Sukses

Lulus di Tengah Resesi? Ini Saran Profesor Harvard biar Cepat Dapat Kerja

Sebanyak 69% lulusan perguruan tinggi baru dan yang akan datang bahkan mengatakan mereka siap menerima gaji yang lebih rendah sebagai akibat dari pandemi.

Liputan6.com, Jakarta Para lulusan perguruan tinggi tahun 2020 dikenal sebagai "kelas Covid-19." Ini setelah mereka dipaksa untuk menjalani sebagian besar tahun senior mereka dan memasuki pasar tenaga kerja yang secara historis tidak dalam kondisi normal.

Kelas kelulusan tahun 2021 kemungkinan akan menghadapi tantangan serupa. Menurut survei terbaru dari Monster terhadap 1.500 orang dewasa AS yang berusia 18-24 tahun, 45 persen dari lulusan kelas musim semi 2020 masih mencari pekerjaan.

Sebesar 68 persen khawatir calon pemberi kerja akan menilai dengan tidak baik kesenjangan dalam resume mereka yang disebabkan oleh pandemi.

Mengutip dari CNBC, Jumat (30/4/2021), sebanyak 69 persen lulusan perguruan tinggi baru dan yang akan datang bahkan mengatakan mereka siap menerima gaji yang lebih rendah sebagai akibat dari pandemi.

“Kami benar-benar mulai melihat dampak pandemi pada dua angkatan kelulusan terakhir. Gangguan tersebut tidak hanya tercermin dalam kenyataan bahwa hampir setengah dari kelas tahun lalu masih mencari pekerjaan, tetapi hampir tiga perempat dari mereka yang mendapatkan pekerjaan mengaku menerima pekerjaan yang tidak sesuai karena putus asa,” kata Scott Blumsack, SVP of research and insights dari Monster selaku penyelenggara survei.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Banyak lulusan tahun lalu yang masih mencari pekerjaan

Dikatakan jika implikasi jangka panjang para lulusan ini belum terlihat. Tetapi manajer perekrutan dan perekrut perlu menyadari kemunduran dan ekspektasi dari anggota terbaru dari angkatan kerja saat mereka meningkatkan perekrutan di kuartal 2 dan memasuki paruh kedua tahun ini.

Di antara calon lulusan perguruan tinggi, 77 persen diantaranya berencana untuk bekerja freelance atau melakukan pekerjaan sementara.

Dan 73 persen mengatakan mereka sebelumnya telah menerima pekerjaan "karena putus asa". Sedangkan 45 persen lainnya menunjukkan bahwa mereka melakukannya karena sangat membutuhkan uang.

Kemudian 20 persen menyatakan bahwa mereka melakukannya karena kebutuhan untuk melunasi pinjaman mahasiswa (student loans).

Meskipun ekonomi telah pulih secara signifikan selama beberapa bulan terakhir, pengangguran di kalangan kaum muda masih tetap tinggi.

Tingkat pengangguran AS saat ini berada pada angka 6 persen secara keseluruhan, tetapi angka berada pada 10,3 persenuntuk kategori orang dewasa usia 20-24, dan 13,3 persen di antara orang dewasa usia 18-19.

3 dari 4 halaman

Berdampak signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan di masa depan

Lulusan perguruan tinggi memberitahu Monster bahwa mereka yakin pandemi telah memundurkan tujuan karier mereka rata-rata enam bulan.

Menurut National Bureau of Economic Research, individu mengalami 70 persen dari keseluruhan pertumbuhan upah mereka selama 10 tahun pertama memasuki dunia kerja.

Para individu yang lulus ke dalam resesi hanya mendapatkan 9 persen lebih sedikit selama tahap awal karir mereka. Sehingga, berdampak signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan di masa depan.

Dalam makalah tahun 2019 berjudul “Recession Graduates: The Long-lasting Effects of an Unlucky Draw”, Peneliti Stanford Hannes Schwandt menunjukkan bahwa "di usia paruh baya, lulusan (di tengah) resesi mendapatkan lebih sedikit saat bekerja lebih banyak dan mereka cenderung tidak menikah dan lebih mungkin tidak memiliki anak."

Schwandt juga menemukan bahwa lulusan di tengah resesi memiliki angka kematian yang lebih tinggi ketika mencapai usia paruh baya.

Peningkatan angka kematian ini terutama berasal dari penyakit yang terkait dengan perilaku tidak sehat seperti merokok, minum minuman keras, dan pola makan yang buruk. 

“Secara khusus, kami menemukan risiko kematian yang jauh lebih tinggi akibat overdosis obat-obatan dan apa yang disebut 'kematian karena keputusasaan' di antara mereka yang meninggalkan sekolah,” jelasnya.

4 dari 4 halaman

Lantas, langkah apa yang harus dilakukan?

"Lulus di tengah resesi, memberikan efek besar pada orang-orang yang bertahan selama sebagian besar karir mereka,” kata David Deming, profesor kebijakan publik di Harvard Kennedy School.

“Orang yang lulus dalam resesi tidak pernah benar-benar mengejar (ketertinggalan),” tegas dia.

Deming sendiri lulus dari program PhD setelah Resesi Hebat dan mengatakan dia ingat betapa sulitnya pasar kerja bahkan untuk seseorang dengan gelar yang lebih tinggi.

“Jika Anda melihat karir anak muda, bahkan di saat-saat normal, rata-rata pekerja memegang sekitar 10 pekerjaan sebelum usia 40 tahun. Dan untuk kaum muda khususnya, cara mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan dan mendapatkan gaji yang Anda inginkan adalah sering pindah. Itu benar-benar berlaku untuk orang-orang yang lulus di masa-masa sulit," jelas dia. 

“Anda tidak bisa selalu (menjadi) pemilih sesuka Anda tentang pekerjaan pertama di saat-saat seperti ini. Tetapi waspadalah terhadap peluang untuk menaiki tangga di awal karier Anda. Bekerja keras, lakukan pekerjaan dengan baik, tetapi juga mencari peluang untuk naik dan beralih ke hal-hal yang mungkin lebih cocok untuk Anda,” tambah Deming.

Itulah cara Anda keluar dari perangkap lulus ke dalam resesi. Itu 72 persen lulusan baru dan yang akan datang, mengakui kepada Monster bahwa mereka bersedia pindah untuk suatu pekerjaan. Ini tampaknya banyak yang mungkin siap untuk mengikuti saran Deming.

Reporter: Priscilla Dewi Kirana

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.