Sukses

Ekonomi Indonesia Mulai Bergerak, Ini Datanya

Sinyal positif pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat dari perbaikan aktivitas PMI manufaktur.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Indonesia mulai bergairah kembali. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Sarasehan Virtual 100 Ekonom: Tranformasi Ekonomi Indonesia Menuju Negara Maju dan Berdaya Saing, Jakarta, Selasa (15/9/2020).

Airlangga menjelaskan, aktivitas ekonomi nasional menunjukkan tren positif sejak Juni 2020. Salah satunya penjualan kendaraan bermotor yang pada bulan Mei terkontraksi hampir -100 persen, kini pada Agustus 2020 berada di angka -59,1 persen.

"Beberapa aktivitas nasional menunjukkan tren positif. Penjualan motor juga sudah naik," kata Airlangga.

Sinyal positif lainnya terlihat dari perbaikan aktivitas PMI manufaktur. Sebelumnya indeks PMI sempat berada di titik terendah 27,5. Namun sampai Agustus 2020 sudah kembali menjadi 50,8.

Pertumbuhan ritel juga menunjukkan perbaikan. Semula pada Mei terkontraksi -20,6 persen. Pada Agustus 2020 sudah bergerak naik dengan kontraksi -10,1 persen.

Pun dengan indeks keyakinan konsumen juga mengalami perbaikan. Pada Mei 2020 di titik terendah 77,8 persen dan di Agustus 2020 86,9 persen. "Indeks keyakinan konsumen juga sudah naik ke level 86,9 persen," kata dia.

Hanya saja memang, kata Airlangga inflasi masih berada rendah. Inflasi inti masih di kisaran 1,5 persen (mtm). "Memang kalau dilihat dari inflasi ini sangat rendah. Memang inflasi inti masih di 1,5 persen," kata Airlangga.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Erick Thohir: Masih Ada Kesempatan Indonesia jadi 5 Besar Ekonomi Dunia

Sebelumnya, Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Erick Thohir menyatakan, kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dari negara-negara G20 di tengah pandemi Covid-19.

Hal ini berbanding terbalik dengan negara di Asia Tenggara, Eropa dan Amerika yang memasuki masa krisis. Menurutnya, dengan adanya pandemi ini, mungkin saja peluang Indonesia masuk 5 besar ekonomi dunia jadi lebih besar.

 

"Ada data yang menggelitik, di 2024 nanti bukan tidak mungkin, dengan adanya pandemi ini, kita ada kesempatan menyusul (masuk ke 5 besar ekonomi dunia)," ujar Erick dalam acara Dies Natalis 63 Tahun Unpad secara virtual, Jumat (11/9/2020).

Erick mengibaratkan 'kejar-kejaran' pertumbuhan ekonomi antar negara di tengah pandemi seperti lomba siput.

"Semuanya lambat, tapi alhamdulillah, selambat-lambatnya kita masih bisa masuk 5 besar ekonomi dunia di tahun 2024," ujarnya.

Erick bilang, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak ambles seperti negara lain disebabkan oleh kebijakan Presiden Joko Widodk untuk tidak menerapkan lockdown.

Oleh karena itu, pihaknya berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun bisa lebih baik, apalagi proyeksi pertumbuhan ekonomi lembaga internasional seperti Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB) terhadap Indonesia di tahun 2021 mencapai 4,5 persen hingga 5 persen.

"Oleh karena itu kita harap kuartal III dan IV atau akhir tahun paling tidak kita bisa 0 persen atau plus sedikit, kalo minus pun jangan kebanyakan," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.