Sukses

Jangan Sampai Kasus Depo Plumpang Terulang, Jokowi Minta Tiap Obyek Vital Nasional Dibangun Parit

Objek vital nasional bukan hanya depo minyak dan kilang minyak, tapi juga ada tempat pembuatan pupuk yang perlu mendapat perhatian khusus.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaruh harapan agar kasus kebakaran Depo Plumpang milik PT Pertamina (Persero) tidak kembali terjadi untuk obyek vital nasional (obvitnas) lainnya.

Erick menyampaikan, salah satu usulan Presiden Jokowi yakni membangun parit berisi air di sekitar objek vital nasional semisal kilang minyak. Supaya, bila terjadi kebakaran itu bisa cepat diredamkan dan tidak menyebar terlalu jauh.

"Salah satu inisiasi yang sudah diusulkan bapak Presiden, membikin parit air. Kalau air, ada api, kan kena air lebih bagus dibandingkan bahan keras," ujar Erick Thohir di Jakarta, dikutip Jumat (10/3/2023).

Lebih lanjut, ia menyatakan, objek vital nasional bukan hanya kilang minyak, tapi juga ada tempat pembuatan pupuk yang perlu mendapat perhatian khusus. Erick tak ingin kasus Depo Plumpang terulang, karena batas jarak antara pemukiman warga dan tempat pengolahan memang terlalu dekat.

"Ini saya tidak mendoakan ya. Kalau pupuk itu ada amonia, ada asam nitrat. Kalau ada apa-apa, itu impact-nya jauh lebih besar lagi (kalau terjadi insiden)," kata Erick.

Sehingga, ia menambahkan, pemerintah sekarang mulai memetakan area penyangga yang memisahkan antara pemukiman dan obvitnas (buffer zone) untuk kawasan vital seperti kilang dan pupuk.

Tapi juga, Erick menekankan, pemetaan itu masih bersifat hitam dan putih. Pasalnya, ia mengambil contoh Depo Plumpang yang 152 ha lahannya menjadi milik Pertamina, namun statusnya saat ini dipertanyakan.

"Tetapi sejak tahun 90-an itu tentu ada issue tanah antara masyarakat dan pemerintah. Yang itu perlu bantuan apa? Pemerintah daerah, enggak bisa Pertamina," ujar Erick Thohir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Nasib Depo Pertamina Plumpang Usai Direlokasi, Bakal Jadi Gudang Oli

Menteri BUMN Erick Thohir menjamin Depo Plumpang milik PT Pertamina (Persero) tidak akan ditinggalkan begitu saja. Meskipun Terminal BBM di sana rencananya akan dipindahkan ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Erick menyebut Depo Pertamina Plumpang masih potensial untuk dimanfaatkan, semisal sebagai gudang penyimpanan pelumas (lubricant) atau oli.

"Lalu Plumpang ditinggalkan? Tidak, karena di situ ada lubricant, ada oli yang memang tidak memerlukan pipa seperti BBM. Mungkin lebih aman. Jadi apa, ekosistem untuk lubricant bisa dikembangkan di situ," kata Erick Thohir di Jakarta, dikutip Jumat (10/3/2023).

Kendati begitu, ia mengatakan, transformasi Depo Pertamina Plumpang tersebut perlu hitung-hitungan bisnis. Sehingga dia bakal meminta masukan dari berbagai pihak, termasuk Komisi VI DPR RI.

"Makanya komisi VI akan memanggil direksi pertamina Minggu depan untuk memaparkan ini. Jadi kita jangan debat kusir yang tidak penting. Tetapi sesuai instruksi Presiden, keselamatan rakyat harus diprioritaskan," ungkapnya.

3 dari 3 halaman

Daerah Penyangga Depo Pertamina Plumpang

Di luar bagaimana nasib Depo Plumpang ke depan, Erick saat ini menaruh perhatian utama terhadap daerah penyangga, yang memisahkan antara kawasan permukiman dengan area penyimpanan bbm sehingga tidak terlalu berdekatan (buffer zone).

"Nah artinya apa, proses ini akan kita lanjutkan, yang utama buffer dulu. Kalau pemindahan itu perlu waktu. Pelindo harus bikin tanahnya dulu, itu mungkin baru 2024," ujar Erick.

Adapun menurut rencana sebelumnya, Depo Pertamina Plumpang itu akan digeser ke lahan milik PT Pelindo yang jadi bagian dari proyek reklamasi di Kalibaru, Jakarta Utara.

Mengacu jadwal, tanah Pelindo itu akan siap dibangun akhir 2024. Erick Thohir pun memperkirakan, pembangunan Depo Pertamina butuh waktu sekitar 2-2,5 tahun, artinya masih ada waktu 3,5 tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.