Sukses

Harga Emas Dunia Tergelincir 1 Persen karena Investor Mulai Buru Aset Berisiko

Harga emas dunia turun lebih dari 1 persen pada perdagangan Senin karena kekhawatiran krisis sektor perbankan telah mereda sehingga investor mulai mengurangi portofolionya di instrumen safe haven.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia turun lebih dari 1 persen pada perdagangan Senin karena kekhawatiran krisis sektor perbankan telah mereda sehingga investor mulai mengurangi portofolionya di instrumen safe haven. Harga emas dunia mengalami tekanan karena investor mulai memburu aset berisiko seperti saham dan minyak mentah.

Mengutip CNBC, Selasa (28/3/2023), harga emas dunia di pasar spot turun 1,02 persen menjadi USD 1.957,1274 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS juga turun 1,5 persen menjadi USD 1.953,80 per ons.

Kepala analis Blue Line Futures Chicago Phillip Streible menjelaskan, gejolak di pasar keuangan sudah mulai tegang dan investor yang melarikan diri dengan mencari aset safe haven mulai kembali mencari aset berisiko. Dengan begitu, beberapa yang semula memiliki aset emas mulai dijual.

Pembeli deposito dan pinjaman Silicon Valley Bank membantu indeks utama Wall Street dibuka lebih tinggi, mengirim harga emas lebih jauh di bawah level USD 2.000 yang sudah ditembus pada minggu lalu.

"Sebagian besar reli di pasar emas benar-benar short-covering," kata Streible menambahkan. Menurutnya, harga emas kemungkinan akan terus berada di bawah tekanan.

Keputusan Bank Sentral Pengaruhi Harga Emas

Presiden Bank Sentral AS atau Fed bagian Minneapolis Neel Kashkari menjelaskan, tekanan di sektor perbankan baru-baru ini dan kemungkinan krisis kredit lanjutan membawa AS lebih dekat ke resesi. Namun, pejabat the Fed ini mengatakan tidak ada indikasi tekanan keuangan memburuk.

“Setelah menyentuh level psikologis USD 2.000 minggu lalu, bearish harga emas mengeksploitasi resistensi dan menyerang. Nafsu untuk logam mulia juga telah diredam oleh dolar AS yang stabil dan sinyal beragam pada kebijakan moneter dari the Fed,” kata analis riset senior FXTM Lukman Otunuga.

Pekan lalu, The Fed mengindikasikan akan menghentikan kenaikan lebih lanjut suku bunga acuan, meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Di sisi fisik, impor emas bersih China pada bulan Februari melalui Hong Kong hampir tiga kali lipat dari bulan sebelumnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Emas Dunia Masih Mampu Bertahan di Atas USD 2.000 per Ons Pekan Ini

Sebelumnya, sentimen bullish sepertinya masih akan menempel pada harga emas dunia di pekan ini. Baik analis maupun investor melihat bahwa harga emas dunia masih akan terus melambung.

Sentimen yang mempengaruhi harga emas dunia masih ada dua di pekan ini. Pertama mengenai krisis perbankan global dan kedua adalah kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed).

Analis Wall Street dan investor ritel memperkirakan harga emas akan mengakhiri minggu ini di kisaran USD 2.000 per ons. Harga emas berjangka bulan April terakhir diperdagangkan pada USD 1.992 per ons, naik hampir 1 persen dari harga penyelesaian minggu sebelumnya.

Namun memang, tidak semua analis berpandangan positif kepada harga emas. Ada sebagian analis yang mewanti-wanti harga emas bisa jatuh di pekan ini.

Direktur Lindung Nilai Walsh Trading Sean Lusk mengatakan, harga emas berada di sentimen bullish dalam waktu dekat. Akan tetapi ia juga mencatat bahwa harga emas di USD 2.008 per ons mewakili kenaikan 10 persen untuk tahun ini.Jika harga ini tembus maka bisa membawa aksi ambil untung.

"Emas mencapai puncaknya pada level ini," katanya.

