Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan, kaum perempuan merupakan sosok pahlawan dalam pencegahan tindak pidana korupsi. Ini karena perempuan memiliki peran besar dalam mencegah aksi korupsi yang dilakukan oleh anggota keluarganya.
Mahendra mencontohkan, perempuan yang menyandang status ibu akan menanamkna nilai-nilai kebaikan untuk buah hatinya. Misalnya nilai-nilai kejujuran dan nilai-nilai anti korupsi.
Baca Juga
"Selain itu, hasil studi KPK terhadap anak-anak, menyatakan 80 persen anak menyatakan ibu memiliki peran sebagai pendidik. Sehingga, jelas bahwa ibu pemeran utama dalam pendidikan anak nilai anti korupsi," kata Mahendra dalam webinar bertajuk Perempuan Menginspirasi Tegakkan Antikorupsi di Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Kemudian, perempuan yang menyandang status istri juga senantiasa berperan aktif mencegah suaminya melakukan aksi korupsi di tempat kerja. "Sebagai seorang istri, perempuan memiliki peran untuk menjaga pasangannya untuk senantiasa tidak berperilaku korupsi di kantor," ujarnya.
Selain itu, kaum emak-emak yang menyandang status wanita karir juga senantiasa bertindak profesional sesuai aturan di tempat kerja. Antara lain dengan tidak melakukan aksi korupsi.
"Dengan demikian, dapat dikatakan perempuan memegang peranan penting atau sebagai tiang negara dalam membantu mencegah korupsi dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga hingga negara," ungkapnya.
Investasi abal-abal yang marak meskipun di tengah pandemi Corona tetap harus diwaspadai. Kepala Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi OJK Tongam L Tobing membeberkan, masyarakat bisa menerapkan prinsip 2L sebelum mulai berinvestasi.
OJK Ramal Nilai Ekonomi Digital Indonesia Sentuh Rp 5.184 Triliun pada 2023
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai ekonomi digital di Indonesia mencapai lebih dari USD 330 miliar atau Rp 5.184 triliun (asumsi kurs Rp 15.710 per dolar AS) pada 2023.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menuturkan, Indonesia berada di jalur pertumbuhan yang tepat untuk mencapai lebih dari USD 330 miliar pada 2030. Bahkan, saat ini ekonomi digital Indonesia menyentuh angka USD 70 miliar atau Rp 1.099 triliun, termasuk yang tertinggi di kawasan ASEAN.
“Untuk mencapai target itu, pemerintah, bank sentral dan OJK senantiasa melakukan koordinasi serta kerja sama memastikan bahwa kebijakan dan layanan yang kita buat dapat mendukung perusahaan dan startup bisa mencapai target tersebut,” kata Mahendra dalam acara 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Kamis (10/11/2022).
Mahendra menjelaskan, pihaknya melihat kemajuan teknologi yang juga diakselerasi oleh pandemi COVID-19 telah mengubah aktivitas bisnis.
“Masyarakat kini sangat mengandalkan layanan dan produk berbasis digital didukung oleh personalize, seamless and practical experience. Seiring dengan permintaan yang tinggi, lembaga keuangan pun menyesuaikan dengan bertransformasi dan mengembangkan produk dan layanan baru,” kata dia.
Regulator juga melihat beberapa perkembangan di dalam sektor keuangan termasuk inovasi berbasis blockchain. Beberapa inovasi ini tidak masuk dalam parameter regulasi yang sudah ada, tidak semua inovasi termasuk dalam kategori layanan dan produk keuangan.
“Beberapa dari inovasi ini bukanlah produk finansial tetapi mereka bisa dimanfaatkan untuk menyediakan layanan keuangan. Hal ini pun menuntut kami regulator untuk membuat peraturan yang sesuai demi mengikuti dinamika inovasi tersebut," ujar dia.
Advertisement
Mitigasi Potensi Risiko
Untuk itu, sebagai regulator harus bisa mengimbangi antara kemunculan inovasi-inovasi digital dan mitigasi potensi risiko yang mungkin terjadi.
Tak hanya itu, saat Indonesia sedang proaktif mempersiapkan diri dari dampak terburuk perlambatan ekonomi global, OJK berkeyakinan ekonomi dapat tumbuh kuat pada tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya.
Artinya, Indonesia memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi ASEAN.
“Keyakinan ini didukung oleh jumlah populasi Indonesia terutama anak muda serta masyarakat dari kalangan pendapatan menengah yang masih memiliki banyak ruang untuk bertumbuh dan berkembang,” ujar Mahendra.
Dengan demikian, ASEAN dikatakan bisa menjadi satu-satunya regional yang bisa menikmati pertumbuhan ekonomi yang sehat pada tahun-tahun mendatang.
“ASEAN bisa menjadi satu-satunya regional yang bisa menikmati pertumbuhan ekonomi yang sehat pada tahun-tahun mendatang,” pungkasnya.
Reporter: SUlaeman
Sumber: Merdeka.com
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.