Sukses

Rupiah Hampir Sentuh 16.000 per Dolar AS Jelang Libur Panjang Lebaran 2024

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran 15.850 per dolar AS sampai dengan 15.950 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah mendekati level1 6.000 per dolar AS pada perdagangan menjelang libur panjang Idul Fitri 2024. Analis memperkirakan gerak rupiah bakal mendatar pada perdagangan hari ini.

Pada awal perdagangan Jumat (5/4/2024), nilai tukar rupiah dibuka tergelincir 19 poin atau 0,12 persen menjadi 15.912 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.893 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, laju rupiah diperkirakan bergerak sideways menjelang libur panjang perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024.

"Rupiah diperkirakan akan bergerak sideways karena investor akan lebih berhati-hati, mengingat akan ada rilis data ketenagakerjaan dan inflasi Amerika Serikat selama libur tersebut," kata dia dikutip dari Antara.

Investor saat ini masih menantikan rilis data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) malam ini, yaitu Non Farm Payrolls dan tingkat pengangguran untuk periode 24 Maret, untuk menilai apakah pasar tenaga kerja memang sudah mulai melonggar, sehingga dapat mengurangi tekanan inflasi.

Di samping itu, memanasnya tensi geopolitik dari Timur Tengah turut menjadi sentimen yang memberikan penguatan terhadap dolar AS. Ketegangan tersebut mendorong permintaan yang lebih kuat untuk aset safe-haven, sehingga mendukung tren dolar AS.

Josua memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran 15.850 per dolar AS sampai dengan 15.950 per dolar AS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Viral Uang Rupiah Kertas Pecahan Baru Rp 1.0, Ini Kata Bank Indonesia

Sebelumnya, jagad media sosial Instagram kembali diramaikan dengan isu Bank Indonesia (BI) yang menerbitkan uang rupiah kertas pecahan baru. Dalam salah satu video, bank sentral dikabarkan resmi mengeluarkan rupiah kertas untuk nominal Rp 1.000 hingga Rp 100.000.000.

Sang pengunggah menampilkan yang pecahan Rp 1.0 yang diklaim sebagai uang kertas rupiah pecahan terbaru Bank Indonesia yang dilakukan redenominasi.

"Hal ini bila diterawang bank indonesia tak memasukkan tiga angka nol paling belakang di uang baru tersebut dalam pecahan seratus ribu misalnya," kata sang pengunggah di video tersebut. 

Merespons isu tersebut, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menegaskan itu merupakan kabar hoaks yang sudah dibantah berulang kali. 

"Video hoax di atas dan beberapa unggahan serupa sudah beberapa kali muncul dan kali ini dihangatkan kembali khususnya lewat WA Group. Kami sudah beberapa kali membuat bantahan juga," tegasnya kepada Liputan6.com, Sabtu (30/3/2024).

Erwin lantas melampirkan postingan di akun resmi Instagram @bank_indonesia tertanggal 5 Juli 2023, di mana pihak bank sentral masih menunggu waktu yang tepat jika akan melakukan redenominasi, atau pengecilan angka nol di belakang rupiah. 

 

3 dari 3 halaman

Bukan Rupiah Resmi

Bank Indonesia pun memastikan tiap video terkait redenominasi yang beredar bukan berasal dari bank sentral. Adapun visual uang yang ditampilkan dalam video bersangkutan juga dapat dipastikan bukan uang rupiah resmi yang diedarkan. 

Kebijakan redenominasi dinilai masih perlu momentum yang tepat dan belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terkait redenominasi yaitu kondisi makroekonomi sedang bagus, kondisi moneter dan sistem keuangan yang stabil, serta kondisi sosial politik yang kondusif," terang BI dalam akun Instagram resminya. 

Masih dalam unggahan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memang menilai, perekonomian domestik saat ini memang sudah baik. Namun, itu masih dibayangi efek rambatan dari eksternal terutama pelemahan ekonomi global. 

"Di satu sisi, stabilitas sistem keuangan saat ini juga stabil, tetapi masih ada ketidakpastian global. Sehingga implementasi redenominasi masih akan melihat momentum yang tepat," kata Perry. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.