"Anda harus melihat bahwa sentimen dari krisis perbankan yang terus tumbuh dan kami tidak tahu kapan akan berakhir. Tidak banyak kepercayaan pada pasar ekuitas di lingkungan ini dan orang-orang mencari tempat untuk menaruh uang mereka. Ada alasan kuat mengapa emas bisa menembus level 10 persen." tambah dia.

Kepala Analisis pasar FXTM Lukman Otunuga menyoroti sentimen serupa. Ia mengatakan bahwa harga emas bakal bullish saat ini

"Berada di kursi kenaikan dan dapat beralih ke posisi yang lebih tinggi setelah resistensi USD 2.000 ditaklukkan," kata dia.

Namun, dia juga mencatat bahwa level USD 2.000 telah terbukti menjadi titik resistensi yang sulit.

"Ini bisa melihat logam mulia turun menuju USD 1.955 dan USD 1.935 sebelum bulls masuk kembali. Jika USD 2.000 menyerah, ini bisa membuka pintu ke puncak pada Maret 2022 di USD 2070," katanya.

3 dari 4 halaman

Hasil Survei Harga Emas

Minggu ini, 20 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Di antara peserta, 13 analis atau 65 persen memperkirakan harga emas dunia akan bullish pada waktu dekat.

Pada saat yang sama, lima analis atau 25 persen bersikap bearish untuk minggu ini. Sedangkan dua analis, atau 10 persen melihat harga diperdagangkan sideways.

Sementara itu, 896 suara diberikan dalam jajak pendapat online. Dari jumlah tersebut, 639 responden atau 71 persen memperkirakan emas akan naik minggu ini.

Selain itu, 152 lainnya atau 17 persen mengatakan harga emas akan lebih rendah. Sementara 105 pemilih atau 12 persen netral dalam waktu dekat.

Sentimen bullish di pasar emas di kalangan investor ritel berada pada level tertinggi dalam lebih dari satu tahun. Pada saat yang sama, partisipasi dalam pemungutan suara minggu ini mencapai tingkat tertinggi sejak awal tahun, yang menunjukkan meningkatnya minat di pasar.

Survei juga menunjukkan bahwa investor ritel melihat harga emas bertahan di USD 2.000 per ons pada akhir minggu ini.

4 dari 4 halaman

Kata Analis

Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, mengatakan bahwa dia memperkirakan harga emas akan bullish karena kenaikan suku bunga 25 basis poin the Fed pada Rabu akan terbukti menjadi yang terakhir. Tidak mungkin bagi bank sentral untuk terus menaikkan suku bunga saat ini.

"Tiga kegagalan bank AS, ditambah Credit Suisse, telah menunjukkan dengan jelas bahwa seseorang tidak dapat menaikkan suku bunga dari nol dengan cara yang begitu agresif tanpa merusak sesuatu,"kata dia.

"ketika dampak sudah terlihat, bank sentral akan melakukan apa yang selalu dilakukan bank sentral yaitu membuang uang untuk masalah ini. Dengan demikian, Fed bersiap untuk berhenti sejenak. Sebelum inflasi dikalahkan dan saat ekonomi meluncur ke dalam resesi di tengah sistem keuangan yang rapuh. Ini sangat bullish untuk emas," katanya.

Namun, tidak semua analis bullish pada emas. Beberapa analis mengatakan bahwa pelonggaran krisis perbankan dapat menciptakan aksi jual yang kuat pada emas.

Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex Marc Chandler mengatakan, pasar emas menghadapi beberapa rintangan teknis yang kuat.

"Emas perlu naik hingga level tertinggi 20 Maret di dekat USD 2010 untuk mempertahankan momentum. Saya berhati-hati," katanya.

Darin Newsom, analis pasar senior di Barchart.com, mengatakan dia juga melihat momentum yang melambat di pasar emas. Dia mencatat bahwa ia terus memprediksi bearish pada emas selama beberapa minggu dari sekarang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.