Sukses

Penumpang Kereta Turun 10,53 Persen di September 2020, PSBB Jakarta Jadi Pemicunya

Penurunan jumlah penumpang kereta terjadi di semua wilayah Jabodetabek dan Jawa non-Jabodetabek, masing-masing turun 12,13 persen dan 2,88 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah penumpang kereta di Jawa dan Sumatera sepanjang September 2020 tercatat 11,4 juta orang. Jumlah ini turun 10,53 persen dibandingkan posisi Agustus 2020 yang tercatat 12,8 juta orang.

"Kereta api pada September 11,43 juta orang. Turun 10,53 persen dibandingkan Agustus lalu," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, di Kantornya, Jakarta, Senin (2/11/2020).

Suhariyanto mengatakan, dari jumlah tersebut sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek, yang merupakan penumpang pelaju (commuter) yaitu sebanyak sebanyak 9,7 juta orang atau 84,68 persen dari total penumpang kereta api.

Adapun penurunan jumlah penumpang kereta terjadi di semua wilayah Jabodetabek dan Jawa non-Jabodetabek, masing-masing turun 12,13 persen dan 2,88 persen. Sebaliknya jumlah penumpang di wilayah Sumatera mengalami peningkatan sebesar 41,05 persen.

Dia mengatakan, penurunan pada KRL terjadi akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta pada 14-27 September yang diperpanjang lagi sampai 11 Oktober 2020.

"Sehingga bisa dipahami, untuk angkutan kereta api yang sebagian besar dominasi KRL pada September ini mengalami penurunan 10,53 persen dibandingkan Agustus," sebut dia.

Sedangkan secara kumulatif jumlah penumpang kereta api selama Januari–September 2020 mencapai 147,0 juta orang atau turun 55,82 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

Adapun penurunan jumlah penumpang kereta terjadi di semua wilayah Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, dan Sumatera masing- masing turun 51,27 persen, 62,83 persen, dan 65,35 persen.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penumpang Kereta Api Diminta Rapid Test Covid-19 Paling Lambat Sehari Sebelum Berangkat

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menghimbau penumpang yang ingin melakukan rapid test di stasiun, agar melakukannya paling lambat H-1 tanggal keberangkatan. Tujuannya untuk menghindari kepadatan antrean layanan Rapid Test dan potensi tertinggal KA.

"Menjelang libur long weekend kali ini terjadi kenaikan dua kali lipat jumlah peserta rapid test di stasiun, di mana biasanya 2.500 peserta per hari kini mencapai 5.000 peserta per hari," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangan resmi, Senin (26/10/2020).

Untuk itu, Joni menyarankan pelanggan untuk melakukan rapid test selambatnya H-1 tanggal keberangkatan. Karena jika dilakukan pada hari keberangkatan, pelanggan akan terburu-buru karena harus mengantri terlebih dahulu. Bahkan, dikhawatirkan pelanggan dapat terlambat dan tertinggal oleh kereta yang sudah dipesan.

"Dengan mempersiapkan kelengkapan berkas dari jauh-jauh hari, maka pelanggan dapat lebih tenang dan nyaman pada saat hari keberangkatan," jelas Joni.

Sebagai informasi, KAI menyediakan layanan rapid test di 30 stasiun. Lokasinya yaitu; Stasiun Gambir, Pasar Senen, Bandung, Kiaracondong, Cirebon, Cirebon Prujakan, Semarang Tawang, Tegal, Purwokerto, Kroya, Kutoarjo, Yogyakarta.

Kemudian Solo Balapan, Madiun, Blitar, Kertosono, Jombang, Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, Malang, Sidoarjo, Mojokerto, Jember, Ketapang, Kertapati, Prabumulih, Muara Enim, Lahat, Tebing Tinggi, dan Lubuk Linggau.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.