Sukses

Erick Thohir Bocorkan Rencana Garuda Indonesia Masuk Holding BUMN Pariwisata

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan persiapan Garuda Indonesia untuk bergabung dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, selaku holding BUMN pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan persiapan Garuda Indonesia untuk bergabung dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, selaku holding BUMN pariwisata. Garuda Indonesia masih butuh sejumlah persiapan untuk jadi bagian dari holding BUMN pariwisata. 

"Garuda sekarang kan masih langkah kedua. Artinya setelah kemarin restructuring, sekarang penyehatan. Alhamdulillah sudah sehat.Tapi, langkah berikutnya, membesarkan," ujar Erick Thohir di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Jumat (28/10/2022).

Setelah itu, baru Garuda Indonesia bisa bersinergi dengan InJourney. Dalam tahapan itu, nantinya maskapai pelat merah tersebut bakal berkonsolidasi dengan perusahaan BUMN lain. 

"Ini akan dikonsolidasikan dengan seluruh jaringan wisata injourney, termasuk dari pihak-pihak swasta, kita gabungkan jadi ekosistem," ungkap dia. 

Dalam pengembangan holding BUMN pariwisata Erick Thohir juga tengah mengkonsolidasikan 103 hotel milik perusahaan BUMN untuk berada di bawah panji InJourney. Dia tak ingin masing-masing perusahaan pelat merah memiliki hotel sendiri di bawah pengurusannya. 

Tak hanya BUMN, holding BUMN pariwisata juga bakal berkolaborasi dengan UMKM, khususnya untuk mengakomodir kebutuhan perangkat di dalam hotel. 

"Setelah digabungkan, kita renovasi. Tapi bukan itu tujuan utamanya. Tidak kalah pentingnya juga, seluruh kebutuhan hotel itu disuplai oleh UMKM. Shamponya, sabunnya, handuknya. Jadi kita bisa saling menjaga. Itu yang kita namakan ekosistem," paparnya. 

"Pokoknya yang pasti, tahap pertama 23 hotel, lalu naik ke 40. Itu yang mau kita lakukan, supaya kita bisa agak mandiri. Masa obat aja 90 persen impor," pungkas Erick Thohir. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengadilan Setujui Perjanjian Damai, PKPU Garuda Indonesia Resmi Berakhir

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengumumkan berakhirnya kasus hukum terkait penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) dan pengesahan perjanjian perdamaian (homologasi).

Direktur Utama Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra menerangkan, Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengesahkan perjanjian perdamaian antara PT Garuda Indonesia Tbk dengan para krediturnya melalui Putusan (Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 425/Pdt.sus-PKPU/2021/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 27 Juni 2022). 

Putusan itu dikatakan oleh Mahkamah Agung RI dalam Putusan Mahkamah Agung No.1454K.Pdt.Sus-Pailit/2022 tanggal 26 September 2022 atau putusan homologasi.

Putusan MA itu pertama, menyatakan sah dan mengikat secara hukum Perjanjian Perdamaian tertanggal 17 Juni 2022 antara perseroan dengan krediturnya. Kedua, menyatakan PKPU No. 425/Pdt.sus-PKPU/2021/PN.Niaga.Jkt.Pst  demi hukum berakhir.

"Dengan putusan homologasi telah memperoleh kekuatan hukum tetap melalui putusan Mahkamah Agung sebagaimana dimaksud, maka PKPU perseroan telah berakhir,” kata Irfan, dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/10/2022).

Dia menambahkan, tidak terdapat dampak langsung terhadap kegiatan operasional perseroan atas adanya putusan ini. Seiring dengan adanya putusan tersebut, Garuda Indonesia memperkirakan tahapan restrukturisasi yang dijalankan perseroan dapat rampung jelang akhir 2022. 

 

3 dari 3 halaman

Garuda Indonesia Rights Issue, Minimal Kantongi Rp 7,5 Triliun

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berencana gelar penambahan modal di tengah hiruk pikuk potensi resesi global. Aksi ini ditempuh sebagai salah satu upaya pemulihan keuangan Garuda Indonesia melalui restrukturisasi utang.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengaku cukup optimistis penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue akan dieksekusi oleh pemegang saham perseroan. Di sisi lain, Irfan nampak cukup lega lantaran Garuda Indonesia akan mengantongi Rp 7,5 triliun dari rights issue pemerintah selaku pemegang saham pengendali dengan porsi 60,54 persen.

"Jika optimismenya diasumsikan dengan semuanya melakukan haknya, kami belum bisa simpulkan saat ini. Tapi minimal Rp 7,5 triliun (PMN) bisa masuk dalam dana perusahaan dan bisa kami sesuaikan dengan business plan yang kami rencanakan,” kata Irfan dalam paparan publik insidentil di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Dana PMN senilai Rp 7,5 triliun itu rencananya 60 persen dialokasikan untuk restorasi pesawat. Sisanya akan digunakan untuk pemeliharaan dan modal kerja perseroan. Lebih lanjut, Irfan menjelaskan ekonomi Indonesia disebut masih cukup resilien meski digempur krisis beberapa waktu terakhir.

Dalam catatannya, bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat menyebutkan Indonesia sebagai salah satu negara di emerging market yang tahan uji selama pandemi COVID-19hingga krisis baru-baru ini.

"Beberapa emerging countries akan cukup aman dari resesi dan beberapa negara tersbeut disampaikan oleh Menkeu di satu kesempatan, antara lain Brazil, India dan Indonesia. Jadi kami tetap optimis walaupun tetap waspada khususnya dalam pembukaan rute terbaru yang internasional,” imbuh Irfan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.