Sukses

Harga Emas Naik Tipis Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed

Harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.784,21 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Jumat karena dolar melemah dan investor mempertimbangkan prospek pengetatan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve AS (The Fed) setelah laporan pekerjaan AS yang kuat yang tetap menunjukkan sedikit lonjakan dalam tingkat pengangguran.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (3/7/2021), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.784,21 per ounce, setelah melonjak ke USD 1.794,86, level tertinggi sejak 18 Juni.

Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,4 persen ke level USD 1.783,30.

Data non-farm payrolls AS meningkat lebih besar dari perkiraan 850.000 pada bulan Juni, meskipun tingkat pengangguran naik menjadi 5,9 persen dari 5,8 persen pada bulan sebelumnya.

Pejabat The Fed AS baru-baru ini menyarankan bahwa bank sentral harus mulai mengurangi pembelian asetnya tahun ini.

Namun, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures Chicago Phillip Streible mengatakan data itu tidak mungkin memicu serbuan The Fed untuk melonggarkan stimulus atau memulai kenaikan suku bunga.

Dia menambahkan bahwa harga emas juga menemukan beberapa dukungan karena banyak analis memperkirakan kejutan kenaikan yang lebih besar pada data tersebut.

Patokan imbal hasil Treasury AS dan dolar jatuh setelah laporan tersebut, mendukung harga emas karena imbal hasil yang lebih rendah mengurangi biaya peluangnya.

Harga emas diperkirakan akan berada di kisaran sekitar USD 1.790.

Selain harga emas, harga perak naik 1,4 persen menjadi USD 26,39 per ounce. Sementara platinum naik 0,5 persen menjadi USD 1.087,41. Harga paladium naik 0,6 persen menjadi USD 2.779,85.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Emas Naik Tipis Jelang Pengumuman Data Tenaga Kerja AS

Harga emas naik tipis pada hari Kamis karena penurunan lebih dari 7 persen pada bulan Juni mendorong beberapa pedagang untuk membeli logam tersebut di tengah kekhawatiran atas varian Delta dari virus corona. Tetapi pergerakan dibatasi oleh kehati-hatian atas data penggajian AS hari Jumat dan dolar yang kuat.

DIkutip dari CNBC, Jumat (2/7/2021), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.773,09 per ounce pada 14:22 EDT (1822 GMT). Sementara emas berjangka AS ditutup naik 0,3 persen pada USD 1.776,80.

Harga emas membukukan kerugian bulanan terbesar sejak November 2016 pada bulan Juni, dirugikan oleh perubahan hawkish yang mengejutkan oleh Federal Reserve AS. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menghasilkan biaya peluang yang lebih tinggi untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Tetapi beberapa investor membeli emas sebagai tempat berlindung yang aman karena varian Delta dari penyebaran virus corona, kata para analis, dengan Prancis menunda pelonggaran pembatasan di wilayah Landes.

Fokus sekarang pada laporan nonfarm payrolls hari Jumat untuk petunjuk tentang garis waktu perubahan kebijakan moneter AS, setelah pejabat Federal Reserve menyarankan bank sentral harus melonggarkan pembelian aset tahun ini. Sebuah jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan 690.000 pekerjaan bulan ini. Ini akan menjadi penentu harga emas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.