Sukses

Wapres Ma'ruf Amin Minta Ekonomi Syariah Masuk Kurikulum Pesantren

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengusulkan ekonomi syariah dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan pesantren.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengusulkan ekonomi syariah dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan pesantren. Wapres Ma'ruf menilai, ekonomi syariah berpotensi besar menjadi penopang ekonomi nasional sehingga perlu dipahami masyarakat luas.

"Oleh karenanya, pesantren di seluruh pelosok negeri harus terus kita dorong untuk menggalakkan kegiatan dan pembelajaran di bidang ekonomi dan keuangan syariah dalam kurikulumnya," ungkapnya dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival 2022 di JCC Senayan, Kamis (6/10).

Wapres Ma'ruf menyampaikan, ekonomi syariah terbukti dapat diandalkan untuk menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan dan pemerataan. Ini karena ekonomi syariah bertumpu pada sektor riil sehingga berperan penting dalam pengamanan pasokan nasional.

Misalnya, dana sosial syariah menjadi salah satu pilar ekonomi dan keuangan syariah, telah didistribusikan kepada masyarakat untuk membantu menjaga daya beli masyarakat. Selain itu, Ziswaf juga menjadi instrumen yang efektif untuk pemberdayaan ekonomi umat.

"Ini yang pada gilirannya kita harapkan dapat mengentaskan kemiskinan serta ketimpangan sosial-ekonomi," imbuhnya.

Melalui pembelajaran ekonomi syariah di kurikulum ini, dia berharap penguatan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia bergerak mulai dari akar rumput hingga ke level pembuat kebijakan.

"Hal ini bisa kita capai karena adanya sinergi erat di antara semua pemangku kepentingan, tidak terkecuali Bank Indonesia," pungkasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hadapi Ancaman Resesi, Wapres Ingin Masyarakat Terus Belanja

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta seluruh pemerintah negara berkembang, termasuk Indonesia untuk bersiap menghadapi tren aliran modal keluar atau capital outflow dalam beberapa waktu ke depan.

Hal ini menyusul langkah agresif sejumlah bank sentral negara maju untuk menaikkan suku bunga acuan dalam menghadapi lonjakan inflasi global. Terutama Bank Sentral AS The Fed yang kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Hal ini memicu negara-negara di dunia dihadapkan pada resesi.

"Menghadapi situasi ini, negara-negara berkembang perlu mewaspadai pembalikan arus modal ke negara-negara maju," tekan Wapres Ma'ruf dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival 2022 di JCC Senayan, Kamis (6/10/2022).

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mengoptimalkan seluruh modal dan kekuatan ekonomi nasional yang miliki untuk bertahan di situasi yang tidak menentu seperti sekarang. Antara lain dengan terus mendorong masyarakat untuk berbelanja, yang mana memperkuat konsumsi rumah tangga dan memperkuat bisnis UMKM domestik.

"Kekuatan domestik yang perlu kita jaga antara lain adalah konsumsi dalam negeri dan UMKM yang menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Konsumsi Rumah Tangga

Wapres Ma'ruf mencatat, pada triwulan II tahun ini, 51,47 persen PDB berasal dari konsumsi rumah tangga. Untuk itu, pemerintah terus menjaga level daya beli dan konsumsi masyarakat melalui bantuan sosial dan bantuan langsung tunai yang menyasar rumah tangga maupun UMKM.

Pemerintah juga terus menggaungkan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia. Produk-produk buatan dalam negeri, tidak terkecuali produk UMKM, tidak kalah mutunya. Produk fesyen hijab misalnya, telah berhasil merebut hati konsumen domestik dan luar negeri.

"Ini harus terus kita tingkatkan. Mari kita menjadi yang pertama, memberi contoh kepada masyarakat, bangga menggunakan produk buatan dalam negeri," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.