Sukses

Duet Pertagas-Chandra Asri Kejar Target 1 Juta Sambungan Jargas per Tahun

Pertagas dan Chandra Asri bersinergi dalam mendukung program 1 Juta Sambungan Jargas (Jaringan Gas) per tahun melalui penyediaan bahan baku jaringan pipa gas.

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan afiliasi dari sub holding gas Pertamina yaitu PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) menjalin kerjasama dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang Potensi dan Analisa Pengembangan Bisnis Energi Hijau dan Petrokimia serta Peningkatan TKDN Infrastruktur Gas Bumi.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso dan Direktur Legal, External Affair & Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai serta Direktur Supply Chain Chandra Asri, Ruly Aryawan dan bertempat di Grha Pertamina.

Melalui kerjasama ini, Pertagas dan Chandra Asri bersinergi dalam mendukung program 1 Juta Sambungan Jargas (Jaringan Gas) per tahun melalui penyediaan bahan baku jaringan pipa gas.

Chandra Asri dan Pertagas juga akan melakukan pengembangan pemanfaatan gas bumi dan turunan milik Pertagas untuk pemenuhan kebutuhan produksi Pabrik Chandra Asri di Cilegon, Banten serta analisis pemanfaatan fasilitas Chandra Asri untuk pengembangan infrastruktur terminal Liquefied Natural Gas (LNG) atau jaringan distribusi pipa gas Pertagas.

Langkah tersebut merupakan komitmen dari kedua pihak dalam mendukung dua program Pemerintah sekaligus, yakni mengurangi ketergantungan pada produk impor dengan mendorong penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di Indonesia serta penggunaan energi hijau untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen di tahun 2030.

“Kami berkomitmen untuk terus menyediakan bahan baku jaringan pipa gas terbaik yang mememenuhi seluruh Standar SNI bagi Pertagas. Sebagai salah satu tulang punggung sektor strategis di tanah air, Chandra Asri terus berupaya untuk menyediakan kebutuhan produk petrokimia bagi industri dalam negeri," kata Direktur Legal, External Relations & Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai.

"Kami berharap kerjasama ini mampu meningkatkan presentase penggunaan komponen TKDN sesuai dengan program Pemerintah," lanjut dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Produksi Pipa

Chandra Asri memiliki keunggulan dalam produksi pipa PE 100 yang memiliki durabilitas tinggi dengan tingkat ketebalan (thickness) yang lebih tipis dibandingkan menggunakan material PE 80 yang umum biasa digunakan di jargas.

Melalui kerjasama ini Pertagas akan mengembangkan potensi penggunaan pipa PE 100 milik Chandra Asri untuk dimanfaatkan pada jargas di Pertagas Group, salah satunya jargas Jogja –Solo – Semarang.

“Saat ini, kapasitas produksi teknologi HDPE Bimodal dapat memproduksi resin aplikasi pipa gas PE 100 hingga 136.000 Ton per tahun dari total produksi Polyethylene Chandra Asri 736.000 Ton per tahun," kata dia.

"Kapasitas Chandra Asri tersebut jauh lebih tinggi untuk memenuhi target kebutuhan proyek jargas nasional 1 Juta Sambungan Pipa Gas Rumah Tangga per tahun,” tambah Edi Rivai.

Gamal Imam Santoso, Direktur Utama Pertagas menyampaikan bahwa kerjasama yang dibangun jugauntuk mendukung program pemerintah dalam pemerataan pemanfaatan gas sebagai energi bersih khususnya untuk pabrik petrokimia.

"Kerjasama ini memiliki potensi bisnis yang besar kedepannya untuk industri gas, tidak hanya dalam hal supply gas untuk pabrik petrokimia namun juga untuk mendukung pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan dan bersih serta sejalan dengan program pemerintah untuk menurunkan emisi karbon," ujar Gamal.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Pertagas Bangun Infrastruktur Gas di Kalimantan dan Sulawesi

Sebelumnya, afiliasi dari Sub Holding Gas Pertamina, yaitu PT Pertamina Gas (Pertagas) akan mengembangkan infrastruktur penyaluran gas di Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.

Rencana pengembangan Infrastruktur Gas di Kalimatan Timur dengan menggandeng PT Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MBTK yang berlokasi di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

 Sinergi antara Pertagas dan MBTK diresmikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman Kajian Bersama Penyediaan Pasokan & Infrastruktur Gas Bumi di Grha Pertamina pada hari ini Jumat, 11 Maret 2022.

Nantinya, kebutuhan energi para tenant industri di dalam KEK akan disuplai oleh Pertagas dengan skema penyaluran gas pipa maupun LNG.

Direktur MBTK, Muhammad Ade Himawan menyambut baik kerja sama dengan Pertagas sebab suplai gas dan infrastrukturnya sangat dibutuhkan di dalam KEK.

"Sejak diresmikan pada 1 April 2019 hingga sekarang kami terus melakukan perbaikan manajemen operasional dan percepatan investasi, termasuk salah satunya penyediaan suplai gas. Kami bersyukur bisa bekerjasama dengan Pertagas sehingga dapat menjawab kebutuhan energi bagi calon tenant yang akan berinvestasi di kawasan," ungkap Ade dalam keterangannya, Jumat (11/3/2022).

Pertagas sendiri telah memiliki pengalaman panjang dalam bisnis gas di Kalimantan Timur. Direktur Utama Pertagas, Wiko Migantoro menyampaikan, Pertagas telah memiliki jaringan pipa gas yang mensuplai industri metanol, pupuk dan kelistrikan.

Selain itu Pertagas juga telah menyuplai gas ke Sambera lewat LNG Trucking. Di tahun 2022 Pertagas juga bersiap membangun pipa transmisi gas ruas Senipah-Balikpapan.

"Pertagas siap membantu MBTK dengan suplai gas dan fasilitas infrastruktur pendukung agar KEK yang tengah di kembangkan MBTK dapat menarik minat industri untuk berinvestasi di Kalimantan Timur," ungkap Wiko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.