Sukses

Awal Pekan, Rupiah Tersungkur Dibayangi Imbal Hasil Obligasi AS

Nilai tukar rupiah dibuka di angka 14.434 per dolar AS melemah dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini. Pelemahan rupiah masih dibayangi imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, Senin (22/3/2021), rupiah dibuka di angka 14.434 per dolar AS melemah dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di 14.407 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah di level 14.433 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.420 per dolar AS hingga 14.447 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,73 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.456 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.476 per dolar AS.

"Yield obligasi AS masih akan jadi perhatian pasar karena tidak ada antisipasi dari The Fed dan kekhawatiran inflasi di AS," kata Pengamat Pasar Uang Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova dikutip dari Antara, Senin (22/3/2021).

DolarAmerika menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan pekan lalu, mencapai tertinggi lebih dari satu minggu, setelah bank sentral AS menyatakan tidak akan memperpanjang keringanan sementara persyaratan modal bank, yang mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS naik dari level terendah hari itu.

Bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), mengumumkan tidak memperpanjang aturan sementara yang mengarahkan bank-bank besar menahan lebih banyak modal untuk aset mereka, seperti obligasi pemerintah yang berakhirnya pada 31 Maret.

The Fed telah memberlakukan aturan untuk mendorong pinjaman bank ketika rumah tangga dan bisnis Amerika dirugikan oleh penguncian.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dolar AS

Indeks dolar terakhir naik 0,1 persen menjadi 91,906. Indeks dolar turun tajam setelah pengumuman The Fed tentang sikap kebijakan longgarnya pada Rabu (17/3).

Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik pada Jumat (19/3)setelah keputusan The Fed tentang aturan leverage (modal), tetapi tergelincir di sore hari menjadi 1,726 persen. Imbal hasil mencapai tertinggi dalam lebih dari satu tahun di 1,754 persen pada sesi sebelumnya.

The Fed berjanji minggu ini untuk melanjutkan stimulus moneter yang agresif, mengatakan lonjakan inflasi jangka pendek akan terbukti sementara di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi AS terkuat dalam hampir 40 tahun.

"Sementara itu dari dalam negeri masih minim sentimen positif bagi rupiah," ujar Rully.

Pada Jumat (18/3) lalu, rupiah ditutup menguat 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.408 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.410.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.