Sukses

Rupiah Kian Tergelincir, Tembus 14.574 per Dolar AS

Rupiah dibuka di angka 14.527 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada Kamis pekan ini. Rupiah melemah dipicu ekspektasi membaiknya perekonomian Amerika Serikat.

Mengutip Bloomberg, Kamis (1/4/2021), rupiah dibuka di angka 14.527 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.525 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus tertekan ke 14.574 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.527 per dolar AS hingga 14.580 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 3,73 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.577 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.572 per dolar AS.

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, pelemahan rupiah dipengaruhi oleh tren penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya yang terus berlanjut.

"Indeks dolar sejak awal bulan Maret telah menguat dari kisaran 90 hingga kemarin menyentuh level 93,439 seiring meningkatnya ekspektasi perbaikan ekonomi AS yang lebih cepat dibandingkan dengan beberapa negara maju lainnya," ujar Rully dikutip dari Antara, Kamis (1/4/2021).

Presiden AS Joe Biden baru saja mengumumkan rencana anggaran infrastruktur AS yang ditargetkan sekitar 2 triliun dolar AS.

Anggaran tersebut akan digunakan untuk mendanai rencana infrastruktur AS seperti pembangunan jalan, jembatan, dan lainnya, selama 15 tahun ke depan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prediksi Rupiah

Untuk mendukung rencana tersebut, pemerintah AS berencana menaikkan besaran pajak perusahaan atau corporate tax ke angka 28 persen.

Menurut Rully, hal tersebut berdampak kepada penguatan dolar AS serta kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun.

"Kenaikan US treasury 10 year berdampak signifikan kepada capital outflow dari emerging markets," kata Rully.

Secara teknikal, lanjut Rully, pada perdagangan hari ini rupiah diproyeksikan masih akan tertekan oleh dolar AS.

Rully memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.467 per dolar AS hingga Rp14.548 per dolar AS.

Pada Rabu (31/3) lalu, rupiah ditutup melemah 45 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.525 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.480 per dolar AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.