Sukses

Mungkinkah Indonesia Jatuh ke Jurang Resesi?

Beragam indikator ekonomi masih menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat. Hal tersebut terlihat antara lain dari kontribusi konsumsi domestik yang besar hingga keyakinan konsumen dan penjualan ritel.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Indonesia masih jauh dari resesi. Hal ini sudah terbukti dengan realisasi pertumbuhan ekonomi hingga kuartal II 2022 yang di angka 5,55 persen.

Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan menjelaskan, indikator ekonomi Indonesia pun menunjukkan potensi penguatan lebih lanjut atau tidak hanya berhenti di kuartal II 2022. Risiko resesi di Indonesia menjadi berkurang karena kondisi fiskal serta perekonomian Indonesia terjaga baik.

"Hal ini berbeda dengan kebanyakan negara," ujarnya dalam konferensi pers virtual Market & Economic Outlook 2022 di Jakarta, Selasa (9/8/2022).

Katarina melanjutkan, beragam indikator ekonomi masih menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat. Hal tersebut terlihat antara lain dari kontribusi konsumsi domestik yang besar, keyakinan konsumen dan penjualan ritel, angka pengangguran yang menurun, serta pertumbuhan kredit yang terus meningkat hingga mencapai 10,3 persen di bulan Juni 2022.

Selain itu, laju inflasi di Indonesia juga masih terjaga berkat kebijakan subsidi BBM. Per Juli 2022, tingkat inflasi Indonesia mencapai 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Meskipun inflasi umum meningkat, namun upaya pemerintah untuk menjaga beberapa harga barang (price control) membuat inflasi inti tetap terjaga," bebernya.

Katarina menambahkan, perubahan struktural turut menyokong transaksi perdagangan. Salah satunya terlihat dari neraca perdagangan Indonesia yang secara konsisten surplus selama 26 bulan beruntun hingga Semester I-2022.

Kinerja neraca perdagangan sepanjang Semester I 2022 juga menunjukkan angka fantastis yakni sebesar USD 24,89 miliar. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah jika dibandingkan dengan surplus kumulatif secara periode semesteran.

"Sejauh ini, neraca perdagangan masih relatif kuat," tutupnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ekonomi Indonesia Lebih Baik dari AS

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, Ekonomi Indonesia cenderung lebih kuat dibanding banyak negara dunia, termasuk Amerika Serikat (AS) yang saat ini secara teknis sudah masuk dalam lubang resesi.

Hal ini ditunjukan dengan angka pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 yang menyentuh 5,44 persen secara tahunan (year on year/YoY).

Menengok catatan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi positif di atas 5 persen ini terus terjaga sejak akhir tahun lalu, dimana pada kuartal IV 2021 ekonomi tumbuh 5,02 persen. Sementara pada kuartal I 2022 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen.

"Kita selama tiga kuartal di atas 5 persen. Ini menunjukan Indonesia relatif lebih baik dari negara lain," ujar Menko Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Sebagai perbandingan, ia menyebut ekonomi Indonesia jauh lebih perkasa dibanding Amerika Serikat yang mengalami resesi. Sebagai catatan, Negeri Paman Sam pertumbuhan ekonominya terperosok minus 1,6 persen di kuartal IV 2021, dan masih bertahan di minus 0,9 persen pada kuartal I 2022.

"Amerika sudah negatif dua kuartal. Itu artinya Amerika sudah masuk resesi," kata Menko Airlangga.

Pelemahan ekonomi juga terasa di negara-negara Uni Eropa akibat adanya konflik geopolitik Rusia-Ukraina. Seperti Jerman, yang pertumbuhan ekonominya bertengger di angka 1,51 persen.

"China juga untuk pertama kalinya mendekati nol, 0,4 persen. Ini jadi catatan karena China dan Amerika (Serikat) dua engine pertumbuhan ekonomi dunia," ungkap Menko Airlangga Hartarto.

Namun, ia tak mau jumawa dan tetap mewaspadai imbas pelemahan ekonomi negara-negara besar dunia tersebut. "Kita berharap impact jangka panjangnya tidak berdampak pada ekonomi di Asean," tandasnya.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2022 Tembus 5,44 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 tembus 5,44 persen secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan kuartal I pada 2021 sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 bila dibandingkan dengan triwulan I 2022 tumbuh 3,72 persen. Bila dibandingkan kuartal II 2021, tumbuh 5,44 persen," terang Kepala BPS Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Jumat (5/8/2022).

Secara kumulatif, Margo mengatakan, ekonomi Indonesia di sepanjang semester I 2022 ini sukses tumbuh 5,23 persen dibandingkan dengan semester I 2021.

Merujuk pada catatan peristiwa domestik, capaian tersebut berhasil diperoleh karena adanya mobilitas yang makin tinggi dibanding periode-periode sebelumnya.

"Untuk mobilitas terjadi kenaikan penumpang untuk seluruh moda transportasi. Rilis BPS sebelumnya disampaikan, selama Q2 ini penumpang transportasi tumbuhnya sangat signifikan, baik secara q2q maupun secara YoY," imbuhnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.