Sukses

Dell PHK 6.650 Karyawan, Bos Jelaskan Alasan Lewat Memo

Akan tetapi, hal itu tidak dirasakan oleh Dell saja. Beberapa pesaing, seperti Lenovo, HP dan Apple, masing-masing pun menurun hingga 28, 29 dan 2 persen.

Liputan6.com, Jakarta Dell mengumumkan rencana untuk memberhentikan atau PHK sekitar 5 persen tenaga kerjanya atau sekitar 6.650 karyawan.

Langkah PHK Dell terjadi karena permintaan PC dan laptop telah melambat secara global. Pengiriman PC secara turun hingga 28 persen dari tahun ke tahun pada kuartal keempat 2022, menurut analis industri di IDC.

Bahkan penjualan komputer di Dell pun diketahui menurun sampai 37 persen dalam periode yang sama.

Akan tetapi, hal itu tidak dirasakan oleh Dell saja. Beberapa pesaing, seperti Lenovo, HP dan Apple, masing-masing pun menurun hingga 28, 29 dan 2 persen. Saham Dell ditutup turun 3 persen pada hari Senin.

Dalam sebuah memo kepada karyawan, co-chief operating officer Dell Jeff Clarke mengatakan bahwa PHK dilakukan dalam upaya untuk “bertahan menghadapi dampak penurunan.”

Dia mengatakan langkah-langkah yang telah diterapkan Dell, seperti membatasi perjalanan, menghentikan perekrutan eksternal, dan mengurangi pengeluaran layanan luar, tidak lagi memadai.

“Sayangnya, dengan perubahan seperti ini, beberapa anggota tim kami akan keluar dari perusahaan,” kata Clarke seperti dilansir CNBC, Rabu (8/2/2023).

“Tidak ada keputusan yang lebih sulit, tetapi keputusan yang harus kami buat untuk kesehatan dan kesuksesan jangka panjang kami.”

Sebagai informasi, terhitung hingga 28 Januari 2022, Dell memiliki total 133.000 karyawan, menurut pengajuan perusahaan ke SEC.

Dalam memo tersebut Clarke juga menyampaikan bahwa Dell telah melewati keterpurukan ekonomi sebelumnya dan “muncul lebih kuat” sebagai hasilnya.

“Kami akan siap ketika pasar rebound,” tulisnya.

Pengumuman PHK perusahaan menandai babak terakhir pemutusan hubungan kerja di industri teknologi. Seperti halnya PayPal pada Selasa yang juga mengumumkan rencana untuk memangkas 2.000 pegawainya.

Bahkan pada bulan Januari, Google mengungkapkan rencana untuk memberhentikan lebih dari 12.000 pekerja, Microsoft memutuskan hubungan kerja 10.000 karyawan dan Salesforce mengumumkan rencana untuk memberhentikan 7.000 pekerja.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

PHK Boeing

Perusahaan pembuat pesawat asal Amerika Serikat, Boeing berencana memangkas sekitar 2.000 pekerjanya di bagian keuangan dan sumber daya manusia tahun ini. 

Melansir BBC, Rabu (8/2/2023) pemutusan hubungan kerja (PHK) ini terjadi ketika Boeing akan berfokus pada bagian teknik dan manufakturnya.

Boeing menjelaskan bahwa langkah tersebut dilakukan karena perusahaan menempatkan lebih banyak sumber dayanya ke dalam produk, layanan, dan pengembangan teknologi.

"Kami telah dan akan terus berkomunikasi secara transparan dengan tim bahwa kami mengharapkan jumlah staf yang lebih rendah dalam beberapa fungsi dukungan perusahaan," kata perusahaan itu kepada BBC.

"Seperti biasa, kami akan mendukung rekan satu tim yang terkena dampak dan memberikan bantuan serta sumber daya untuk mendukung transisi mereka," tambahnya.

Sekitar sepertiga dari pekerja Boeing akan dialihkan ke Tata Consulting Services, yang berbasis di Bangalore (juga dikenal sebagai Bengaluru).

 

3 dari 3 halaman

Rekrut Ribuan Karyawan Baru

Namun, Boeing juga mengatakan akan terus meningkatkan jumlah karyawannya di bagian teknik dan manufaktur. Setelah memperkerjakan 15.000 karyawan pada 2022 lalu, perusahaan mengatakan akan merekrut 10.000 karyawan baru tahun ini.

Seperti diketahui, Boeing telah menghadapi sejumlah masalah dalam beberapa tahun terakhir, termasuk mengandangkan 737 Max setelah dua kecelakaan fatal.

Raksasa penerbangan itu telah berupaya memperbaiki pembuatan pesawatnya setelah jet penumpang 737 Max dikandangkan di seluruh dunia menyusul dua kecelakaan fatal.

Kecelakaan ini terjadi pada 29 Oktober 2018, ketika pesawat milik maskapai Lion Air Penerbangan 610 jatuh ke Laut Jawa 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, menewaskan 189 penumpang dan awak.

Kurang dari lima bulan kemudian, Ethiopian Airlines Penerbangan 302, yang merupakan Boeing 737 Max lainnya dalam perjalanan ke Kenya, jatuh enam menit setelah meninggalkan ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. menewaskan semua 157 penumpang di dalamnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.