Sukses

Tok, Ini Rincian Asumsi Makro RAPBN 2021 Hasil Kesepakatan Komisi XI dan Pemerintah

Dalam asumsi makro, Komisi XI dan pemerintah menyepakati pertumbuhan ekonomi di 2021 sebesar 4,5 persen sampai dengan 5,5 persen.

Liputan6.com, Jakarta Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyepakati asumsi dasar ekonomi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021. Kesepakatan itu didapat usai digelar rapat kerja hampir selama 8 jam lebih.

"Komisi XI bersama pemerintah menyemangati asumsi dasar ekonomi makro sasaran pembangunan dan indikator pembangunan RAPBN 2021," kata Ketua Komisi XI DPR RI, Dito Ganinduto saat membacakan hasil kesimpulan rapat di Komisi XI DPR Jakarta, Rabu (2/9/2020).

Dito merincikan untuk asumsi dasar makro ekonomi, Komisi XI dan pemerintah menyepakati pertumbuhan ekonomi di 2021 sebesar 4,5 persen sampai dengan 5,5 persen.

Kemudian inflasi sebesar 3,0 persen, nilai tukar Rupiah Rp 14.600 per USD dan suku bunga SBN 10 tahun 7,29 persen.

Kemudian untuk sasaran pembangunan pada tingkat pengangguran terbuka Komisi XI dan pemerintah menyepakati berada di angka 7,7 sampai 9,1.

Selanjutnya tingkat kemiskinan 9,2 sampai 9,7, indeks gini ratio 0,377 sampai dengan 0,379 dan indeks IPM capai 72,78 sampai 72,95.

Sementara untuk indikator pembangunan, terhadap nilai tukar petani disepakati sebesar 102 dan nilai tukar nelayan 104.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Belum Sepenuhnya Pulih hingga Semester I-2021

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan jika ekonomi nasional kemungkinan belum bisa pulih secara penuh di semester I tahun depan atau 2021.

Sebab, pemulihan ekonomi sangat bergantung pada penemuan vaksin, yang diperkirakan baru bisa digunakan pada semester II-2020.

"Semua prediksi mengenai vaksin baru akan bisa dilakukan secara meluas ditemukan dan dilakukan, pada semester 2. Sehingga semester 1 tahun depan tidak bisa asumsi pemulihan fully power karena covid," kata dia saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Rabu (2/9/2020).

Sebagai catata, dalam asumsi makro ekonomi RAPBN 2021, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 4,5 persen sampai dengan 5,5 persen.

Bendahara Negara ini menambahkan, pemulihan ekonomi di tahun depan sebetulnya sangat bergantung pada pemulihan di semester II di tahun ini. Bahkan tanda-tanda perbaikan ekonomi sudah mulai terjadi pada kuartal III-2020.

"Mobilitas sudah tunjukkan aktivitas masyarakat meningkat dibandingkan Maret April Mei lalu. Dan ini yang diharapkan aktivtias lebih tinggi, terjemahannya konsumsi dan aktivitas ekonomi mulai pulih bertahap," jelas dia.

Sri Mulyani berharap rebound baru muncul di semester II tahun depan. Faktor pendorong pemulihan ekonomi pada semester II tahun 2021 mendatang terjadi karena penemuan dan distribusi vaksin, serta kembalinya kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas secara normal.

"Tahun depan tidak bisa mengasumsikan pemulihan full power karena pasti Covid-19 masih menjadi salah satu yang menahan pemulihan konsumsi, investasi, dan perekonomian global. Sehingga sangat bergantung pemulihan di semester II dan memberi pengaruh terhadap seberapa tinggi pemulihan di 2021," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.