Sukses

Usai KTT G20, Industri Alkes Siap Tata Ulang Arsitektur Kesehatan Global  

Penguatan arsitektur kesehatan global menjadi salah satu poin utama hasil Presidensi G20 Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Penguatan arsitektur kesehatan global menjadi salah satu poin utama hasil Presidensi G20 Indonesia, yang merupakan wujud peran kepemimpinan Indonesia untuk turut menentukan arah kebijakan ekonomi dunia serta langkah nyata bagi pemulihan dunia akibat Covid-19.

Adapun, Presidensi Indonesia dalam KTT G20 fokus pada tiga sektor prioritas yang menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan, yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.

Jokowi juga mendorong agar negara berkembang diberdayakan sebagai bagian dari solusi. Menurut Presiden, kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan dan negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang juga harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset.

“Ini hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, kerja sama riset dan transfer teknologi diperkuat, dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang diperluas,” kata Presiden.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun menegaskan arsitektur kesehatan global diperkuat lagi dengan tiga sub agenda sektor kesehatan pada Presidensi Indonesia di G20, yang sejalan dengan 6 pilar transformasi sektor kesehatan nasional.

Tiga sub agenda tersebut, pertama, membangun ketahanan sistem kesehatan global, kedua, menyelaraskan standar protokol kesehatan global, dan ketiga mengembangkan pusat manufaktur dan pengetahuan global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi.

Adapun, fokus 6 pilar transformasi kesehatan nasional adalah transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

Direktur utama Argon Group Krestijanto Pandji menyatakan end-to-end competency yang dimiliki oleh Argon Group, dengan pengalaman lebih dari 42 tahun di industri kesehatan sebagai distributor produk farmasi dan kesehatan, ikut mendukung transformasi kesehatan nasional, salah satunya dengan memperkuat pilar ke-3, yaitu transformasi sistem ketahanan kesehatan, terutama sektor farmasi dan alat kesehatan.

“Platform kami terdiri dari 33 cabang, 4 kantor perwakilan, 1 pusat distribusi nasional, dan 33 gudang serta lebih dari 800 tenaga penjual dan 2.388 tenaga profesional. Mereka mengelola 6.000 SKU untuk melayani 70.100 pelanggan, yang terdiri dari rumah sakit, klinik dan sarana apotik,” kata Krestijanto.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sadar akan Kesehatan

Dengan perubahan perilaku konsumen yang semakin sadar akan kesehatan dan kebijakan pemerintah yang mengutamakan produk dalam negeri, masa depan industri farmasi dan alat kesehatan akan sangat menjanjikan.

Sebagai langkah konkret, dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 Tahun 2022, Argon Group ikut serta dalam Pameran Bangga Produk Inovasi dan Teknologi Kesehatan Dalam Negeri dalam mendukung Transformasi Sistem Kesehatan pada 3–5 November 2022 di Indonesia Convention Exhibition BSD, Tangerang, Banten.

Pada sesi peninjauan pameran HKN oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonessi (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wamenkes Dante Saksono Harbuwono di booth Argon Group, Krestijanto sempat memaparkan kontribusi Argon Group dalam menghasilkan produk yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi serta komitmen untuk memproduksi alat kesehatan dalam negeri.

Argon Group, melalui PT Djembatan Dua, telah memiliki visi kemandirian produk dalam negeri sejak 2011 melalui peluncuran produk alat kesehatan dengan merek Stardec. Argon Group bahkan siap meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri (TKDN) menjadi 50 persenpada 2024, sesuai dengan instruksi pemerintah. Untuk itu, Argon Group tengah menyelesaikan pembangunan pabrik produk alkes di kawasan industri Jababeka 2, Cikarang, Jawa Barat.

 

 

3 dari 3 halaman

Kebutuhan Obat

Selain itu, Argon Group juga ikut memperkuat pilar ke-5, yaitu transformasi SDM kesehatan. Dalam acara UI Vocational Expo 2022 pada 9-10 November 2022 di Balairung Universitas Indonesia, Krestijanto mengungkapkan bahwa Argon Group melihat bonus demografi di Indonesia yang memiliki 70 persen penduduk berusia produktif dengan jumlah angkatan kerja yang mencapai 144 juta orang sebagai suatu momentum untuk memperkuat SDM.

"Argon Group berkomitmen kuat untuk membangun kualitas SDM yang nantinya berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan kesehatan nasional,” tegasnya.

Kontribusi Argon Group juga memperkuat pilar ke-6 transformasi kesehatan nasional yaitu transformasi teknologi kesehatan. Menjawab kebutuhan pasar online yang terus berkembang, Argon Group mengembangkan bisnisnya melalui anak perusahaan baru, yaitu PT Karsa Inti Tuju Askara (KITA).

KITA memperluas akses masyarakat akan kebutuhan obat melalui salah satu produk layanan bernama GoApotik, sebuah pharmacy aggregator yang bertujuan untuk menghimpun rekanan apotek resmi guna memenuhi kebutuhan obat-obatan dan vitamin yang dapat diakses langsung oleh masyarakat secara online.

"KITA memiliki keunggulan digital platform dan fokus pada penjualan obat yang dapat diakses di seluruh Indonesia melalui lebih dari 4.000 rekanan apotek,” ujar Komisaris KITA, Wimala Widjaja.

Tantangan dan tugas sektor kesehatan kedepan tidak semakin ringan. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen semua seluruh komponen bangsa untuk saling berkolaborasi dalam menghadapi masalah kesehatan di masa yang akan datang.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.