Sukses

Bio Farma Ditantang Wamen BUMN Untung USD 10 Miliar dalam 4 Tahun

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury memberi misi kepada Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) untuk menciptakan keuntungan sebesar USD 10 miliar dalam 4 tahun ke depan

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury memberi misi kepada Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) untuk menciptakan keuntungan sebesar USD 10 miliar dalam 4 tahun ke depan. Menurutnya, ini satu misi yang bisa dicapai oleh Bio Farma.

Pahala berujar misinya adalah Bio Farma mampu menciptakan nilai atau value creation. Artinya, keuntungan yang dimaksud bukan hanya perihat catatan keungan, tapi juga melalui inovasi yang dihadirkan oleh Holding BUMN Farmasi yang genap berusia 3 tahun ini.

"Pertama tentunya adalah mengenai penciptaan nilai, tetapi penciptaan nilai ini bukan hanya penciptaan nilai dalam bentuk duit, tentunya yang utama adalah value creation," kata dia dalam peringatan 3 Tahun Holding BUMN Farmasi, di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

"Kita berharap dari sisi value creation sesuai dengan apa yang disampaikan mencapai value creation 10 billion dollar dalam waktu 3 sampai dengan 4 tahun mendatang," sambung Pahala.

Dia mengatakan, misi ini bukanlah hal yang sulit untuk bisa dicapai oleh Bio Farma. Apalagi, perseroan memiliki ekosistem kesehatan yang cukup lengkap.

Bersandar pada modal itu, Pahala optimistis target yang dipatok mampu dengan mudah dicapai oleh Bio Farma.

"Saya rasa ini bukan sesuatu yang tidak mungkin apalagi memang BUMN Farmasi grup adalah merupakan formasi grup yang paling lengkap dari hulu ke hilir, vaksinnya ada farmasinya ada medical supplies mudah-mudahan ada, Apotek nya ada, klinik nya juga ada, diagnostiknya juga ada," paparnya.

"Jadi memang kalau dibilang memiliki modal, pasti kita bisa memiliki modal untuk bisa membangun menciptakan nilai itu tadi," imbuh Pahala Nugraha Mansury.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bidik Cuan dari Produk Reguler

Kondisi penularan Covid-19 di Indonesia menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan, bahkan pemerintah resmi mencabut pembatasa kegiatan masyarakat. Nyatanya, langkah ini sekaligus berdampak pada Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkap ada penurunan penjualan produk yang berkaitan dengan penanganan covid-19 seiring membaiknya kondisi. Untuk itu, dia membidik produk-produk reguler yang tidak berkaitan dengan penanganan pandemi untuk menjaga kinerja perusahaan.

"Meskipun permintaan pasar akan produk covid-19 mengalami penurunan year on year (tahunan), Holding Farmasi tetap bergerak untuk menjaga positif produk regular non covid yang kami jadikan program utama kita untuk pelayanan di 2023, sehingga nanti bisa memperbaiki performa keuangan perusahaan secara keseluruhan," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (24/1/2023).

 

3 dari 4 halaman

Raup Pendapatan Rp 15,9 Triliun

Menurut data yang dikantonginya, pendapatan konsolidasi Holding Farmasi per kuartal III 2022 mencapai Rp 15,9 triliun. Sebesar Rp 11,1 triliun diantaranya merupakan hasil penjualan dari produk non covid.

"Ini langkah antisipasi untuk 2022 karena ada perbaikan kondisi pasca pandemi, maka kami coba aktifkan produk non covid," ujarnya.

Dia membidik setidaknya hingga tutup tahun 2022, setelah proses audi selesai, holding farmasi mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 22,1 triliun. Kendati begitu, angka ini memang lebih rendah 49 persen dari tahu 2021 sebesar Rp 43,4 triliun.

Honesti menekankan kalau dari porsi tersebut, sebesar Rp 16 triliun mampu didapatkan dari produk non covid. Sementara produk yang berkaitan dengan covid-19 hanya Rp 5,9 triliun.

 

4 dari 4 halaman

Positif

Pada kesempatan yang sama, Honesti mengungkap juga soal progosa pendapatan yang didapat Bio Farma secara mandiri. Dia membidik perusahaan mampu meraup pendapatan Rp 10,8 triliun di 2022.

Dimana Rp 6 triliun didapat dari produk non covid, dan Rp 4,8 triliun sisanya didapat dari penjualan produk yang berkaitan dengan covid-19.

"Dari sisi ebitda pun menunjukkan angka yang relatif cukup bagus ya, kita bandingkan sengan 2020 itu Rp 662 miliar, di 2022 akan mencatat Rp 915 miliar," terangnya.

"Kemudian dari sisi laba-rugi pun kami masih mencatat laba positif sebesar Rp 905 miliar dan kami harap pada saat closing audit angka ini bisa dipertahankan minimal seperti itu atau mungkin menjadi lebih baik," sambung Honesti Basyir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.