Sukses

Pelonggaran PSBB Ancam Indonesia Masuk Jurang Resesi

Indonesia diprediksi masuk jurang resesi pada triwulan ketiga tahun ini

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh negatif pada kuartal II dan kuartal III. Dengan begitu, Indonesia bakal masuk jurang resesi pada triwulan ketiga tahun ini.

"Proyeksi Indef di kuartal ke 3 tetap akan minus. Artinya perbaikan ekonomi masih berjalan lambat," kata Bhima kepada Liputan6.com, Sabtu (1/8/2020).

Menurut dia, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi yang diperpanjang membuat potensi tersebut semakin besar. Sebab, ia melanjutkan, kegiatan bisnis kini masih banyak tertahan lantaran angka penyebaran yang tetap tinggi.

"Pelonggaran PSBB yang prematur terbukti blunder ke pemulihan ekonomi, karena masyarakat masih takut belanja dan kantor menjadi tempat penyebaran virus. Akibatnya pekerja juga memikirkan keselamatan dirinya jadi tidak produktif bekerja," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Realisasi Stimulus Lambat

Di sisi lain, Bhima juga menyoroti stimulus pemerintah yang pencairannya terkesan lambat dan kurang tepat sasaran. Jika kondisi ini terus dibiarkan, ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap akan negatif di kuartal IV 2020.

"Bayangkan stimulus UMKM baru cair 25 persen. Padahal UMKM sebagai motor pemulihan dalam setiap krisis, baik 1998 dan 2008. Kondisi ini membuat resesi bisa berlanjut hingga kuartal 4," cibirnya.

 

3 dari 3 halaman

Ekonomi di 2021

Bhima pun buka kemungkinan ekonomi negara tetap sulit tumbuh pada 2021 mendatang. Menurutnya, realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan perbaikan kesehatan wajib digulirkan beriringan agar Indonesia tidak terlalu larut ancaman resesi.

"Ada kemungkinan jika melihat realisasi PEN rendah. Ini tergantung dari keseriusan pemerintah dalam menurunkan kurva positif Covid-19," pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.