Sukses

Di Depan CEO Dunia, Airlangga Pamer IKN jadi Kota Cerdas dan Ramah Lingkungan

Tren investasi environment, social, and good governance (ESG) dipilih Pemerintah Indonesia, menjadi bisnis transformasi yang digunakan untuk membangun Ibu Kota Baru di Kalimantan Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan tren investasi environment, social, and good governance (ESG) dipilih Pemerintah Indonesia, menjadi bisnis transformasi yang digunakan untuk membangun Ibu Kota Negara ataua IKN Nusantara di Kalimantan.

Airlangga menjelaskan, bisnis transformasional harus merangkum keberlanjutan dengan memperhitungkan sosial lingkungan, tata kelola, atau menerapkan praktik ESG.

“Pendekatan ini diadopsi dalam rencana kami untuk membangun ibu kota baru di kalimantan ‘Nusantara’ yang akan menggabungkan keberlanjutan, kecerdasan, mobilitas, kualitas kota, infrastruktur, dan pengembangan sumber daya manusia,”  kata Airlangga dalam B20 Summit Indonesia 2022 Day 2, Senin (14/11/2022).

Menurutnya, sangat penting untuk menciptakan bisnis yang ramah lingkungan. Hal itu bertujuan untuk menjaga masa depan anak bangsa supaya terhindar dari kemiskinan maupun kelaparan.

Oleh karena itu, untuk menuju masa depan yang lebih baik kita harus siap menerapkan revolusi hijau lainnya.

“Kita harus siap untuk Revolusi Hijau lainnya, berinovasi untuk transformasi yang lebih besar Apa ekonomi digital yang melindungi planet kita dan masa anak-anak kita dan cicit kita. Kami mengundang Anda untuk menjadi bagian dari transformasi Indonesia,” ujar Airlangga.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Revolusi Industri 4.0

Lebih lanjut, kata Airlangga, saat ini dunia sedang menghadapi perubahan yang sangat cepat. Menurut dia, transformasi dari satu sistem ke sistem lainnya merupakan kunci untuk mengatasi berbagai tantangan.

Maka penting bagi kita semua untuk memanfaatkan peluang revolusi industri 4.0, kecerdasan buatan, dan inovasi. Transformasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Pemerintah harus mampu mengendalikan dan menjawab tantangan masa depan melalui kemitraan publik-swasta yang lebih kuat.

“Satu hal yang penting, Pemerintah tidak bisa menyelesaikan krisis secara sepihak. Sektor bisnis juga merupakan kunci untuk membantu menyelesaikan krisis. Ada pepatah lama yang melandasi budaya kerja Indonesia “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” yang memiliki makna bersatu Kita teguh bercerai kita runtuh,” pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Investor IKN Nusantara Diseleksi Ketat, Wajib Jalankan ESG

Mega proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur akan berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social, and governance (ESG). Tak hanya pembangunan IKN, pemerintah berkomitmen untuk menerapkan ESG untuk semua proyek infrastruktur.

"Jika kita ingin menarik dana dari swasta atau internasional, maka cara strategis adalah memenuhi standar kualitas, termasuk ESG itu," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Launching of ESG and Manual di Movenpick, Jimbaran, Bali, Sabtu, (12/11/2022).  

Pemerintah masih mengutamakan partisipasi pihak swasta dalam membangun IKN Nusantara. Hal ini  mengingat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya akan membiayai sekitar 20 persen dari total kebutuhan pembangunan ibu kota baru tersebut.

Meski sebagian besar menggunakan dana  swasta, pemerintah memastikan akan menyeleksi secara ketat para investor di  ibu kota nusantara. Pemerintah mengedepankan kualitas investasi dan penerapan ESG-nya.

Kebijakan tersebut juga berlaku bagi kementerian yang menggarap pembangunan IKN. Salah satunya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menjadi pelaksana pembangunan IKN dan infrastruktur nasional.

"Jadi kita akan bersama-sama nanti dengan Kementerian PUPR yang banyak juga memegang projek IKN saat ini, nanti akan bersama-sama menerapkan (ESG)," kata dia.

Sri Mulyani mengatakan membangun IKN Nusantara bukan hanya sekedar memindahkan pusat pemerintahan. Melainkan sekaligus menciptakan cara hidup baru yang mengutamakan aspek berkelanjutan.

"Bapak Presiden sering sampaikan bahwa ini tidak sekadar memindahkan tetapi menjadi cara hidup baru termasuk dari sisi aspek green-nya,” ungkapnya.

Apalagi, prinsip-prinsip mengenai ESG memang sudah seharusnya diterapkan dalam setiap pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pembangunan yang memprioritaskan aspek ramah lingkungan, tidak merugikan, menguntungkan sosial dan memiliki tata kelola yang sangat baik.

“Saya tentu sangat senang bahwa prinsip ini akan dibangun dan ditumbuhkan terus,” pungkasnya.

4 dari 4 halaman

IKN Jadi Kota Netral Karbon Pertama di Indonesia pada 2045

Pemerintah RI dan Asian Development Bank (ADB) meluncurkan kajian ruang lingkup (scoping study) untuk memetakan langkah-langkah bagi Ibu Kota Nusantara (IKN) agar menjadi kota netral karbon pada 2045.

Kajian ini diumumkan di sebuah acara di Pavilion Indonesia di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PPB, COP27. Langkah ini mempertegas komitmen Nusantara untuk ikut berkontribusi dalam nationally-determined contributions (NDCs) sejalan dengan Paris Agreement. 

"Sebagai ibu kota berbasis hutan berkelanjutan yang pertama di dunia, IKN Nusantara siap memimpin kontribusi Indonesia di panggung global dalam memitigasi dampak perubahan iklim," kata Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono dalam keterangan tertulis, Kamis (9/11/2022).

Menurut Bambang, kajian ini memberikan momentum dan arah yang jelas bagi IKN untuk menjadi kota netral karbon pertama di Indonesia pada 2045.

Bila telah selesai diterapkan, rencana Nusantara untuk menjaga 65 persen dari kawasannya sebagai kawasan yang dilindungi (melalui proses restorasi dan rehabilitasi) dapat meningkatkan penyerapan karbon, dan memungkinkan IKN menyerap karbon lebih banyak dari yang dilepaskan (net sink) sebelum 2030, sebelum mencapai posisi netral karbon pada 2045.

Langkah yang dilakukan Nusantara juga akan berkontribusi pada target pencapaian nol emisi karbon Indonesia pada 2060, dan pencapaian net sink di sektor lahan pada 2030. Itu selaras dengan NDC Indonesia untuk mendukung Kesepakatan Paris.

"Partisipasi aktif pemerintah provinsi, kota dan kabupaten, yang berada di garda depan implementasi kebijakan nasional sangatlah penting bagi pencapaian komitmen nasional terhadap Kesepakatan Paris," ujar Wakil Presiden Urusan Asia Tenggara, Asia Timur, dan Pasifik, Ahmed M. Saeed. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.