Sukses

Laris Manis di Masa Pandemi, Pebisnis Tanaman Hias Ini Kebanjiran Pesanan

Saat pandemi, muncul sektor usaha baru di masa pandemi ini yang banyak digemari, seperti sektor makanan dan hobi.

Liputan6.com, Jakarta - Tak terasa sudah hampir 7 bulan pandemi covid-19 masih belum hilang di dunia termasuk di Indonesia, yang menyebabkan banyak sektor usaha yang terpaksa gulung tikar.

Kendati begitu, muncul sektor usaha baru di masa pandemi ini yang banyak digemari, seperti sektor makanan dan hobi.

Salah satu trennya tanaman hias. Sejak pandemi banyak orang yang lebih lama menghabiskan waktu di rumah saja.  Tak heran, tanaman hias dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Misalnya, Annisa Permatasari (31) perempuan asal Tangerang Selatan yang jeli melihat peluang di tengah pandemi. Ia mengaku pada dasarnya memang gemar merawat tanaman hias, khususnya anggrek dan tanaman lain di rumahnya.

Sebelumnya ia bekerja di salah satu hotel di luar kota, maka tanamannya tidak terurus.  Namun sejak kebijakan Work From Home (WFH) pada awal Maret ditetapkan, ia pun kembali merawat tanamannya tersebut dan tercetuslah ide untuk menjual tanaman-tanaman miliknya dengan modal Rp 500 ribu saja.

“Baru banget sih tanggal 3 Juni 2020. Setelah dipikir-pikir karena lagi banyak waktu luang juga kenapa sih tanaman yang sudah ada ini tidak coba dijual,  jadi aku mulainya itu dari tanamannya yang aku punya, ternyata kurang dari seminggu sudah terjual semua. Dari situ aku coba seriusin bisnis online tanaman ini,” kata Annisa kepada Liputan6.com, Minggu (27/9/2020).

Lebih lanjut, Annisa memaparkan alasan memilih nama 'Oncidium_plants' untuk bisnisnya. Kata Oncidium merupakan nama latin dari tanaman anggrek, yang tak lain adalah tanaman favoritnya.

Untuk segmentasi, ia lebih menargetkan kepada kalangan Newbie tanaman ataupun pecinta tanaman lainya. Tanamannya hanya dijual ke daerah Jabodetabek saja.

“Aku segmentasinya lebih ke newbie atau orang yang bener-bener baru suka tanaman, alasan aku milih newbie mereka kan masih suka konsultasi suka nanya-nanya, kebetulan aku suka ngejawab konsultasi mereka dan untuk newbie sendiri itu lebih royal ketika mereka beli tanaman,” jelasnya.

Sejauh ini ia tidak memiliki tim, lantaran bisnisnya merupakan home industries sehingga masih dilakukan sendiri, seperti membeli tanaman hias dari petani, hingga mengganti media tanam serta merawat tanaman-tanaman yang hendak dijualnya.

“Kebetulan karena ini aku termasuk home industri aku tuh dari bulan Juni sendiri, paling dibantuin sama asisten di rumah tapi per awal bulan ini aku mulai ada partner bertiga,” ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keunikan

Selanjutnya, yang membedakan usaha jual tanaman hias milik Annisa dengan yang lainnya yakni pot yang unik. Ia menjual tanaman hias dengan pot warna putih dan pot karakter, seperti pot karakter gajah, burung hantu, Jerapah dan lainnya. Sekaligus, pelanggan bisa pesan sesuai dengan keinginannya.

Selain itu, setelah ia membeli tanaman hias dari petani, tanaman tersebut tidak langsung dijual, melainkan diganti media tanam dan potnya, serta dirawat selama 2 minggu hingga 1 bulan. Hal itu bertujuan agar tanaman yang dijual berkualitas bagus, tidak ada daun yang rusak.

Selama 4 bulan merintis bisnis, ia mampu menjual 150-200 tanaman perbulan dengan harga tanaman yang dijual bervariasi mulai Rp 125 ribu hingga Rp 700 ribu, sehingga dalam sebulan ia mampu meraup untung sebesar Rp 4-12 juta.

Pada awal berjualan ia hanya mampu mengantongi Rp 4-8 juta saja, namun satu bulan setelahnya omzet meningkat menjadi Rp 9-12 juta per bulan. Untuk saat ini, tanaman-tanaman yang paling banyak diminati yakni Caladium, alocasia, dan Calathea.

Lalu strategi apa yang diterapkan oleh Annisa agar usahanya tetap bisa menghasilkan Cuan? Kata Annisa, dirinya menggunakan media sosial Instagram untuk menjual dan mempromosikan tanamannya. Selain itu, ia juga mengendorse melalui publik figur, agar bisnis tanamannya semakin dikenal publik.

“Aku pakai instagram aja sama paling kita sebulan 3 kali maksimum promote dari Instagram itu sendiri, dan sebulan aku target in 1-2 publik figur aku endorse karena sejauh ini aku lagi cari market dan customer,” ungkapnya.

Hal tersebut berpengaruh sebesar 30-40 persen terhadap bisnisnya sehingga mampu mendatangkan followers di akun jualannya, dan terkadang beberapa pelanggan memesan tanaman yang sama dengan apa yang sudah dipromosikan oleh publik figur yang telah di endorse.

Demikian ia bercita-cita ingin memiliki tim yang solid sehingga usahanya semakin berkembang, serta ingin memiliki toko offline tanaman hias. Dirinya pun berpesan kepada Generasi Cuan lainnya, jangan menyerah di situasi pandemi ini, masih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan.

“Jangan nyerah gitu aja karena kan kita tidak tahu ini berlangsung berapa lama jadi kitanya mesti berusaha dan berjuang, jadi jangan terlena tapi kita harus move on. Kira-kira apa sih yang lagi bagus trennya di saat lagi kayak gini,” pungkasnya.   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.