Sukses

Tersambung Tol, Segini Hitungan Waktu Tempuh Angkutan Barang ke Pelabuhan Patimban

Pelabuhan Patimban diharapkan bisa menekan ongkos logistik yang selama ini kerap terbuang akibat kemacetan panjang.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyoroti aksesibilitas kawasan industri di utara Jawa Barat yang saat ini masih bergantung pada Pelabuhan Tanjung Priok.

Menurutnya, ketergantungan tersebut membuat ongkos logistik menjadi lebih besar, sebab volume lalu lintas tinggi kerap membuat waktu tempuh menuju Tanjung Priok bisa mencapai 4-5 jam. Menindaki hal tersebut, pemerintah kini tengah mengembangkan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Diharapkan pelabuhan baru tersebut bisa menekan ongkos logistik yang selama ini kerap terbuang akibat kemacetan panjang.

"Adapun ketika Pelabuhan Patimban dengan konektivitas melalui jalan tol, diharapkan bisa memangkas jarak tempuh hingga 1 jam saja, sehingga cost of transportasinya juga akan lebih murah," ujar Luhut dalam sesi webinar Pelabuhan Patimban dan Kinerja Logistik Nasional Liputan6.com dan Kemenhub, Jumat (27/11/2020).

Senada, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, Pelabuhan Tanjung Priok secara jarak memang lebih dekat dari kawasan industri seperti di Bekasi dan Karawang.

Namun jika melihat secara waktu, memang akan lebih cepat yang ke arah Pelabuhan Patimban.

"Walaupun dari sisi jaraknya ke Tanjung Priok lebih cepat, namun dengan melihat kepadatan yang saat ini sudah terjadi dari mulai Karawang-Bekasi ke arah Tanjung Priok," kata Budi.

"Tentunya nanti dari kawasan industri atau bangkitan-bangkitan dari sekitar produk logistik yang ada di sekitar Bekasi, Karawang, itu nanti akan lebih banyak ke Patimban. Walaupun dari sisi jarak 100 km, tapi dari sisi waktu akan lebih pendek," tambahnya.

Dalam hal ini, Budi mengamati kemacetan parah yang kerap terjadi di Tol Jakarta-Cikampek ke arah Jakarta dari kawasan Bekasi dan Karawang. Menurutnya, truk-truk angkutan barang secara jumlah kalah besar dengan kendaraan pribadi yang memadati ruas tol tersebut.

"Dengan demikian maka opsi terbaik, kami akan sampaikan dengan menggunakan Pelabuhan Patimban. Memang dari sisi jarak 100 km, namun dari sisi waktu, kalau lalinnya normal, itu bisa dicapai dengan sekitar 2 jam. Kalau cukup padat bisa sekitar 3 jam," jelasnya.

"Seandainya jalan tol terbangun dengan jarak perkiraan sekitar 77 km, itu akan lebih efektif lagi dari sisi waktu, itu bisa 1,5 jam dari kawasan industri di Bekasi dan Karawang ke Pelabuhan Patimban," dia menandaskan.

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kawasan Pelabuhan Patimban Bakal Jadi Titik Ekonomi Baru

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, kawasan Pelabuhan Patimban akan menjadi salah satu titik kekuatan ekonomi dengan multiplier effect yang besar.

Hal itu dikarenakan akan banyak industri yang tumbuh di kawasan tersebut. Selain menciptakan lapangan kerja, Pelabuhan Patimban juga bakal mendorong ekonomi daerah.

"Jadi nanti terjadi suatu klaster kota baru yang besar, yang menghidupkan masyarakat dengan kurang lebih, kalau Pak Gubernur (Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil) bilang, 1 juta orang di sana, mereka akan mendapatkan pendapatan dari efek (pembangunan) Patimban," ujar Menhub Budi Karya dalam Webinar Kemenhub 3: Pelabuhan Patimban dan Kinerja Logistik Nasional, Jumat (27/11/2020).

Menhub menjelaskan, masyarakat di kawasan Pelabuhan Patimban sebagian besar akan bekerja sebagai petugas pelabuhan. Kendati, dengan munculnya industri lain, maka lapangan kerja yang tersedia akan semakin beragam.

"Ini jadi suatu titik kekuatan yang luar biasa. Bentuk lokomotifnya sudah ada jalan tol, kereta api," ujar Menhub Budi.

Kawasan Pelabuhan Patimban, secara garis besar, akan dibagi menjadi kawasan pelabuhan dan kawasan perkotaan. Di kawasan pelabuhan akan dibangun pelabuhan itu sendiri, industri yang berkaitan hingga gudangnya. Sementara di kawasan perkotaan, akan dibangun area residensial, komersial hingga mixed use.

"Di sana kita rencanakan juga ada kantor, hotel, jadi ini bisa disinergikan. Lalu di kawasan komersial ada mall, pasar, warung dan sebagainya," tutur Menhub.

Tentunya, pengembangan kawasan tersebut harus memikirkan seluruh aspek, mulai dari segi pekerja, pekerjaan, trafik, hingga layanan hiburan.

"Industri ini harus saling bertautan. Kita harus memikirkan bagaimana industri bisa bertanggung jawab terhadap pengembangan kawasan yang ada dan akan datang," tegas Menhub.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.