Sukses

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bakal 5,5 Persen di Akhir 2022

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara optimis di akhir tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di kisaran 5,2 persen hingga 5,5 persen.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara optimis di akhir tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di kisaran 5,2 persen hingga 5,5 persen. Mengingat pada kuartal I dan kuartal II tahun ini sudah bisa tumbuh 5,01 persen dan 5,44 persen.

"Kita bayangkan ekonomi kita 5,01 dan 5,44 dan di Q3 dan Q4 sekitar di atas 5 persen, jadi di akhir tahun bisa 5,2 persen sampai 5,5 persen," kata Suahasil dalam Talkshow bertajuk: Laju Pemulihan RI Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Jakarta, Selasa, (9/8/2022).

Suahasil menerangkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2022 pada bulan April, Mei dan Juni ditopang belanja konsumsi rumah tangga yang sangat tinggi. Mengingat ada momentum bulan puasa, lebaran dan libur panjang.

"Saya senang sekali angka konsumsi kita 5,51 persen, ini di atas konsumsi tahun lalu di kuartal II yang tahun lalu juga tinggi," kata dia.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, tahun 2021 di kuartal II mampu tumbuh 7,07 persen dari baseline -5,39 persen di tahun 2020. Kemudian tahun ini pertumbuhan ekonomi kuartal II naik 5,44 persen dari base line 7,07 persen.

"Konsumsi rumah tangga kontribusinya 56 persen dari PDB. Kalau masyarakat tidak konsumsi, PDB kita anjlok. Jadi kalau dilihat, konsumsi yang tinggi artinya belanja sudah terbuka," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Momentum Mudik

Apalagi pada kuartal II juga didorong momentum mudik lebaran setela dilarang selama 2 tahun. Pelaksanaan mudik ini juga makin berjalan lancar karena pemerintah menekan kenaikan harga BBM.

"Mudik lebaran yang aikd an lancar didukung dengan infrastruktur yang semakin baik, harga BBM yang masih murah padahal di luar masih gonjang-ganjing," kata dia.

Dari angka-angka tersebut Suahasil menyebut pondasi pertumbuhan ekonomi semakin kuat dan menjadi fundamental yang baik untuk menghadapi risiko ekonomi global di tahun depan. Sehingga diharapkan tingkat konsumsi masyarakat yang semakin tinggi ini bisa berlanjut pada kuartal III dan IV tahun ini.

"Ini yang ingin kita dorong ke Q3 dan Q4 karena tahun depan kita akan hadapi volatilitas yang lebih tinggi," pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Jangan Terlena Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen, Sentimen Global Mengancam

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh tinggi 5,44 persen pada kuartal II-2022. Pertumbuhan ini cukup menggembirakan, di tengah risiko pelemahan ekonomi global dan tekanan inflasi yang meningkat.

Perkembangan tersebut tercermin pada pertumbuhan ekonomi triwulan II 2022 yang mencapai 5,44 persen secara tahunan (year on year/yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya 5,01 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, akselerasi kinerja ekonomi ditopang oleh permintaan domestik yang terus meningkat, terutama konsumsi rumah tangga, dan kinerja ekspor yang tetap tinggi. Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada peningkatan pertumbuhan mayoritas lapangan usaha dan di seluruh wilayah.

"Ke depan, perbaikan ekonomi Indonesia diprakirakan masih berlanjut, didukung oleh peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha. Namun demikian, dampak perlambatan ekonomi global terhadap kinerja ekspor dan potensi tertahannya konsumsi rumah tangga akibat kenaikan inflasi patut diwaspadai," kata Erwin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (6/8/2022).

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2022 didukung oleh hampir seluruh komponennya. Konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi sebesar 5,51 persen (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya sebesar 4,34 persen (yoy).

Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan semakin longgarnya kebijakan pembatasan mobilitas dan aktivitas terkait perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

4 dari 4 halaman

Investasi Melambat

Namun, investasi tumbuh melambat sebesar 3,07 persen (yoy), terutama investasi bangunan, di tengah kinerja investasi nonbangunan yang tetap baik.

Sementara itu, konsumsi Pemerintah masih terkontraksi sebesar 5,24 persen (yoy) terutama bersumber dari penurunan belanja barang untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) sejalan dengan membaiknya kondisi pandemi Covid-19.

Pertumbuhan ekspor tercatat meningkat sebesar 19,74 persen (yoy), ditopang oleh permintaan mitra dagang utama yang tetap kuat. Sementara itu, impor tumbuh tinggi sebesar 12,34 persen (yoy) sejalan dengan kinerja permintaan domestik dan ekspor yang membaik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.