Sukses

Kemendag Dorong Pengusaha Perempuan Ekspor Produk Makanan Olahan ke Kanada

Kementerian Perdagangan membuka kerja sama dengan segenap pihak yang mendukung peningkatan perekonomian dan kesetaraan gender seperti TFO Kanada.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggelar lokakarya bertemakan Peluang dan Potensi Ekspor Produk Makanan Olahan ke Pasar Kanada di Bogor, Jawa Barat. Langkah ini dijalankan guna mendorong perempuan pelaku usaha memasarkan produk makanan olahan ke pasar Kanada.

Lokakarya dihadiri 40 perempuan pelaku usaha dari wilayah Jabodetabek. Lokakarya ini merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) dengan Trade Facilitation Office (TFO) Kanada.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Didi Sumedi menjelaskan, Kementerian Perdagangan membuka kerja sama dengan segenap pihak yang mendukung peningkatan perekonomian dan kesetaraan gender seperti TFO Kanada.

"Kesempatan ini harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengembangkan kapasitas para pelaku usaha perempuan, khususnya yang bergerak di sektor makanan olahan agar bisa membuka pasar ekspornya di Kanada,” kata ) Didi Sumedi dalam keterangan tertulis, Jumat (5/5/2023).

Didi menjelaskan, TFO Kanada merupakan organisasi nonprofit yang membantu negara berkembang dalam menyediakan informasi, konsultasi, dan kontak kepada para calon eksportir untuk memasuki pasar Kanada.

Sebagai wujud nyata upaya Kemendag untuk mendorong ekspor Indonesia, ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kemendag dengan TFO yang ditandatangani pada 18 Agustus 2020. MoU ini juga dipertegas melalui perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada Juli 2022.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Program Promosi

Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Merry Maryati menuturkan, untuk memperluas pasar ekspor produk Indonesia, Kemendag memiliki berbagai program yang bisa dimanfaatkan para pelaku usaha.

“Kami memiliki berbagai program promosi melalui pameran dagang berskala internasional dan misi dagang, peningkatan daya saing dan pengembangan produk melalui fasilitas kegiatan adaptasi produk, pengembangan dan konsultasi desain produk atau kemasan di Indonesian Design Development Center (IDDC) dan Good Design Indonesia," kata dia. 

"Selain itu juga pengembangan merek dan sertifikasi produk ekspor seperti halal dan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP)/Analisis bahaya dan pengendalian titik kritis; pendaftaran Hak kekayaan intelektual (HKI), serta layanan informasi peluang pasar ekspor melalui INAEXPORT (inaexport.id) dan Inadigiexport,” ujar Merry.

Merry juga menyampaikan kepada para peserta lokakarya agar para pelaku usaha terus meningkatkan daya saing serta memanfaatkan peluang sebaik-baiknya. Pelaku usaha diharapkan dapat terus menambah kapabilitas dan memanfaatkan berbagai fasilitas yang diselenggarakan Pemerintah maupun pihak lainnya.

“Kita harus memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk terus-menerus meningkatkan kemampuan daya saing produk, agar mampu berkompetisi dengan negara lain. Tidak hanya peningkatan daya saing, tetapi juga awareness bagi buyers dan konsumen juga harus gencar dilaksanakan. Manfaatkanlah program fasilitasi pengembangan produk dan pasar ekspor yang diselenggarakan Pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya,” pungkas Merry.

 

3 dari 3 halaman

Ekspor Nonmigas

Narasumber yang hadir dalam lokakarya adalah para praktisi atau para pelaku ekspor yang telah menjadi pelatih (trainer) dan dilatih langsung oleh TFO Kanada untuk memahami pola konsumsi dan tren pasar, serta kiat-kiat masuk ke pasar Kanada. Adapun narasumber tersebut, yaitu perwakilan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Irwan Santoso; perwakilan Aliansi Organis Indonesia, Elsje Mansula; dan Gender Expert, Sofi Suryasnia.

Industri makanan olahan memiliki peranan penting dalam ekspor nonmigas Indonesia. Pada 2022, nilai ekspor produk makanan dan minuman (mamin) olahan mencapai USD 5,24 miliar atau naik 5,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar USD 4,97 miliar. Tren ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia periode 2018--2022 rata-rata mengalami pertumbuhan 7,5 persen per tahun.

Pada 20233, ekspor produk mamin olahan utama Indonesia didominasi food preparation, olahan udang, wafer, ekstrak kopi, dan produk ikan. Negara tujuan ekspor terbesar untuk produk mamin olahan adalah Amerika Serikat (20,24 persen), Filipina (13,77 persen), Malaysia (7,44 persen), Tiongkok (7,06 persen), dan Singapura (5,17 persen).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini