Sukses

Semburan Api di Rest Area KM 86 Tol Cipali Belum Padam, Bagaimana Nasib Tenant?

Semburan api tiba-tiba keluar dari dalam tanah di Rest Area KM 86 Tol Cipali Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, pada Rabu 26 April 2023 pagi. Sumber api itu diketahui berasal dari galian sumur yang diduga mengandung gas.

Liputan6.com, Jakarta - Semburan api di rest area KM 86 Tol Cipali Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang masih belum bisa dipadamkan. Semburan api di rest area yang dikelola oleh PT Astra Tol Cipali tersebut sudah berlangsung sejak Rabu 26April 2023. 

Traffic & Security Management Department Head PT Astra Tol Cipali Prayogi Setyo Pratomo mengatakan, pihaknya tengah memikirkan untuk memberikan kompensasi untuk para pemilik tenant di rest area tersebut. Para pemilik tenant terpaksa berhenti berjualan lantaran semburan api yang belum kunjung padam.

"Sampai saat ini yang kami lakukan adalah mereka tetap memasak dari rumah. menyediakan makan dari rumah untuk suport petugas yang stand by di lokasi 86," ujar Prayogi kepada Media, Jakarta (10/5/2023).

"Jangka panjang nanti apabila memang belum bisa dibuka, kemungkinan kami akan memikirkan kompensasi apa yang terbaik dan sesuai dengan kontrak kami," tuturnya.

Prayogi menjelaskan, pihaknya terus bekerjasama dengan Kementerian ESDM dan Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mencari cara melakukan pengalihan semburan api.

"Kami masih cara untuk mengalihkan tapi tidak memadamkan. Teknisnya masih dibicarakan. Kami menunggu dan koordinasi. Minggu depan akan ada action yang akan dilakukan," katanya.

Sebagai informasi, Semburan api tiba-tiba keluar dari dalam tanah di Rest Area KM 86 Tol Cipali Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, pada Rabu 26 April 2023 pagi. Sumber api itu diketahui berasal dari galian sumur yang diduga mengandung gas.

"Bukan ledakan tetapi ada gas keluar dari sumur bor dan menyemburkan api," kata Kainduk PJR Tol Cipali Ipda Raden Nugraha saat dihubungi.

Dia mengatakan semburan api awalnya terlihat sekitar pukul 09.00 WIB pagi. Di mana, awalnya dari galian itu sempat mengeluarkan air namun seiring waktu api muncul.

"Pagi sekitar jam 09.00 WIB. Bukan pipa gas, tapi gas alam pertamanya menyemburkan air," ujarnya.

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Semburan Api di Rest Area KM 86 Tol Cipali dari Sumur Bor dengan Kedalaman 100 Meter

Terjadi semburan api di rest area KM 86B Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Tol Cipali) arah Jakarta pada Rabu 26 April 2023 pagi. Akibat kejadian itu, rest area di Tol Cipali tersebut ditutup sementara.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerjunkan tim untuk menyelidiki fenomena semburan api yang keluar dari sumur bor di rest area KM 86 Tol Cipali tersebut.

Penyelidik Bumi dari Pusat Survei Geologi (PSG) Iwan Sukma mengatakan semburan api itu merupakan fenomena geologi yang umum terjadi mengingat di wilayah bagian utara Jawa Barat adalah wilayah produksi minyak yang cukup besar.

"Dugaan sementara penyebabnya adalah bukan dari pipa Pertamina, melainkan karena adanya kebocoran atau rembesan gas yang keluar dari permukaan di daerah itu," ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (27/4/2023).

Badan Geologi masih belum bisa memastikan penyebab terjadinya kebocoran gas tersebut karena harus diteliti lebih lanjut apakah karena tekanan yang menutupi gas tersebut berkurang atau penyebab lainnya.

Iwan menuturkan pihaknya akan mengambil sampel gas untuk diteliti lebih lanjut.

 

3 dari 3 halaman

Selektif Memberi Izin

Sementara itu Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi menyoroti sisi pengaturan pengambilan air tanah melalui sumur bor. Informasi awal menyebutkan sumur bor tersebut memiliki kedalaman hingga 100 meter dan sudah memiliki izin sejak tahun 2020.

Fungsional Penyelidik Bumi dari PATGTL Badan Geologi Kementerian ESDM Wahyudin mengungkapkan bahwa banyak industri yang berada di wilayah utara Jawa Barat memakai air tanah.

"Ke depan jadi masukan untuk Badan Geologi melokalisir wilayah yang kemungkinan ada semburan gas untuk memberi perizinan air tanah, sehingga lebih selektif dalam memberi izin untuk penggunaan air tanah,” ujar Wahyudin.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.