Sukses

Beroperasi di 2024, Intip Sederet Produk yang Bakal Dihasilkan Kilang Balikpapan

RDMP Kilang Balikpapan dijadwalkan selesai pada 2024 dengan target untuk meningkatkan kapasitas produksi Kilang RU V Balikpapan dari 260 MBSD.

Liputan6.com, Jakarta - Selaras dengan misi untuk menjalankan bisnis kilang minyak danpetrokimia secara profesional dan berstandar internasional dengan prinsip keekonomian yangkuat dan berwawasan lingkungan, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) terus berupaya meningkatkan nilai dan kualitas produk-produknya agar makin sesuai dengan standar internasional dan makin ramah lingkungan.

Melalui proyek pengembangan kilang Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Pertamina melalui PT KPI bertekad untukmemuluskan jalan menuju penerapan standar Euro V di Indonesia. Upaya tersebut merupakan dukungan terhadap Pemerintah RI yang telah menetapkan peta jalan penerapan Euro V pada2027.

Proyek RDMP Balikpapan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kilang, tetapi juga mewujudkan green refinery, kilang hijau yang menghasilkan produk berkualitas dan bernilai tinggi, serta berwawasan lingkungan, sesuai dengan standar Euro V. Produk standar Euro Vsendiri memiliki keunggulan lain yakni tingkat konsumsinya yang lebih hemat.

Corporate Secretary PT KPI, Ifki Sukarya, menyampaikan bahwa proyek yang berlokasi di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN)yang diamanahkan kepada Pertamina untuk menyelesaikannya.

Bagi Pertamina, proyek ini adalah proyek yang terbesar yang pernah dikelola, khususnya di sektor refining & petrochemical (pengolahan dan petrokimia).

Ifki menjelaskan bahwa proyek RDMP Kilang Balikpapan dijadwalkan selesai pada 2024 dengan target untuk meningkatkan kapasitas produksi Kilang RU V Balikpapan dari 260 MBSD (ribu barel per hari) menjadi 360 MBSD dan menghasilkan produk-produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V.

“Unit RFCC atau Residual Fluid Catalytic Cracking merupakan unit kilang yang memanfaatkan teknologi perengkahan dengan katalis untuk mengonversi minyak berat/residu menjadi produk lebih bernilai dan berkualitas tinggi. Unit ini ditargetkan mulai berproduksi pada semester satu tahun 2024. Sementara itu, unit penghasil High Octane Mogas Component, yaitu komponen gasoline dengan angka oktan tinggi, akan memulai produksinya pada akhir semester dua tahun 2024,” katanya.

“Kilang Pertamina Balikpapan ini memang saat ini merupakan kilang terbesar kedua yang dimiliki Pertamina. Sekitar 25 persen kapasitas kilang nasional dipenuhi dari sana. Jadi kilang ini memang posisinya strategis, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah Indonesia timur," kata Ifki.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Deretan Produk

Pengembangan Kilang Balikpapan melalui proyek RDMP, Ifki melanjutkan, akan menambah jajaran produk-produk berkualitas tinggi yang selama ini sudah diproduksi, yaitu High Speed Diesel 50 ppm (HSD 50 ppm), Net Bottom Fractionator (NBF), Smooth Fluid (SF) 05, LowAromatic White Spirit (LAWS), dan Marine Gasoil (MGO) Low Sulfur.

Di samping itu, Kilang Balikpapan akan memproduksi produk baru, yaitu propylene (propilena) yang digunakan sebagaibahan baku pabrik polypropylene (polipropilena).

Dalam skala yang lebih global, menurut Ifki, upaya PT KPI dalam memenuhi standar Euro Vmelalui RDMP Balikpapan juga mendukung komitmen Indonesia dalam menanggulangiperubahan iklim.

Sebagaimana diketahui, pada KTT perubahan iklim COP 26 di Glasgow, Skotlandia, sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Joko Widodo, telah memperbaruikomitmen dalam bertransisi menuju menuju masa depan yang rendah emisi dan berketahananiklim.

Untuk menunjukkan komitmen tersebut, Presiden Joko Widodo bahkan telah menerbitkanPeraturan Presiden (Perpres) tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang menjadikan Indonesiasebagai pelopor (first mover) penanggulangan perubahan iklim berbasis pasar di tingkat globalmenuju pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

“Indonesia telah diperhitungkan sebagai negara super power potensial dalam penanggulanganperubahan iklim dan bahkan telah menjadi first mover dengan pengesahan Perpres NEK. Negeri kita berupaya memenuhi target NDC (Nationally Determined Contribution) kedua yangdimutakhirkan, yaitu penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030 atau 41 persen dengan dukungan internasional. Di sinilah PT KPI hadir mendukung pencapaian target-targettersebut,” pungkas Ifki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.