Sukses

Kemarahan Xin Jinping di Tengah Hilangnya Miliarder Jack Ma

Pada 2 November 2020 malam, beberapa hari setelah Jack Ma dipanggil oleh otoritas China untuk diinterogasi, sebuah kolom rahasia diunggah di akun WeChat resmi milik Xinhua.

Liputan6.com, Jakarta - Menghilangnya miliarder Jack Ma selama dua bulan terakhir dilaporkan imbas dari kritiknya terhadap regulator China pada Oktober lalu. Pendiri Alibaba Group itu mengatakan, peraturan keuangan lama negara tersebut telah menghambat inovasi teknologi.

Pada 2 November 2020 malam, beberapa hari setelah Jack Ma dipanggil oleh otoritas China untuk diinterogasi, sebuah kolom rahasia diunggah di akun WeChat resmi milik Xinhua. Ini adalah agensi berita milik pemerintah China.

Artikel itu berjudul "Don't speak thoughtlessly, don't do as you please, people can't act on their free will", atau "Jangan bicara sembarangan, jangan lakukan sesukamu, orang tidak bisa bertindak atas kehendak bebas mereka".

Memang tidak ada tertulis nama Jack Ma di dalamnya, tapi artikel itu disertai dengan lukisan biru Higashiyama yang menunjukkan awan putih di langit berbentuk seperti kuda. Lukisan 1972 itu berjudul "Fleecy Clouds."

Dalam bahasa Mandarin, "Ma" berarti kuda, "Yun" adalah awan. Artikel itu pun diyakini ditujukan kepada Jack Ma. Ia lahir dengan nama Ma Yun.

Beberapa kalimat ditulis tebal untuk penekanan. Kalimat terakhir berbunyi, "There is a price behind everything. If you don't have capital, don't do whatever you want."

Spekulasi pun dengan cepat menyebar bahwa kolom itu, yang mengisyaratkan bahwa kuda bisa terlempar seperti awan, pasti telah diterbitkan dengan restu pimpinan puncak China yaitu Xin Jinping.

Sebagai anggota Parti Komunis China, Jack Ma diwajibkan untuk menunjukkan kesetiaan mutlak pada sistem. Namun, orang terkaya di Tiongkok itu membuat pernyataan yang dianggap menentang Komite Sentral partai, yang dipimpin Xi Jinping.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kritikan Jack Ma

Jack Ma di konfrensi Bund Summit di Shanghai pada 24 Oktober 2020, secara terang-terangan mengkritik regulator Tiongkok. Ia mengatakan, peraturan keuangan lama negara itu menghambat inovasi teknologi.

"China tidak memiliki masalah risiko keuangan sistemik. Keuangan China pada dasarnya tidak ada risiko, sebaliknya, risiko berasal dari tidak adanya sistem," kata Jack Ma.

"Inovasi yang baik tidak takut regulasi, tapi takut regulasi ketinggalan zaman. Kita seharusnya tidak menggunakan cara mengelola stasiun kereta untuk mengatur bandara," jelas pria berusia 56 tahun tersebut.

Ia juga mengkritik perbankan China dengan mengatakan mereka telah beroperasi dengan mentalitas pegadaian.

Pernyataan Ma dinilai sangat berani mengingat ia berbicara di depan Wakil Presiden China, Wang Qishan, yang selama bertahun-tahun menjadi pusat administrasi keuangan China.

Kritik Ma juga ditujukan kepada Wakil Perdana Menteri, Liu He, yang mengawasi kebijakan makroekonomi. Semua pernyataan Ma disebut tentu dilaporkan ke pimpinannya.

 

3 dari 3 halaman

Imbas pada Bisnis

Sehari setelah Xinhua menggunakan lukisan Higashiyama untuk menjelaskan maksudnya, rencana IPO unit binis fintech Alibaba, Ant Group, di Shanghai dan Hong Kong ditangguhkan.

Ant Group merupakan perusahaan fintech besar. Lebih dari satu miliar orang menggunakan Alipay, yang merupakan layanan pembayaran smartphone utama di China. Alipay menawarkan berbagai layanan lain termasuk pinjaman, penarikan tunai dan penilaian kredit.

Jack Ma sendiri disebut berusaha menjauh dari dunia politik. Tidak seperti pendiri Tencent, Baidu, dan raksasa teknologi China lain, ia bukan anggota "two sessions" yaitu pertemuan tahunan badan legislatif nasional dan badan penasihat politik tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.