Sukses

Inflasi Januari 2023 Capai 5,28 Persen, BPS: Lebih Rendah dari Tahun Lalu

BPS mencatat inflasi Januari 2023 sebesar 5,28 persen secara tahunan (year on year/YoY) dibanding Januari 2022. Dalam hal ini, harga beras dan komoditas pangan lainnya semisal cabai turut jadi biang keroknya.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Januari tahun 2023 sebesar 5,28 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dari jika dibandingkan tingkat inflasi pada bulan Desember yakni 5,51 persen (yoy)

“Inflasi tahun ke tahun pada Januari 2023 terhadap Januari 2022 itu mencapai 5,28 persen (yoy),” kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023). 

Margo menjelaskan, tingkat inflasi Januari 2023 sebesar 0,34 persen (mtm). Hal ini terjadi karena indeks harga konsumen meningkat dari 113,59 pada Desember 2022 menjadi 113,98 di Januari 2023. 

“Inflasi ini relatif lebih rendah dibandingkan Januari tahun sebelumnya sebesar 0,56 persen,” kata dia. 

Adapun kelompok pengeluaran terbesar dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Margo menjelaskan komoditas penyumbang inflasi secara mtm terbesar dari beras, cabai merah, ikan segar, cabai rawit dan rokok kretek filter. 

“Itu adalah beberapa komoditas penyumbang inflasi pada bulan Januari secara mtm,” katanya. 

Dia melanjutkan, pada bulan Januari 2023, inflasi pangan tercatat 2,34 persen atau memberikan andil 0,07 persen. Tingkat inflasi pangan ini ini lebih tinggi dari bulan lalu. 

Secara khusus dia membahas beras pada Januari 2023 mengalami inflasi 2,30 dan andilnya 0,07 persen. Jika dibandingkan tahun lalu, komoditas beras pada Januari 2022 sebesar 0,94 persen dan andilnya ke inflasi sebesar 0,03. 

“Jadi kalau dilihat pergerakan waktunya inflasi di beras ini terjadi kenaikan dibandingkan Desember 2023 dan Januari 2022,” kata di. 

Sementera itu, penyumbang deflasi pada bulan Januari 2023 yakni transportasi. Penyumbang deflasi terbesar dari tarif angkutan udara, bensin dan telur ayam ras.

Dari sisi wilayah sebaran inflasi seluruh kota yang diamati BPS mengalami kenaikan inflasi. Inflasi tertinggi di Kota Baru yakni, 7,78 persen (yoy). Penyumbangnya inflasinya angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, bensinn, beras, rokok kretek/filter dan bawang merah. Sementara itu, inflasi terendah ada di Kota Sorong dengan tingkat inflasi 3,23 persen (yoy). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pasar SBN 2023 Menguat, Sri Mulyani Waspadai Tekanan Inflasi Global

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan Pasar Surat Berharga Negara (SBN) melanjutkan penguatan di awal tahun 2023. Hal ini didorong pembelian kembali SBN oleh investor nonresiden.

"Sampai dengan 27 Januari 2023, tercatat net buy oleh nonresiden senilai Rp48,53 triliun, perbankan senilai Rp121,98 triliun, dan investor keuangan nonbank senilai Rp3,63 triliun," kata Menkeu dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2023, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Menkeu mengungkapkan, penguatan tersebut juga didukung oleh yield SBN seri benchmark 10 tahun yang mengalami penurunan sebesar 20 bps (ytd) ke level 6,74 persen.

Meskipun kondisi pasar SBN sudah mulai kondusif, tekanan inflasi global di beberapa negara yang masih persisten tinggi perlu tetap diwaspadai yang berpotensi memicu naiknya suku bunga kebijakan bank sentral global di luar ekspektasi.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pihaknya terus memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi.

"Kebijakan moneter akan tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas (prostability) sedangkan kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta program ekonomi-keuangan inklusif dan hijau terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan (pro-growth)," ungkapnya.

Perry menegaskan, sejalan dengan arah bauran kebijakan tersebut, BI memperkuat kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas melalui penguatan kebijakan suku bunga, stabilisasi nilai tukar Rupiah, dan memperkuat kecukupan cadangan devisa.

BI sejak Agustus 2022 dengan terukur telah menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebagai langkah untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan.

"BI meyakini kenaikan BI7DRR sebesar 225 bps hingga menjadi 5,75 persen pada Januari 2023 memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I 2023 dan Inflasi IHK kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada semester II 2023," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Moeldoko: Jangan Sampai Inflasi Tinggi Hanya Gara-Gara Cabai

Komoditas cabai seringkali menjadi penyumbang inflasi nasional. Terlebih saat harganya mengalami kenaikan cukup tinggi. Padahal kebutuhan cabai bisa dipenuhi secara mandiri. Yakni dengan gerakan menanam cabai di pekarangan rumah.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan ini saat menyerahkan bantuan bibit cabai untuk masyarakat di bantaran Sungai Ciliwung, Depok Jawa Barat, Rabu (25/1/2023).

"Jangan sampai gara-gara cabai inflasi kita naik. Padahal kita bisa tanam cabai sendiri di pekarangan rumah," kata Moeldoko.

Moeldoko berharap, gerakan tanam cabai di pekarangan rumah warga sekitar bantaran sungai Ciliwung tidak hanya berhenti di kawasan Depok, Jawa Barat. Namun bisa terus melebar hingga ke Jakarta. Harapannya, masyarakat tidak hanya bisa mencukupi kebutuhan cabai sehari-hari, melainkan juga bisa menjadi sumber pendapatan.

"Kalau benar-benar ditanam dan dirawat dengan baik, saya yakin bisa untuk menambah pendapatan keluarga," ujarnya.

Moeldoko menyebut ada 1 juta bibit cabai jenis rawit merah yang sudah disiapkan. Saat ini sedang dalam proses persemaian di Kwarnas Gerakan Pramuka. Jutaan bibit tersebut akan dibagikan secara bertahap kepada masyarakat di sekitar bantaran Sungai Ciliwung.

"Ini buka seremonial saja. Tapi gerakan yang riil. Saya akan ngecek langsung untuk memastikan bibit cabai ini ditanam dan dirawat dengan baik," pungkasnya di hadapan limaratusan masyarakat yang mewakili berbagai elemen komunitas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.