Sukses

Abrasi Ancam Jalan Nasional, Kolaka Bangun Pengaman Pantai Tondowolio dan Konaweha

Akan ada pembangunan pengaman Pantai Tondowolio, serta infrastruktur pengaman pantai dari abrasi di Pantai Konaweha.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memantau pembangunan sejumlah infrastruktur di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra). Rencananya, akan ada pembangunan pengaman Pantai Tondowolio, serta infrastruktur pengaman pantai dari abrasi di Pantai Konaweha.

Dikatakan Menteri Basuki, pembangunan pengaman pantai akan melindungi pantai dari resiko abrasi dan erosi akibat terjangan ombak. Sehingga akan melestarikan vegetasi dan kawasan permukiman di sekitar pantai.

"Setelah proses desain, saya minta terlebih dulu agar dilanjutkan dengan permodelan fisik untuk simulasi. Dimantapkan desainnya dengan permodelan fisik, sehingga pengaman pantai yang dibangun nanti akan berfungsi optimal," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (9/3/2024).

Pembangunan Pengaman Pantai Tondowolio dikerjakan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari Kementerian PUPR. Tujuannya, untuk menahan abrasi dari terjangan gelombang pantai yang terus menggerus semakin dekat dengan Jalan Nasional Pomalaa-Wolulu, dan permukiman warga Desa Tondowolio, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka.

Kepala BWS Sulawesi IV Kendari Kementerian PUPR Agus Safari mengatakan, pengaman pantai tersebut akan terdiri dari tiga jenis bangunan. Antara lain, 2 unit Groin untuk menangkap sedimen dengan tipe T sepanjang 1.000 m per 1 km, dan tembok laut sepanjang 1.148 m.

"Dari total garis pantai sepanjang 3 km, total panjang bangunan pengaman pantainya nanti sepanjang 2,2 km. Tahapannya sudah pembuatan desain pada 2022, saat ini tinggal menunggu ada alokasi anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 45 miliar," terang Agus.

Permohonan Masyarakat

Agus menyampaikan, rencana pekerjaan pengaman pantai ini berdasarkan tindak lanjut dari permohonan masyarakat melalui Bupati Kolaka pada tahun 2020.

"Selain itu juga ada usulan pengaman Pantai Konaweha yang permukimannya lebih padat dengan garis pantai sekitar 1 km," katanya.

Untuk Pengaman Pantai Konaweha dikatakan Agus, akan ditangani dengan tiga unit Groin tipe T dengan total panjang 850 meter dengan tumpukan batu bolder.

"Di groin ini kita sediakan akses untuk wisata dan penjualan tangkapan laut. Lebarnya 1,6 meter tidak terlalu lebar untuk mencegah masuk mobil. Perkiraan anggarannya sekitar Rp 35 miliar," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menteri PUPR Basuki Dampingi Presiden Jokowi Resmikan 3 Infrastruktur Pengendali Banjir Sungai Citarum

Dalam kunjungan kerja ke wilayah Provinsi Jawa Barat, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan 3 infrastruktur pengendali banjir di hulu Sungai Citarum, yakni Floodway Cisangkuy, Kolam Retensi Cieunteung, dan Kolam Retensi Andir.

Sebagai informasi, ketiga infrastruktur tersebut merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) Sungai Citarum dari hulu hingga hilir untuk mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan Kota/Kabupaten Bandung. 

"Sore hari ini kita resmikan kolam retensi untuk mengendalikan banjir. Kita tahu kalau hujan deras dari dulu di Bandung dan sekitarnya pasti banjir. Untuk itu kita bangun 3 infrastruktur yang kita resmikan yakni Floodway Cisangkuy, Kolam Retensi Cieunteung, dan Kolam Retensi Andir," kata Presiden Jokowi di Kolam Retensi Andir, Kabupaten Bandung, Minggu (5/3/2023). 

Hadir juga dalam peresmian, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily, Komisi V DPR RI Anang Susanto, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, dan Walikota Bandung Yana Mulyana.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan selain sebagai pengendali banjir, ketiga infrastruktur tersebut merupakan bagian dari sistem penanganan banjir Sungai Citarum dari hulu, juga telah diselesaikan normalisasi Citarum, lima polder yang berada di daerah cekungan, yakni Polder Cipalasari-1, Cipalasari-2, Cijambe Barat, Cijambe Timur serta Polder Cisangkuy. 

3 dari 3 halaman

Infrastruktur Sistem Penanganan Banjir Sungai Citarum

"Dengan infrastruktur yang ada sekarang sudah 81% area yang terkendali banjir, tersisa tinggal 72 hektar. Tahun ini kita pindah ke wilayah hilir Ciliwung, Insya Allah dikerjakan Kolam dan Pompa Cibugel serta Kolam dan Pompa Cigede, termasuk nanti pembuatan tanggul di hilir," kata Menteri Basuki. 

Floodway Cisangkuy

Floodway Cisangkuy merupakan sodetan sepanjang 5,45 km untuk mengurangi beban Sungai Citarum di Dayeuhkolot. Sodetan Cisangkuy akan mengalirkan debit banjir sebesar 230 m3/detik yang semula bermuara Baleendah-Dayeuhkolot menjadi bermuara ke Pameungpeuk (hilir), sehingga mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya. Floodway Cisangkuy mulai dibangun pada 2015 dan telah selesai 2020 dengan anggaran sekitar Rp631 miliar dengan kontraktor PT. PP. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.