Sukses

Tahun Depan Penuh Tantangan, Ketua Banggar Minta APBN 2023 Lebih Kuat

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR MH Said Abdullah, berharap dalam penyusunan RAPBN 2023 tidak ada yang terlewat dan bisa disiapkan secara matang

Liputan6.com, Jakarta Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR MH Said Abdullah, berharap dalam penyusunan RAPBN 2023 tidak ada yang terlewat dan bisa disiapkan secara matang. Tujuannya, agar ke depannya APBN bisa lebih kuat dalam menghadapi ketidakpastian.

"Banyak hal yang kita perkirakan sudah kita persiapkan dengan matang sebagai landasan kebijakan, nyatanya masih ada kejadian baru yang luput dari mitigasiyang tidak kita perhitungkan sebelumnya," kata Said dalam Rapat Paripurna DPR RI: Pembicaraan Tingkat II / Pengambilan Keputusan atas RUU APBN TA 2023, Kamis (29/9/2022).

Misalnya, pada saat pembahasan RAPBN 2020 ditahun 2019 tidak ada satupun yang bisa memperkirakan pada tahun 2020 dunia akan dilanda pandemi. Kejadian serupa terjadi saat membahas RAPBN tahun 2020 pada tahun 2021, tidak ada satu pihak pun yang menebak ada perang antara Rusia dan Ukraina di Tahun 2022 yang hingga kini masih berlanjut.

"Padahal kedua peristiwa itu sangat mempengaruhi keadaan ekonomi, sosial, politik dan keamanan dunia bahkan situasi dalam negeri kita. Saya tidak mau, saya tidak hendak mengajak kita semua jatuh pada fatalistis sebaliknya mengajak kita semua memperluas Horizon, mengurut setiap peristiwa menjadi pilahan-pilahan mata rantai peristiwa-peristiwa baru yang kemungkinan akan terjadi Kita membutuhkan inside berbagai pihak bukan hanya ekonomi tetapi politik, keamanan, energi dan lain-lain," jelasnya.

Upaya ini Badan anggaran dedikasikan agar pondasi APBN kita tahun depan mencakup berbagai langkah mitigasi dengan baik. Badan Anggaran berharap postur APBN 2023 ini kredibel, sehat dan berkesinambungan untuk menjawab tantangan tahun depan, serta meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Badan Anggaran DPR RI bersama pemerintah telah semaksimal mungkin, melihat berbagai kemungkinan tantangan pada tahun depan sebagai kerangka mitigasi dalam mendesain APBN 2023.

"Kami melihat tantangan yang kita hadapi pada tahun depan sebagai kelanjutan atas situasi eksternal yang kita hadapi saat ini. Perang dan pandemic yang berlanjut di sejumlah kawasan mengakibatkan disrupsi suplai bahan pangan dan energi, perang Rusia dan Ukraina yang berlarut-larut membawa efek serius terhadap ekonomi global," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Inflasi Tinggi

Disisi lain, inflasi kian membumbung tinggi di banyak Kawasan, per September 2022 Inggris mengalami inflasi menyentuh 9,9 persen, zona Eropa 9,1 persen, Italia 8,4 persen, Amerika Serikat 8,3 persen, Jerman 7,9 persen, Indonesia mengalami kenaikan inflasi namun masih di level yang cukup tinggi di level 4,7 persen.

Kemudian, volatilitas terhadap berbagai harga Komoditas utama dunia masih berlanjut hingga kini, beberapa komunitas masih persistent tinggi tetapi lainnya menunjukkan tren penurunan bahkan mengalami volatilitas yang agresif. Misalnya, harga gas alam naik 97,8 persen secara year to date, batubara naik 156,9 persen year to date.

Lalu, minyak bumi minyak bumi bulan mengalami kenaikan 15,6 perssn year to date, akan tetapi cenderung turun hingga 27 September 2022 menyentuh level USD 87 per barel. Sebaliknya CPO cenderung turun yakni mengalami penurunan -33,4 perseb secara year to date, gandurn sejak Maret mengalami volaililitas namun masih di level tinggi, dibanding tahun lalu.

Harga gandum mengalami pertumbuhan 17,3 persen, jagung dan kedelai masing masing masing tumbuh 14,5 persen dan 25,5 persen year to date.

Menurutnya, ketidakmenentuan harga komoditas ini tentu akan sangat berdampak terhadap keseluruhan target pendapatan, dan belanja negara pada tahun depan. Perubahan harga telah beberapa komoditas andalan kita, seperti CPO dan batubara tentu akan sangat mempengaruhi tingkat pendapatan.

 

3 dari 3 halaman

Harga Minyak

Sementara terkait minyak bumi dan gas akan sangat berdampak terhadap pendapatan dan belanja negara yang kita targetkan pada tahun depan, situasi ini tentu perlu terus kita cermati ke depan. Dunia seolah lumpuh mengatasi pokok persoalan disrupsi bahan pangan dan energi.

"Yang berdampak inflasi tinggi Sejumlah negara maju malah akan moneter yang eksesif berlebihan mereka mengambil pendekatan suku bunga tinggi pilihan ini ditempuh. Sebab mereka tidak bisa segera mungkin menggantikan berbagai produk pangan dan energi Rusia yang dieksekusi dari rantai pasok Global," ujarnya.

Disamping itu, Bank Sentral Inggris hingga September 2022 telah menaikkan suku bunga acuan hingga 200 basis poin terkait lebih agresif lagi menaikkan suku bunga acuan hingga 300 basis poin ke level 3,25 persen. Hal serupa juga ditempuh oleh beberapa negara lainnya seperti Meksiko, Brazil, Jepang dan India.

"Efek Global ini juga direspon oleh Bank Indonesia dengan menyesuaikan suku bunga acuan ke level 4, 25 persen atau naik 75 basis poin sejak awal tahun," ujarnya.

Artinya, langkah sejumlah negara maju yang memilih menjalankan kenaikan suku bunga tinggi menjelma menjadi tekanan baru di sejumlah kawasan terutama di negara-negara rentan. Akibat kebijakan tersebut sejumlah negara mengalami kenaikan tajam utang.

"IMF mengingatkan 80 negara mengalami default hutang mereka, puji syukur kita panjatkan melalui tata kelola keuangan negara yang sehat resiki itu tidak kita alami, sebaliknya rasio utanf kita terhadap PDB malah turun dari 39,6 persdn menjadi 37,9 persen PDB," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.