Sukses

Selamat dari Kecelakaan Kereta Api yang Mematikan di India, Korban Sebut Jadi Kesempatan Kedua untuk Hidup

Liputan6.com, Jakarta - Mohammad Afzal (19) selamat dari salah satu kecelakaan kereta terburuk dalam sejarah India. Namun, ia tetap dalam keadaan sangat cemas, tidak dapat menemukan temannya yang berada di gerbong yang sama.

Dikutip dari Al Jazaeera, Minggu (4/6/2023), Afzal pergi dari satu rumah sakit ke rumah sakit berikutnya di negara bagian timur Odisha, India tempat bencana terjadi pada Jumat, 2 Juni 2023 untuk mencari temannya Mohmmad Mazhar (19) yang naik kereta bersamanya.

Keluarga Mazhar termasuk orangtua, paman, bibi dari Kolkata di negara bagian Benggala Barat hampir 200 kilometer dari lokasi kecelakaan juga mencari dengan panik.

Namun, keberadaan Mazhar tidak diketahui bahkan lebih dari 20 jam setelah tumpukan tiga kereta, karena jumlah korban tewas terus meningkat. “Kami naik ke kompartemen umum kereta, kereta benar-benar penuh. Kami tidak punya tempat duduk, kadi kami berdiri,” ujar Afzal.

“30 menit setelah naik kereta, kecelakaan itu terjadi. Kami bisa merasakan kompartemen terbalik setidaknya tiga kali,” ia menambahkan.

Meskipun dia bisa keluar dari gerbong, tetapi tidak dapat menemukan Mazhar. “Saya mencarinya setidaknya selama empat jam. Tapi tidak ada tanda-tanda dia. Saya akan merasa damai hanya setelah saya menemukannya,” ujar dia kepada Al Jazeera.

Setidaknya 288 orang tewas dan lebih dari 800 penumpang terluka, menurut South Eastern Railway.

“Kami hanya ingin tahu apakah dia masih hidup. Kami tiba di sini segera setelah mendengar berita itu. Sudah hampir sehari, tapi kami tidak punya kabar tentang dia,” ujar dia.

Bagi mereka yang selamat dari kecelakaan kereta itu menyebutnya sebagai kelahiran kedua. Manoranjam Malik (42) mengalami patah kaki kiri. Ia ditarik keluar dari sisa-sisa kompartemen kereta yang hancur lebih dari 12 jam setelah kecelakaan itu. “Saya ingat ada suara berderak yang sangat besar. Kepalaku terbentur dan kemudian tidak ingat apa-apa,” ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

“Mengikuti Teriakan”

Sementara beberapa detil kecelakaan dan penyebabnya masih belum jelas, pejabat mengatakan kecelakaan tersebut melibatkan tiga kereta, dua kereta penumpang express dan satu kereta barang.

Itu terjadi di dekat stasiun Bahanaga Bazaar di distrik Balasore yang berjarak sekitar 250 km (155 mil) selatan Kolkata dan 170 km (106 mil) dari Bhubaneswa, ibu kota Odisha.

Seorang warga Bahanaga yang tinggal sekitar 200 meter (218 yard) dari lokasi kecelakaan, mengatakan semuanya selesai dalam beberapa menit. “Kami mendengar suara keras, sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya. Itu bertahap, tidak ada satu suara pun,” ujar Ganbhyan Behera.

“Ketika kami bergegas ke tempat itu, tidak ada yang terlihat, tetapi kami bisa mendengar jeritan. Kami mengikuti jeritan dan berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin orang,” ujar dia.

Menteri Perkeretapian Ashwini Vaishnaw menjanjikan penyelidikan menyeluruh bahkan saat oposisi menyerukan pengunduran dirinya.

Adapun Perdana Menteri India Narendra Modi mengunjungi lokasi kecelakaan pada Sabtu, 3 Juni 2023 untuk memeriksa upaya penyelamatan dan juga memeriksa korban yang dirawat di rumah sakit.

Sementara operasi penyelamatan telah berakhir dan daerah tersebut telah dibersihkan dari yang hidup dan mati, pihak berwenang mengatakan, salah satu tantangan terbesar ke depan adalah identifikasi mayat dan juga menyatukan kembali orang-orang seperti Afzal dengan teman dan keluarga.

 

3 dari 4 halaman

PM Narendra Modi Bakal Berikan Hukuman

Sebelumnya, Perdana Menteri India Narendra Modi menegaskan, pihak-pihak yang bersalah atas kecelakaan kereta api yang mematikan di India Timur.

Dikutip dari BBC, Minggu (4/6/2023), sekitar 288 orang tewas dan lebih dari 800 terluka dalam insiden pada Jumat, 3 Juni 2023 di negara bagian Odisha yang melibatkan dua kereta penumpang dan kereta barang.

Upaya penyelamatan telah selesai dengan pejabat mengatakan semua penumpang yang terjebak dan terluka telah diangkat.

Modi menyebutkan kecelakaan tersebut menyakitkan. Modi telah mengunjungi tempat kecelakaan dan bertemu dengan korban bencana di rumah sakit. Ia menyatakan kalau pihaknya tidak meninggalkan kebutuhan yang terlewat untuk perawatan mereka yang terluka.

Masih belum jelas apa yang menyebabkan tabrakan beberapa kereta api di distrik Balasore yang digambarkan sebagai kecelakaan api terburuk pada abad ini.

Investigasi penuh telah dilakukan. Kepala Humas the South Eastern Railway, KS Anand menuturkan, sekitar 2.000 penumpang diperkirkaan berada dalam dua kereta penumpang yang alami kecelakaan.

4 dari 4 halaman

Tiga Kereta Bertabrakan

Urutan peristiwa yang tepat telah menjadi subyek yang saling bertentangan.  Pejabat mengatakan, beberapa gerbong dari Coromandel Express yang melakukan perjalanan antara Kolkata (sebelumnya Calcultta) dan Chennai tergelincir sekitar pukul 19.00 (13.30 GMT) setelah menabrak kereta barang. Masih belum jelas bagaimana Express berakhir di jalur yang sama dengan kereta barang.

Beberapa gerbong Coromandel Express kemudian berakhir di jalur sebaliknya. Kereta lain yang melaju kea rah berlawanan-Howrah Superfast Express yang melakukan perjalanan dari Yesvantpur ke Howrah, bertabrakan dengan gerbong yang tergelincir.

“Coromandel Express seharusnya melakukan perjalanan di jalur utama, tetapi sinyal malah berikan untuk jalur melingkar dan kereta menabrak kereta barang yang sudah diparkir di sana,” ujar Anand.

“Pemandu kemudian jatuh ke trek di kedua sisinya, juga membuat Howrah Superfast Express tergelincir,” ujar dia.

Suara sirine ambulans berbunyi setiap 30 menit di luar pusat trauma di rumah sakit SCB di Kota Cuttack, tempat penumpang yang terluka parah dibawa masuk.

Sejauh ini, hampir 200 penumpang dari lokasi kecelakaan kereta telah didatangkan, dan jumlahnya terus meningkat. Rumah sakit tersebut merupakan yang terbesar di negara bagian Odisha, tetapi masih berjarak tiga jam perjalanan dari lokasi kecelakaan.

Staf rumah sakit, dari dokter junior hingga perawat telah berbaris dan menunggu dalam kelompok untuk membantu pasien saat mereka dibawa masuk. Bangsal telah diperluas untuk menangani jumlah yang masuk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini