Sukses

Kinerja BUMN Konstruksi Sepanjang 2020 Diprediksi Tertekan

Sejumlah BUMN mulai mengumumkan laporan kinerjanya secara audited untuk kinerja selama 2020

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah perusahaan mulai mengumumkan laporan kinerjanya secara audited untuk kinerja selama 2020. Untuk sektor konstruksi, khususnya BUMN, diperkirakan sedikit tertekan.

"Banyak proyek yang tertunda sepanjang 2020, tentunya ini mempengaruhi kinerja BUMN sektor konstruksi itu sendiri. Namun hal ini kan semuanya tertekan," kata Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee kepada Liputan6.com, Kamis (25/3/2021).

Namun demikian, dirinya menganalisa, kelaurnya laporan keuangan sejumlah BUMN ini hanya akan menjadi sentimen sesaat. Upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi, dinilai lebih dipandang positif bagi para investor.

Program vaksinasi, alokasi dana PEN, serta lahirnya Lembaga Pengelola Investasi (LPI) menjadi amunisi baru bagi BUMN untuk memacu kinerjanya di 2021.

"Lahirnya Sovereign Wealth Fund (SWF) ini tentunya berdampak positif terhadap kinerja sektor koonstruksi. Selama ini kan tergantung pada APBN, dengan adanya SWF mereka ada opsi pendanaan," tambah dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja BUMN Konstruksi Kian Moncer di 2021

Kinerja BUMN di sektor konstruksi sedikit terganggu di tahun ini karena adanya pandemi Covid-19. Setidanya ada beberapa proyek yang tertunda, yang kemudian mempengaruhi keuangan perusahaan.

Menanggapi hal ini, Analis Saham dan Pasar Modal Satrio Utomo mengatakan, bukti dampak dari Covid-19 ini bisa dilihat dari kinerja saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Memang sempat ada masa dimana ada kekhawatiran, tapi karena itu tida terbukti, semua akan balik lagi. Pasar optimis pemerintah akan backup BUMN ini," kata dia, Senin (23/11/2020).

Dia menjelaskan, saham BUMN selama ini diisi oleh investor-investor lokal. Dengan begitu, pergerakan sahamnya dianggap juga sedikit unik.

"Saham-saham itu kan sebenarnya pelaku pasarnya investor lokal. Itu mereka suka pergerakannya suka semaunya sendiri, tidak terlalu ikuti kondusi fundamentalnya," tambahnya.

Baginya, meski sempat ada koreksi, namun kinerja saham-saham BUMN sektor konstruksi ini mulai stabil. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam membangkitkan kembali ekonomi Indonesia.

Bahkan, pemerintah menyatakan siap menjalankan kembali proyek-proyek infrastruktur lagi tahun depan. Tentunya ini menjadi angin segar bagi perusahaan infrastruktur, khususnya BUMN.

"Saya melihatnya fenomena Covid-19 memang masih menjadi ancaman, tapi kondisi tahun depan akan jauh lebih bagus dari tahun ini. Insya Allah sudah ada vaksin, sudah new normal, proyek sudah jalan lagi, jadi kalau saya fikir sektor konsrtuksi masih bagus ke depan," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.