Sukses

Tancap Gas, BSU Tahap 4 Cair Mulai 3 Oktober 2022

Hingga akhir September sudah dicairkan BSU kepada 7 juta pekerja pada tahap 1-3. Ada pun dana yang telah disalurkan sebesar Rp 4,2 triliun atau 48,2 persen dari anggaran Rp 8,8 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh jajarannya terutama Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah untuk mempercepat penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2022. Selesai menyalurkan BSU Tahap 3 pada minggu ini, pemerintah langsung tancap gas menyalurkan BSU tahap 4 pada 3 Oktober 2022. 

"Minggu depan BSU mulai (cair untuk) tahap 4," kata Direktur Jenderal Anggaran, Isa Rachmatawarta di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (30/9/2022).

Isa mengatakan pencairan BSU masih akan berlangsung sampai akhir tahun. Setidaknya akan ada 6 sampai 7 tahap pencairan.

"Pencairan BSU ini akan dilakukan setelah melakukan skrining juga dan ini akan dilakukan 6-7 tahap," kata dia.

Sementara itu hingga akhir September sudah dicairkan BSU kepada 7 juta pekerja pada tahap 1-3. Ada pun dana yang telah disalurkan sebesar Rp 4,2 triliun atau 48,2 persen dari anggaran Rp 8,8 triliun.

"Ini sudah hampir separuhnya sudah dibayarkan Rp 4,2 triliun karena masing-masing menerima Rp 600.000 dan dibayarkan satu kali," kata dia

Dalam program ini pemerintah menargetkan BSU akan dicarikan kepada 14,6 juta orang. Mereka ini merupakan yang pekerja dengan gaji di bawa Rp 3,5 juta atau setara dengan upah minimum daerh.

Proses penyaluran dilakukan melalui bank himbara. Bila belum memiliki rekening, maka penerima BSU akan dibukakan rekening. Namun jika tidak bisa terjangkau bank himbara, penyaluran BSU akan dibayarkan lewat PT Pos Indonesia,

"Tapi kalau akses ke bank tidak mudah ini akan dibayarkan lewat PT Pos," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bingung BSU Rp 600 Ribu Tak Kunjung Cair, Bisa Jadi Ini Penyebabnya!

Pemerintah saat ini tengah menyalurkan Bantuan Subsidi Upah atau BSU Rp 600 ribu. Namun, dalam prosesnya masih banyak pekerja yang mengeluh belum mendapatkan bantuan tersebut.

Lantas mengapa belum mendapatkan BSU?

Dikutip dari keterangan resmi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui akun Instagram @kemnaker, Jumat (30/9/2022). Terdapat 3 alasan utama penyebab pekerja belum mendapatkan BSU 2022 atau BLT gaji ini.

Pertama, data pekerja yang bersangkutan belum masuk dalam proses penyaluran BSU tahap yang sedang berjalan karena penyalurannya dilakukan secara bertahap.

Kedua, pekerja tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai penerima BSU karena telah menerima program kartu Prakerja, program keluarga harapan dan bantuan produktif untuk usaha mikro tahun berjalan, serta pesyaratan lainnya sesuai Permenaker Nomor 10 Tahun 2022.

Ketiga, terdapat data rekening duplikasi, tutup, tidak valid, tidak sesuai dengan NIK, dan tidak terdaftar.

Bantuan Subsidi Upah (BSU) merupakan bantuan sosial dari pemerintah di tengah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Adapun BSU 2022 diberikan sebesar Rp 600 ribu kepada para pekerja atau buruh yang memenuhi syarat.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mencatat per 27 September 2022 secara nasional BSU sudah tersalurkan kepada 7.077.550 pekerja atau sebanyak 48,3 persen.

Menaker menegaskan, BSU disalurkan kepada para pekerja dari Sabang sampai Merauke yang memenuhi ketentuan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 10 Tahun 2022.

"Setiap minggu (disalurkan kepada) 1 juta, 2 juta (penerima BSU). Insya Allah dalam kurun 1 bulan mungkin Pak Presiden kita bisa selesaikan," pungkas Menaker.

 

3 dari 3 halaman

BSU Rp 600 Ribu 2022 Belum Cair Karena Data Salah, Begini Cara Ubah Data Tak Sesuai

Bantuan Subsidi Upah (BSU) merupakan bantuan sosial dari pemerintah di tengah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Adapun BSU 2022 diberikan sebesar Rp 600 ribu kepada para pekerja atau buruh yang memenuhi syarat.

Sebagai informasi, pemerintah telah memberikan BSU Rp 600 ribu sejak September 2022, BSU 2022 tahap pertama telah disalurkan sebanyak 4.112.052 penerima.

Kemudian untuk tahap kedua 1.607.776 dan tahap ketiga 1.375.772 pekerja. Semua total penerimaan hingga tahap ketiga diketahui saat ini BSU sudah disalurkan kepada 7.077.550 pekerja atau buruh.

Untuk prosesnya, BSU akan dicarikan setelah data dari BPJS Ketenagakerjaan diverifikasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

Kemudian BSU akan langsung disalurkan ke rekening pekerja dan buruh melalui bank Himbara atau bank pemerintah yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). 

Target penerima BSU 2022 ini sejumlah 14.639.675 pekerja atau buruh dengan total anggaran Rp. 8.804.969.750.000.

Untuk memastikan apakah pekerja atau buruh terdaftar sebagai penerima BSU 2022, dapat melakukan pengecekan pada laman resmi Kemnaker melalui kemnaker.go.id dan website bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id.

Adapun pekerja atau buruh yang belum mendapatkan BSU 2022 salah satu penyebabnya adalah karena adanya kesalahan data dalam BSU 2022. Lalu bagaimana Cara Mengubah Data BSU 2022 yang Salah?

Melansir laman instagram @kemnaker pada Kamis (29/9/2022), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI memberikan solusi jika terjadi kesalahan data pekerja atau buruh dalam BSU 2022.

Adapun solusi dari Kemnaker RI adalah sebagai berikut:

1.     Perubahan data dapat disampaikan langsung kepada perusahaan domisili pekerja/buruh untuk kemudian disampaikan oleh perusahaan kepada kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan setempat. Perubahan data tersebut akan dikirimkan kembali oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada Kementerian Ketenagakerjaan untuk proses pencairan.

2.     Kementerian Ketenagakerjaan tidak akan memproses lebih lanjut pencairan dana apabila data yang diterima tidak sesuai dengan syarat yang diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2022.

Setelah melakukan beberapa langkah tersebut, calon penerima BSU 2022 tinggal menunggu konfirmasi terkait perubahan datanya. 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.