Sukses

DPR Minta Pemerintah Tetap Dorong Orang Kaya Pakai Kompor Listrik

Masyarakat menengah ke atas jadi target yang perlu didorong untuk menggunakan kompor listrik induksi

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti meminta pemerintah melakukan pemetaan konsumen kompor gas LPG dan kompor listrik. Ini menyusul pembatalan program konversi kompor gas LPG ke kompor listrik induksi.

Menurutnya, pemetaan konsumen itu jadi langkah penting karena dari kompor gas dan kompor listrik punya target konsumen yang berbeda. Masyarakat menengah keatas menurutnya jadi target yang perlu didorong untuk menggunakan kompor listrik induksi.

Jika pemetaan dilakukan, maka rencana pemerintah untuk mengurangi beban terhadap subsidi gas LPG juga akan tercapai.

"Betul karena masing-masing punya segmentasi marketnya, yang kalangan menengah ke atas perlu di encourage menggunakan kompor listrik untuk membantu menekan subsidi tersebut," kata dia kepada Liputan6.com, dikutip Kamis (29/9/2022).

Dia mengakui kalau langkah penyetopan program konversi kompor listrik itu jadi langkah yang tepat. Kembali lagi alasannya soal segmentasi konsumwn yang berbeda.

"Di satu sisi kompor listrik di harapkan mampu mendorong gaya hidup ramah lingkungan dan mengatasi permasalahan oversupply listrik negara. Namun di sisi lain dengan kebutuhan daya listrik sebesar kurang lebih 1.200 watt, kompor listrik menjadi komoditas yang cukup berat untuk di maintain oleh masyarakat di kalangan menengah kebawah," terangnya.

Bahkan, menurut data yang dimilikinya masih ada wilayah yang belum bisa mendapatkan akses listrik. Belum lagi ditambah dengan peralatan memasak perlu disesuaikan kembali jika menggunakan kompor listrik.

"Kompor listrik merupakan inovasi yang baik untuk masyarakat kalangan menengah ke atas, di mana akses listrik terjamin, infrastruktur juga sudah compatible dan affordable secara keseluruhan," paparnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

LPG Mudah Didapatkan

Lebih lanjut, dia menilai kalau kemudahan akses LPG pun jadi salah satu alasan masyarakat enggan berpindah ke kompor listrik. Utamanya kalangan masyarakat menengah kebawah yang menggunakan LPG subsidi 3 kilogram.

"Selain di subsidi, barangnya juga assessible. Oleh karena itu kedua komoditas yakni kompor listrik dan gas LPG pada dasarnya mempunyai segmentasi market yang berbeda," kata dia.

Maka langkah kedepan menurut saya butuh di lakukannya pemetaan secara merata untuk mengetahui kelompok mana yang lebih layak untuk menggunakan kompor listrik dan begitupun juga untuk gas LPG," pungkasnya.

Konversi Kompor Listrik Dibatalkan, Ini Komentar Erick Thohir

PT PLN (Persero) membatalkan konversi kompor gas ke kompor listrik. Menteri BUMN Erick Thohir memberikan tanggapan tipis soal keputusan tersebut.

Erick enggan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai langkah dari PLN ini. Ia meminta, persoalan ini ditanyakan lebih jelas ke PLN.

"Tanya ke PLN," kata dia saat ditemui waryawan di Gedung Sarinah, Rabu (28/9/2022).

 

3 dari 4 halaman

Alasan Dibatalkan

Untuk diketahui, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo sebelumnya mengumumkan kalau rencana konversi kompor gas ke kompor listrik itu dibatalkan. Alasannya, guna meredam dampak ekonomi yang masih terjadi di masyarakat.

Terpisah, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengonfirmasi pembatalan tersebut. Dia mengatakan keputusan penyetopan konversi ke kompor listrik mengacu pada hasil rapat koordinasi yang telah dilakukan sebelumnya.

Terkait alasan pemberhentian program, ia mengatakan PLN dan setiap pihak terkait memerlukan persiapan yang lebih matang.

"Ya mungkin nanti memerlukan persiapan terlebih dahulu," ujar dia.

 

4 dari 4 halaman

Tak Dilanjutkan

Bahkan, ia mengaku belum ada rencana dari pihaknya untuk melanjutkan konversi tersebut. Pahala menyebut kalau kelanjutan program masih perlu didiskusikan lebih lanjut.

"Kelihatannya kita belum ada rencana untuk melanjutkan penggunaan kompor listrik," ungkapnya.

"Belum tahu (kapan dilanjutkan), nanti kita rapatkan dulu," pungkasnya.

Kendati demikian, Pahala belum mau memberikan detail kapan pembahasan lanjutan akan dilakukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.