Sukses

Upaya PHE Jambi Merang Bantu Dongkrak Ekonomi Warga

Melalui program hunian asry untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan usaha ternak ayam kampung-bebek

Liputan6.com, Jambi - Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar di Dusun 7 Desa Muara Medak, Jambi, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang memberikan edukasi dan pelatihan melalui Perhutanan Sosial Inovatif Berbasis Agroforestry atau disebut hunian asry.

Melalui program hunian asry untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan usaha ternak ayam kampung-bebek, pemanfaatan lidi sawit untuk kerajinan rumah tangga, dan pengembangan tanaman obat keluarga (toga). Nobon (39), salah satu masyarakat Dusun 7 Desa Muara Medak menuturkan, usaha ternak ayam kampung-bebek dimulai sekitar akhir 2021. Pemilihan usaha ternak ayam-bebek ini lantaran melihat potensi ekonomi untuk masyarakat sekitar.

Untuk usaha ternak ayam kampung-bebek tersebut dilakukan oleh dua kelompok dengan masing-masing kelompok 10 orang. Pengembangan usaha ayam kampung-bebek ini juga dibantu oleh PHE Jambi Merang melalui pemberian bibit.

Nobon menuturkan, dengan usaha ayam kampung-beben ini juga menambah ekonomi masyarakat. “Ada tambahan penghasilan, dan menambah perekonomian masyarakat,” ujar dia saat ditemui, Selasa, 8 November 2022.

Meski pengembangan usaha ayam kampung-bebek ini masih awal, Nobon menuturkan, pihaknya sudah menjual kepada pelaku usaha kecil dan menengah di wilayah sekitar Desa Muara Medak. Untuk ayam kampung-pedaging dijual sekitar Rp 37 ribu.

Untuk menjalankan usaha ayam kampung-bebek ini juga ditemui kendala terutama masalah pakan. Nobon mengatakan, semakin kecil biaya pakan, makin besar keuntungan. “Pakan ternak itu bisa Rp 700 ribu, dan biasa Rp 450 ribu per karung,” kata dia.

Untuk siasati mahalnya biaya pakan ternak, masyarakat mencari alternatif dengan memakai singkong dan budidaya maggot.

Selain mengembangkan usaha ayam kampung-bebek, peningkatan ekonomi warga lainnya melalui pemanfaatan lidi sawit. Ibu Kepala Dusun 7 Desa Muara Medak, Ina mengatakan, pembuatan lidi sawit sebagai kerajinan biasanya dipasarkan untuk hajatan.

Namun, seiring pandemi COVID-19 yang terjadi lebih dari dua tahun ini berdampak terhadap penjualan kerajinan lidi sawit. Ina mengatakan pernah mendapatkan pesanan paling banyak mencapai 10 lusin. Harga kerajinan lidi sawit tersebut sekitar Rp 80 ribu-Rp 100 ribu per lusin. “Untuk pemasaran hanya dari mulut ke mulut, kendalanya di pemasaran,” kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

PHE Jambi Merang Gandeng Masyarakat Cegah Kebakaran Hutan

Sebelumnya, mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan di Jambi, sejumlah upaya dilakukan salah satunya melalui program perhutanan sosial inovatif berbasis agroforestry yang diterapkan PHE Jambi Merang.

Dalam program perhutanan sosial inovatif berbasis agroforestry ini melibatkan masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Apalagi bencana kabut asap di Jambi pernah terjadi pada 2015 dan 2019 akibat kebakaran hutan dan lahan.  

Untuk mendukung upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan, PHE Jambi Merang pun melakukan program melalui perhutanan sosial inovatif berbasis agroforestry yang melibatkan masyarakat. Salah satunya dilakukan di Dusun 7 Mekar Jaya, Desa Muara Medak. Setelah melalui program pendidikan kepada Suku Anak Dalam, kemudian dikembangkan program perhutanan sosial.

Ketua Gapoktan Berkah Hijau Lestari Dusun 7 Mekar Jaya, Desa Muara Medak, Edi Susanto menuturkan, pengembangan program perhutanan sosial ini dalam bentuk pembuatan sekat kanal untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan.  

Saat ini, ada sekat kanal terpal dan permanen untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan tersebut. Melalui sekat kanal tersebut diharapkan dapat mengontrol tingginya permukaan air bagi lahan gambut agar tetap basah dan lembab. Adapun pemicu kebakaran dapat terjadi karena kekeringan dan kebakaran di lahan tidur.

"Sekat kanal ini fungsinya basahi gambut agar gambut tetap lembab keadaan jadi tanaman bisa hidup dan kurangi pencegahan kebakaran hutan,” ujar Edi saat ditemui Selasa (8/11/2022).

3 dari 3 halaman

Kurangi Kebakaran di Lahan Gambut

Melalui sekat kanal ini, Edi mengatakan dapat mengurangi kebakaran di lahan gambut signifikan pada 2019. Ketika kebakaran terjadi pada 2015, Edi menuturkan, masyarakat belum pahami kalau air sangat dibutuhkan di lahan gambut. Lahan kering cepat terbakar. Dengan demikian, kesadaran masyarakat mengenai air dan gambut tidak bisa dipisahkan.

Pihaknya pun mendapatkan pelatihan dalam bentuk pendampingan pelatihan repair atau regu peduli air. Dalam repair ini ada 30 orang yang terlibat. Edi menceritakan, sosialisasi secara gerilya dilakukan kepada masyarakat untuk pembuatan sekat kanal.

”Kebakaran 2019 walaupun terjadi kebakaran, kebakaran gambut alami penurunan signifikan. 2019 alhamdulilah sudah direpair sekat kanal terpal, lakukan sekat kanal dengan terpal, walau terjadi kebakaran di atasnya bukan di gambut dalam,” ujar dia.

 Pada tahun lalu, ada 16 titik yang memakai sekat kanal terpal dan sekat terpal permanen sekitar dua unit. “Di wilayah gapoktan sekat kanal terpal bukan berapa banyak, melihat kondisi,” ujar Edi.

Selain pembuatan sekat kanal, Edi mengatakan, akan membuat sekat bakar melalui tanaman nanas, jelutong, dan pinang. Nanas cocok untuk sekat bakar, kami ajukan untuk penanaman sekat bakar,” tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.