Sukses

Pemerintah Diminta Waspada Covid-19 Gelombang Ketiga

Badan Anggaran DPR-RI meminta pemerintah tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19 gelombang ketiga

Liputan6.com, Jakarta Badan Anggaran DPR-RI meminta pemerintah tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19 gelombang ketiga. Pasalnya meski saat ini kasus bisa dikendalikan, namun beberapa negara di sekitar tengah mengalami lonjakan kasus baru.

"Kita tidak boleh lengah, beberapa negara tetangga kita sedang mengalami tren kenaikan kasus," kata Ketua Banggar, Said Abdullah, dalam Sidang Paripurna di Kompleks DPR-RI, Jakarta, Kamis (30/9/2021).

Sampai pertengahan September tahun ini, total kasus aktif Covid-19 di Malaysia mencapai 263.746. Lalu Philipina mencapai 283.708 kasus. Di Vietnam sebanyak 169.402 kasus dan di Thailand sebanyak 199.750 kasus. Sementara di Indonesia tercatat sebanyak 81.171 kasus.

Karena itu, Said meminta kewaspadaan terhadap mobilitas manusia ditingkatkan. Khususnya pada pintu-pintu masuk dari luar negeri baik di bandara, dan pelabuhan.

"Bandara dan pelabuhan harus dijaga dengan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat," katanya.

Said mengatakan, Pemerintah telah berhasil mengendalikan kasus varian delta. Banggar mengapresiasi kerja Pemerintah yang mampu melakukan flattening the curve sejak munculnya gelombang kedua Covid-19 pada akhir Mei 2021 lalu. Dia berharap pengendalian Covid-19 bisa terus konsisten agar bisa menjadi fondasi untuk mencapai target pembangunan tahun 2022.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi

Momentum pertumbuhan ekonomi juga sudah mulai dirasakan kembali dengan dibukanya sejumlah sektor perekonomian. Untuk itu, momentum ini harus dijaga dari munculnya gelombang penyebaran baru, sebab ongkos pengendalian Covid-19 tidak murah.

"Kita tidak menginginkan momentum pemulihan kesehatan dan ekonomi nasional yang telah berjalan dengan baik ini terganggu, sebab mahalnya ongkos sosial dan ekonomi yang harus kita bayarkan," katanya.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.