Anda tidak dapat menghadiri acara perusahaan, klarifikasi dengan manajer mengenai alasan dan pastikan tidak ada masalah. Dengan cara ini, jika rekan kerja Anda yang terlalu waspada mengungkitnya, atasan Anda akan mengetahuinya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Bicaralah dengan rekan kerja secara langsung

Mereka mungkin tidak menyadari seberapa sering mengomentari karya Anda. Atau, mereka mungkin tidak menyadari bahwa Anda memperhatikan seberapa sering mereka mengomentari karya Anda.

Either way, tidak ada salahnya memberi mereka penjelasan singkat dan informal, kata DeCelles.

Misalnya, jika Anda melakukan tugas dengan cara yang mereka anggap salah, Anda cukup mengatakan, “Oh, terima kasih atas bantuan Anda, tetapi manajer saya sebenarnya mengatakan ini baik-baik saja.”

 

3 dari 3 halaman

3. Bicaralah dengan kolega

Jika rekan kerja Anda tidak menyerah, bicaralah dengan karyawan lain untuk mengetahui apakah mereka memperhatikan perilaku serupa. “Jika seseorang memantau lingkungan, itu bukan hanya Anda,” katanya.

Pergi ke HR, Anda memiliki kasus yang lebih kuat terhadap main hakim sendiri di tempat kerja jika Anda dapat menunjukkan bahwa ini adalah pola perilaku, sebagai lawan perselisihan interpersonal.

Mungkin juga memberi Anda ketenangan pikiran mengetahui bahwa tipe kepribadian ini jarang mendapatkan kasih sayang dari karyawan, kata DeCelles.

“Saya pikir seiring berjalannya waktu orang akan menyadari bahwa ini umumnya sesuatu yang terjadi pada orang itu daripada sesuatu yang terjadi pada terdakwa,” katanya.

“Akhirnya Anda bisa mengetahui siapa ‘Dwight’ itu dan mengabaikan klaim mereka.” 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini