Sukses

Mentan: Food Estate Tidak Ganggu Kawasan Hutan Sama Sekali

Lahan garapan food estate atau lumbung pangan di Humbang Hasundutan tidak mengganggu lahan hutan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan, lahan garapan food estate atau lumbung pangan di Humbang Hasundutan tidak mengganggu lahan hutan.

Syahrul mengatakan, hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mengatakan penggarapan lahan pertanian seperti food estate tidak boleh mengganggu hutan.

"Seperti food estate di Humbang Hasundutan, tidak mengganggu hutan sama sekali. Semak belukar memang banyak di sana tapi bukan tebing yang keterjalannya di atas 40 derajat, tidak," ujar Syahrul dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (29/3/2021).

Syahrul bilang, selain di Humbang Hasundutan, masih banyak daerah lain yang kondisi lahannya sama.

"Di provinsi banyak ada. Di Nusa Tenggara ada, Maluku ada, Papua ada, tanpa mengganggu hutan," katanya.

Lanjutnya, lahan food estate di Humbang Hasundutan ini memiliki potensi panen yang besar. Panen komoditas pertamanya juga berkualitas.

"Memang itu baru tahap pertama tetapi kentangnya sudah sangat-sangat bagus, saya melihat ini di daerah yang cukup bagus," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menko Luhut Panen Kentang Perdana di Food Estate Sumatera Utara

Lumbung pangan (food estate) di Desa Ria-Ria, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara mulai panen. Kentang menjadi panen perdana di food estate ini.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan langsung yang melakukan panen perdana tanaman kentang tersebut

"Kita sudah melakukan kegiatan panen dan hari ini saya ingin memastikan langkah yang harus kita ambil ke depan. Hasil dari panen tadi menurut Pak Syahrul Yasin Limpo (Menteri Pertanian) itu di atas rata-rata nasional, jadi hasilnya sangat baik padahal itu baru panen musim tanam pertama," katanya seperti dikutip dari Antara, Jumat (26/3/2021).

Dalam kegiatan panen perdana tanaman hortikultura kentang ini, Menko Luhut turut didamping Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Nani Hendiarti dan Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, serta sejumlah pejabat lainnya.

Food estate di Humbang Hasundutan sendiri diharapkan akan menjadi percontohan korporasi pertanian khusus hortikultura. Selain kentang yang sudah panen di musim tanam pertama, rencananya akan ditanam pula bawang merah, bawang putih, hingga jagung pada musim tanam selanjutnya.

"Ini ternyata tidak sampai satu tahun sudah begini (kemajuannya). Ini karena teamwork, mulai dari bupati, gubernur, hingga masyarakat. Bahwa mungkin ada yang tidak terlalu berhasil, Pak Syahrul mengatakan ada 12 persen yang belum terlalu bagus dan 70 itu sudah rata-rata nasional sehingga jika di ambil rata-rata tetap lebih bagus hasil panen perdana ini," bebernya.

Menko Luhut menuturkan bersama dengan Menteri PUPR dan Menteri Pertanian telah melihat lokasi pembangunan pusat riset.

"Kita harapkan dalam dua tahun dari sekarang pusat riset tersebut sudah bisa menghasilkan benih varietas yang cocok untuk di sini. Kami bekerja keras untuk itu, kalau ini jadi semua kita berharap tahun ini 1.000 hektare yang akan digarap. Kemudian land clearing di lahan 1.500 hektar dan kita berharap tahun depan bisa lebih dari 3.500-4.000 hektare yang telah terolah," jelas Luhut Binsar Pandjaitan.

3 dari 3 halaman

Lahan Garapan

Menko Luhut menambahkan jika semua upaya dan rencana yang dicanangkan berjalan lancar maka diperkirakan pada 2024 akan ada 20.000 hektar lahan yang tergarap.

Meski demikian, ia menyadari untuk mewujudkan itu memang bukan pekerjaan yang mudah dan dibutuhkan sinergi dan kerja sama yang baik antara semua lini.

Menko Luhut juga meminta ada terobosan dan pengembangan pupuk yang bisa digunakan di wilayah lumbung pangan ini, misalnya pupuk kompos yang diolah dari bahan baku eceng gondok yang ada di Danau Toba. Pasalnya, penggunaan pupuk tersebut diperkirakan bisa menggenjot hasil produksi hingga 20 persen.

"Itu akan kita coba di sini. Kalau bangsa ini melakukan pekerjaan secara terintegrasi untuk kepentingan seperti ini, tidak ada yang tidak mungkin, kita ini harus bangga sebagai bangsa yang bangga. Memulai sesuatu tidak ada yang langsung sempurna, pasti ada proses mencapai itu," tegasnya.

Selain melakukan panen kentang, Menko Luhut bersama rombongan juga melakukan kunjungan ke Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) atau Herbal Center Pollung serta pembukaan lahan di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung.

Dengan mengendarai traktor, Menko Luhut bersama Menteri Basuki dan Menteri Syahrul menandai dimulainya babak baru pengembangan food estate di lahan 785 hektare.

Pada hari yang sama, dilaksanakan pula penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perbankan dan offtaker (pembeli) untuk mendukung pengembangan food estate di Kabupaten Humbang Hasundutan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.